03. Menguntit

8 3 10
                                    

  Tetesan darah membasahi lantai. Suara tangisan terdengar dari mulut seorang gadis yang sengaja menyayat tangannya sendiri dengan pisau kecil. Air mata terus membasahi pipi bersamaan tetesan darah yang keluar dari pergelangan tangan masuk ke dalam kantong plastik kecil.

  Pikiran gadis itu depresi dengan kehidupan yang selalu membuat ia terkurung. Ia tidak bisa menceritakan apa yang ia rasakan disebabkan orang-orang di sekitarnya, tidak mengerti apa yang gadis itu rasakan. Mental health-nya sudah sakit sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang berjubah hitam menghampirinya.

  Karena orang itu, hidupnya sedikit tenang dan sebagai balas tindakan orang tersebut. Gadis itu harus membayar dengan darahnya. Awalnya gadis itu ragu dan menyelidiki orang misterius tersebut bahwa ucapannya itu nyata atau hanya kebohongan belaka. Namun, orang misterius tersebut tahu apa yang di pikirkan oleh gadis tersebut.

"Kalau begitu, aku buktikan kalau aku itu serius. Tidak berbohong. Aku akan menolong mu dari orang-orang yang selalu menyakiti perasaan mu." kata orang tersebut.

   Beberapa hari kemudian, yang dikatakan orang tersebut benar. Orang-orang yang selalu menyakiti perasaan sang gadis tiba-tiba datang dan meminta maaf. Gadis itu sangat bingung sambil bertanya-tanya pada otaknya sendiri. Kemudian, ia melihat sosok orang misterius yang pernah ditemuinya menyunggingkan senyuman. Akhirnya, gadis tersebut menerima kesepakatan bersama orang misterius.

Tidak masalah, ia harus menyakiti diri sendiri untuk membayar orang itu dengan darah. Setelah selesai menyayat tubuhnya. Gadis bernama Runi mengikat plastik berisikan darah, kemudian ia langsung pergi keluar pada malam hari tepat pukul tengah malam. Dimana semua orang tengah terlelap tidur. Di bawah meja terdapat tikus kecil berwarna putih melihat semua aksi Runi sepanjang malam.

  Tikus itu bergerak cepat melewati lubang lubang kecil mencoba mengikuti Runi. Gadis itu berjalan masuk ke dalam hutan untuk meletakkan kantong plastik berisikan darah ke batu bertuliskan 'Here'. Dibalik pohon tidak jauh dari Runi. Asya melihat gerak gerik perilaku tetangga yang belakangan ini melakukan hal aneh.

"Dia melakukannya lagi?" tanyanya pada dirinya sendiri.

  Mengamati gerak-gerik Runi sesekali melihat sekeliling dan Asya segera bersembunyi dibalik batang pohon besar. Sesekali mencoba mengintip Runi, gadis itu sudah berjalan menjauh dan Asya harus mengikutinya dari belakang.

   Bulan purnama terlihat sangat sempurna di langit malam. Mata kuning dari burung hantu terlihat bercahaya dan tidak sedikit terdengar suara serangga malam di hutan yang luas ini. Ranting-ranting kecil terdengar jelas dari indera pendengaran, di setiap langkah manusia menginjak rating kecil itu di tanah seperti ada nada renyahan snack.

   Batu besar sudah terlihat dengan segera Runi meletakkan kantong tersebut di depan batu itu. Ia mengelus batu dan berkata,"ada orang yang selalu mengata-ngatai ku tanpa alasan serta menuduhku berselingkuh dengan pacarnya. Padahal aku tidak melakukan itu semua. Dia memfitnah ku, aku sudah tidak bisa menahannya lagi."

"Apa kau mau menolongku? Sebagai janji kita, aku sudah meletakkan darahku untuk mu. Jadi...tolong aku!" kata Runi membuat Asya melotot dari balik pohon.

  Menurutnya ini sangatlah keliru. Ini perilaku yang sangat tercela dan harus dibinasakan. Orang misterius itu melakukan banyak hal untuk menuangkan jasanya dan mencari orang-orang yang mudah terhasut dengan omongan manisnya. Asya tidak tahu, akhir bagaimana nasib si Runi kedepannya nanti. Jika dukun bekerja sama dengan hantu dan berakhir menjadi makanan sang hantu. Kalau ini, tidak jauh dari kata "Bunuh Diri".

  Asya sengaja berpikir sesuai logikanya yang ia yakin kalau logikanya ini, masuk akal. Walau tidak seratus persen benar. Runi melakukan ini semua, sama saja, ia bunuh diri kan. Coba dipikir-pikir lagi, jika ia terus menerus menyayat tangannya sendiri maka kedepannya. Tidak bisa dibayangkan oleh Asya.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang