13.

941 36 8
                                    

Di awal bulan, untuk pertama kalinya Jaemin mengajak Chenle ke pusat perbelanjaan sekaligus untuk membeli kebutuhan pokok. Menelusuri berbagai toko pakaian, perawatan wajah, sampai assesoris. Mereka melakukannya dengan penuh suka cita.

Jaemin dan Chenle ibarat dua saudara yang sedang bersenang-senang. Jaemin tak segan-segan menunjukkan perhatiannya, dari cara bagaimana dia memilih pakaian untuk Chenle, memberi scraft dengan warna sama atau merekomendasikan serum terbaik untuk wajah. Awalnya Jeno berinisiatif ikut bersama mereka, sayangnya hal itu langsung ditolak Jeno karena dia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Chenle.

"Kau capek? Ingin makan sesuatu?" Tanya Jaemin penuh perhatian.

Chenle mengangguk. Lekas menunjuk salah satu restoran di lantai dasar, "ayo kita makan disana kak!"

"Baiklah, ayo kita puaskan perut kita hari ini."

Menuju ke restoran yang sangat ramai pengunjung. Entah karena masakannya enak atau memang karena restoran itu sudah punya nama diantara sosialita-sosialita kelas atas. Menerima buku menu, mereka lantas memilih dimana mereka duduk. Namun seseorang tiba-tiba menegurnya.

"Hei Jaemin, apa kabar...?"

Melihat dari gelagat Jaemin yang menunjukkan reaksi terkejut sekaligus tidak nyaman. Namun masih berusaha menyunggingkan senyum. "Ah.. Baik Haechan."

"Sudah lama aku tidak melihatmu, kemarilah, kita bicara dengan teman-teman sebentar." Tanpa permisi sosok itu langsung menggeret Jaemin dan membawanya kepada teman-temannya berkumpul. Ada Xianjoun juga Yangyang. Selanjutnya Chenle lah yang terpaksa mengikuti Jaemin bersama mereka.

"Hari ini kita sedang membahas baby bump. Jadi bagaimana sepakat diadakan di rumah siapa?"

Seperti penyerangan yang dilakukan secara terang-terangan. Mereka bahkan tidak memberikan sambutan atas kedatangan Jaemin yang justru membebaninya dengan pembahasan yang satu itu.

"Bagaimana dengan di rumah Haechan saja, halamannya cukup luas untuk menampung banyak orang." Usul Yangyang.

"Yeah... Seperti pesta kemarin adalah yang paling menyenangkan untukku." Sahut lainnya.

Haechan tersenyum bangga. "Yeahh hanya saja perlu tambahan budget, karena bukan hanya aku saja yang mengadakan pesta melainkan kita semua." Katanya dengan wajah yang dinaikkan arogan. Sedikit matanya telah melirik pada Xiaojun seolah-olah merencanakan sesuatu.

"Kau tahu Jaemin, kita sedang berencana mengadakan baby bump bersamaan. Pasti menyenangkan yah?" Ungkapnya.

"Yeah aku harap anak-anak kita juga akan bersahabat seperti orang tuanya kelak."

"Ah andai kau juga merasakannya Jaem?"

"Saat hamil kau juga merasakan semakin dimanja suami lho...?"

"Jadi kau hanya dimanja ketika hamil?"

Sebuah suara datang dari sosok yang sedari tadi tak dianggap. Merasa panas dengan pembicaraan mereka yang jelas-jelas menyerang satu pihak. Mengapa Jaemin hanya diam saja diperlakukan seperti itu.

"Memangnya suami macam apa yang hanya memanjakan istrinya disaat hamil saja? Jika itu aku, pasti akan kutuntut memanjakanku setiap hari." Singkat padat dan menantang. Chenle yang sudah biasa menghadapi orang-orang seperti mereka tentulah itu menjadi tidak seberapa.

"Kau siapa bocah?" Tatapan Haechan menajam. Memandang penampilan Chenle dari ujung kepala hingga kaki. Beruntung Jaemin telah membelikannya outfit yang membuatnya cukup membuatnya berkelas dikalangan sosialita seperti mereka.

"Aku? Aku hanya orang yang tidak penting."

"Ah dia saudara jauhku yang kebetulan sedang tinggal bersamaku." Sahut Jaemin, merasa tidak nyaman menyangkut pautkan Chenle di pembicaraan toxic mereka.

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang