20.

721 32 6
                                    

Berada di rumah utama keluarga Lee tidaklah membuat Chenle merasa minder atau insecure. Bagaimana dia bisa merasa tidak pantas sedangkan dia sendiri berasal dari keluarga yang sama?

Rumah Chenle yang dulu justru layaknya kastil dengan banyak ruangan besar dan mewah. Kamarnya bahkan setara dengan rumah sederhana Jeno dan Jaemin yang di tempatinya. Sedangkan rumah untuk keluarga Lee sendiri lebih mengedepankan unsur tradisional dengan arsitektur kayu yang kuat. Bisa dilihat pada atap atau setiap pondasi yang dihias ukiran kayu. Aneka flora juga diletakkan pada setiap tempat di sejumlah ruangan sehingga bisa dirasakan amunisi oksigen yang memberi kesejukan yang asri dan alami.

Pagi ini mereka sedang sarapan bersama, dimana Chenle yang ikut serta berkumpul dengan keluarga inti mereka. Menu yang disajikan cukup beragam. Tidak menjatuhkan predikat dari orang kaya dengan aneka makanan mewah.

"Chenle ayo makan yang banyak." Ucapan Jaemin yang seketika merusak mood Chenle. Tidak tahukah dia bahwa semalaman dia menahan muntah agar tidak menaruh curiga para penghuni rumah. Sementara dia bersama Jeno sedang berada di kamar yang sama entah merayakan apa.

"Harusnya kau yang makan banyak kakak, kau kan sedang hamil." Balas Chenle tak mau kalah.

"Chenle benar Jaemin, ayo tambah sayur dan lauknya. Bayi dalam perutmu butuh asupan bergizi." Timpal Taeyong langsung mengambilkan begitu saja dan diletakkan di piring Jaemin sehingga membuat menantu kesayangannya itu cemberut.

Jeno yang menjadi saksi dari perdebatan itu hanya bisa menahan senyum. Sudah hafal watak Chenle yang pendendam dan tidak mau dikalahkan. Salah sendiri istrinya yang memulai memulai gara-gara.

"Wow, tidak biasanya meja makan kita kedatangan orang asing?" Suara setengah menyindir keluar dari mulut Haechan yang datang bersama Mark.

Haechan yang sudah tahu bahwa Ayah mertuanya itu sedikit tidak suka dengan keberadaan orang asing di meja makan mereka. Pantas saja sedari tadi Jaehyun tampak diam dan fokus menelan makanannya saja.

"Dia saudaraku Haechan. Ibu yang memaksanya untuk menginap disini." Balas Jaemin membela.

Mark seketika mengeryitkan mata. Kemarin Jeno bilang teman, sekarang saudara manakah yang benar akan keduanya?

"Ya lain kali aku juga akan membawa saudaraku atau tetangga-tetanggaku untuk—

"Sayang, sudahlah." Peringat Mark agar menghentikan ucapannya sebelum Haechan semakin mempermalukannya sebagai suami. Sejujurnya dia pun sempat mendapat kritik dimana-mana atas kelakuan Haechan yang tidak bisa menjaga mulutnya.

Mereka berdua akhirnya duduk di tempat yang telah disediakan. Walau terlambat, tapi sarapan menjadi hal wajib yang harus dilakukan di keluarga ini.

"Siapa namamu tadi?" Sekarang giliran Jaehyun yang membuka suara bertanya pada Chenle.

Ketahuilah suara berat itu membuat siapapun yang belum mengenalnya kontan merasa terintimidasi. Jaehyun jelas lebih menyeramkan dari pada Jeno, dari segi tatapan, suara, atau posturnya.

"Mungkin ada yang kalian belum tahu tentang Chenle." Tiba-tiba Jeno angkat bicara. Itu karena dia tahu raut ketakutan yang tergambar dari wajah Chenle. Ini persis seperti Jaemin saat awal-awal dikenalkan pada keluarganyadulu.

"Dia adalah Zhong Chenle yang tak lain adalah anak dari salah satu relasi ayah dari Tiongkok."

"Zhong?"

"Zhong... Astaga? Kau anak dari Guanlin?" Jaehyun langsung berseru. Seperti yang lain juga menatapnya tidak percaya.

Mark ikut terkejut mengenal siapa itu Guanlin, yang kedatangan di perusahaan membuatnya selalu berlatih untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik. Lalu Chenle, sosok yang ditemuinya di bar, atau yang hampir dia perkosa adalah anak Guanlin?

HIDDEN CASTLLE (Nomin feat Chenle) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang