23. Aksara Putra

7 2 0
                                    

Pemuda itu menarik pergelangan tanganku dan bilang meminjam sebentar. Tangan ini tidak bisa ku lepaskan dari genggaman tangannya sebab genggaman tangannya kuat banget, menatap wajah sampingnya lamat-lamat. Ia membawaku di tempat agak sepi dan segera tanganku melepaskan diri dari tangannya membuat ia menoleh ke arahku dengan tatapan tajam.

"Kenapa kau datang ke sekolahku? Apa kau tidak lelah dan belum cukup dari penjelasan ku untuk pergi dariku!" ucapku cepat menatap tajam mata Aksara.

Aksara tersenyum simpul ke arahku. "Sesuai ucapanku, aku akan berusaha untuk mendapatkan mu lewat cara apapun. Dan mulai besok! Aku bersekolah disini." ucapnya membuat mata ini membulat sempurna.

  Aku terkejut mendengar kalau Aksara pindah sekolah disini agar ia bisa memantau ku dari jauh. Seulas senyum miring terlukis di bibirku, aku malah berpikir ini adalah guyonan saja. Dan berpikir bahwa ia membual bahwa ia pindah sekolah disini. Sekolah yang sempat dicap jelek karena dipenuhi oleh anak kutukan dan sempat di tutup oleh pemerintah karena alasan murid tidak ada.

"Kau bersekolah disini?! Untuk apa kau bersekolah disini padahal sekolahmu itu sekolah terfavorit. Mengapa kau datang kesini, aneh." kataku terkekeh kecil dan bilang dalam hati kalau Aksara itu bodoh.

"Aku pindah sekolah karena alasan tertentu yaitu agar aku bisa melihat mu, Atma." ucapnya padaku.

  Aku tertawa mendengarnya membuat mimik wajah Aksara berubah jauh lebih datar. "Apanya yang lucu?" tanyanya.

"Lebih baik kau tidur berabad-abad aja dan menjadi vampir legend suatu hari nanti. Sudah kubilang, aku sudah punya orang yang aku suka jadi mau kau paksa, itu tidak akan mempan. Mengerti!" ucapku sekali lagi menegaskan ke Aksara bahwa aku tidak mencintainya.

  Apapun yang Aksara lakukan untuk membuatku jatuh hati padanya, aku tidak akan pernah jatuh cinta pada Aksara. Pemuda itu tersenyum mengejek ku lalu menghela nafas, berbalik badan, memunggungi. Menoleh kebelakang sedikit.

"Kau akan mencintaiku, cepat atau lambat. Ketika dirimu yang lain bangkit." katanya.

"Kau tidak perlu menyembunyikan sesuatu dariku. Karena aku tahu semuanya. Selain kekuatan mu itu over power dan nyaris paling kuat. Kau juga punya kekuatan tersembunyi lainnya yaitu dirimu yang lain. Pasti kau juga menyadarinya kan, Atma." kata Aksara berbalik badan, kembali. Berdiri menghadap diriku dengan senyuman mengejek.

Aku memandangnya kesal. Bagaimana ia tahu semuanya? Apa ia selama ini melihat dari kejauhan ketika aku dan teman-teman melawan Black Hawk. Mataku menyipit memerhatikan wajahnya yang merasa senang kalau aku terpojok oleh kata-katanya. Memang kalau masalah berdebat, aku sama sekali tidak jago.

"Ya, aku menyadarinya. Memangnya kenapa? Kau ingin membangkitkan diriku yang lain, hmm. Jangan banyak harapan. Lebih baik, kau sama dengan gadis yang mencintaimu. Karena berharap itu akan membuat hati kecilmu sakit." ucapku seketika sok bijak dalam hal percintaan.

"Aku akan membuat harapan itu menjadi nyata dengan caraku sendiri. Lihat saja nanti."

"Cih! Coba saja kalau bisa melakukannya. Vampir gila!" ucapku menantangnya. Lalu aku memilih meninggalkan Aksara disini sendirian.

  Berjalan cepat menuju ke kantin sambil memikirkan apa yang dikatakan Aksara tadi. Ia masih saja dengan pendiriannya yaitu memaksaku jatuh cinta padanya. Benar-benar pemuda gila yang pernah ku temui dan caranya juga mengerikan. Ingin sekali aku kasih pembelajaran yang pantas buatnya tapi apa? Kekuatannya cukup kuat sedangkan kekuatanku, tidak sebegitu kuat untuk melawan kelas vampir seperti Aksara.

  Dan ia juga berniat pindah kesini mulai besok. Aku tidak bisa berpikir jernih jika ia benar pindah kesini. Pikiranku kini dipenuhi beraneka ragam pertanyaan mengenai Aksara dan mencari cara untuk menghindari vampir gila itu. Namun, pikiranku sekarang buntu—tidak ada satupun cara yang muncul di dalam benakku. Benar-benar payah.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang