19.

677 29 3
                                    


Pesta selalu menjadi hal terfavorit Chenle dari dulu. Dimana selalu ada keramaian dari orang-orang yang bersenang-senang sembari tebar pesona dengan barang-barang mewah yang mereka pakai. Mungkin terkesan kampungan, tapi sampai itulah batas kepedulian mereka. Hanya dengan menunjukkan lalu diakui orang lain, itulah yang sejatinya mereka raih dalam kebahagiaan semu.

Selain dari menjadi pengamat dari aktifitas kehidupan sosial mereka, rupanya ada hal lain yang menjadi favorit Chenle dalam pesta.

Minuman.

Karena wine milik orang kaya selalu berbeda, apalagi milik dari keluarga Lee. Tidak akan ditemukan dalam club mahal mana pun, karena mereka mengelola produksi sendiri wine tersebut dengan cita rasa yang khas.

Berangkat bertiga, Chenle yang sadar akan posisinya tidak ingin membaur bersama keluarga mereka. Walau Jaemin bilang akan memperkenalkan diri sebagai saudara jauhnya. Chenle lebih suka sendiri dan berjalan bebas. Diam-diam menyelinap ke tengah mencicipi wine yang tersaji, sebelum sebuah tangan besar menghalanginya.

"Ku harap kau tidak melewati batasmu Zhong Chenle."

Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno. Keberadaannya ibarat malaikat pencacat amal buruk, yang selalu berada di sisinya kapan saja.

"Sedikit saja yah, ku mohonn...?"

Jeno menggeleng. Sekali tidak tetap tidak. Ia justru menyodorkan segelas air putih dingin kepada Chenle. "Ini lebih sehat."

"Ayolah, orang mana yang meminum air putih di pesta?" Geram Chenle. Selama hamil dia sudah menahan diri untuk tidak merokok. Apa minum wine setetes juga dilarang?

"Jangan keras kepala Chenle, atau aku akan melaporkanmu pada Jaem...-

"Jeno kemana saja, Ayah menyuruh kita untuk berkumpul di depan."

Suara riang milik Jaemin menghampiri mereka. Dari intonasinya, Jaemin memang kelihatan yang paling bahagia, pun outfit mewahnya membuatnya tampak menjadi satu-satunya yang paling berkilau di pesta ini. Chenle tidak ragu mengatakan bahwa Jaemin cantik. Tapi bukan berarti dirinya tidak cantik. Kedua-duanya cantik. Dan siapa yang paling beruntung memiliki kedua-duanya kalau bukan Lee Jeno.

"Chenle kau tidak makan aneh-aneh kan?" Selidiknya.

Chenle memutar kepala sebal. Alih-alih mengkhawatirkan dirinya, Jaemin lebih mengkhawatirkan bayi yang dikandungnya.

"Yeah, aku akan makan hati setelah ini?" Gerutunya hampir tak terdengar.

"Baiklah kutinggal di sana dulu yah, jangan makan atau minum aneh-aneh karena aku akan terus mengawasimu dari jauh."

Benar saja, yang dimaksud Chenle dengan makan hati adalah pemandangan dimana Jaemin sedang menggandeng Jeno berada di tengah-tengah pesta untuk menyapa orang. Senyum cerah mereka persembahkan, bak tuan rumah yang sangat bahagia. Walau sesekali mata keduanya tak lepas memandangi Chenle yang masih tidak berpindah dari tumpukan gelas wine.

Chenle memutuskan bermain aman. Bahwa kesehatan janinnya memang perlu dipertahankan, sehingga dengan berat hati mengurungkan niatnya meminum wine dan beralih ke cake ringan. Dengan begitu dilihatnya Jeno memberi isyarat dengan mengangkat jempol terhadapnya.

Tibalah di inti acara, saat sosok berwibawa lainnya datang, menggandeng sosok cantik yang kemarin datang ke rumah. Itu adalah orang tua dari Jeno sendiri, Jaehyun dan Taeyong. Wajah mereka yang familiar selalu muncul di sampul majalah bisnis atau artikel keluarga konglomerat. Pantas saja aura mereka sangat disegani banyak orang.

"Aku perkenalkan anak dan menantuku malam ini yang sedang berbahagia atas penantian anak pertama mereka." Ucap Jaehyun disambut tepukan tangan dari seluruh yang hadir di pesta ini. Dia memeluk putranya erat, hampir mengangkatnya seolah dia benar-benar bahagia atas berita ini.

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang