27. Tidak Terima Kekalahan

6 3 0
                                    

  Suara sorakan terdengar begitu jelas di lapangan. Kedua gadis yaitu Asya dan Sky berteriak kencang menyemangati murid 2-E sebab ini adalah pertarungan antara tim hebat, Senior dan junior Sekolah Aneh. Tidak ada habis-habisnya mereka para pemuda tebar pesona sehingga teriakan suporter para gadis yang di sana, semakin keras.

   Cuaca hari ini sangat cerah dan panas. Kedua kaki Daniel berhenti di tepi lapangan, rambutnya sudah basah, keringat bercucuran di pelipisnya membuat kesan ketampanan pemuda itu bertambah. Tidak hanya Daniel saja melainkan beberapa anak lainnya juga yang sama. Fian Xian Lu, rambutnya yang sudah seperti keramas dibuat tebar pesona.

  Ia mendongak ke atas memperlihatkan rahang jenjangnya. Asya yang melihat itu shock dan segera menutup mata. Asya tidak kuat untuk melihat ketampanan Fian Xian Lu.

"Aaaaa! Fian! Ganteng banget!"

"Aaaaa! Murid 2-E memang the best!"

"Apa mereka ini titisan seorang pangeran! Ganteng banget!"

"Andai, ada Haku gimana ya? Pasti dia paling mencolok karena rambut abu-abunya itu!"

"Kyaaaa! Semangat jodoh-jodohku!"

   Begitulah teriakan para gadis yang mengagumi ketampanan para pemuda sepak bola. Sky yang mendengar teriakan gadis-gadis itu berlebihan hanya bisa mengedikkan bahu, geli. Sorotan matanya sedari tadi melihat Daniel, bahkan ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Daniel. Perasaan itu, perasaan yang telah lama hilang dari hatinya kini kembali.

  Namun, Sky sama sekali tidak percaya akan perasaan tersebut sebab kejadian masa lalu itu seolah terputar kembali di dalam memorinya. Ia pikir, memori itu sudah benar-benar hilang. Move on lebih cepat itu lebih baik, pikirnya. Tetapi apa sekarang! Ia kembali seperti dulu, kembali mencintai seseorang.

   Sky memiliki kekuatan penghipnotis cinta. Dan itu bagi Sky sangatlah sulit, semua dimatanya bahwa semua laki-laki sama saja hanya menyukainya beberapa saat lalu menghilang. Datang membawa rasa lalu pergi tanpa rasa. Asya yang berdiri di samping Sky sedari tadi memerhatikan gadis berdarah Belanda tersebut.

  Lalu diikuti arah pandang Sky tertuju ke kakaknya Atma itu membuat seulas senyum terukir jelas di bibirnya.

"Kamu menyukai Daniel ya, Sky?" celetuk Asya membuat lamunan Sky buyar, membulatkan mata menoleh ke arah Asya.

Gadis pendiam dan cantik itu, melemparkan senyuman padanya. Sky membenarkan kacamata bulatnya menatap ke depan.

"Tidak." jawab Sky singkat.

"Tapi kamu sedari tadi memerhatikan Daniel dari jauh." kata Asya menggoda Sky.

"Hmm," gumam Sky tidak bisa menjawab pertanyaan Asya,"kamu juga! Dari tadi memerhatikan Xian." lanjut Sky melirik ke arah Asya.

Mimik wajah Asya langsung berubah merah merona membuat Sky tersenyum penuh kemenangan. Asya memalingkan wajah dan berkata "Tidak!" dengan penegasan kalau ucapan Sky salah besar. Sky tertawa kecil mendengar ucapan Asya.

   Sky mengatakan kalau pilihan Asya itu bagus buatnya. Tentu saja, Asya menoleh ke arah Sky.

"Kau tahu, dari mana kalau Xian itu bagus untukku?" tanya Asya.

"Karena...kamu tipe pendiam dan pemalu. Sedangkan Xian itu malu-maluin." ucap Sky tertawa kecil membuat Asya merasa sebal.

"Sky nyebelin banget! Padahal aku udah serius tahu!" jawab Asya memayunkan bibir.

  Sky melihat ke depan ingin sekali angkat bicara akan tetapi seruan "Goal" mulai menggema keras sehingga teriakan tersebut mengalihkan pandangan mereka ke arah lapangan. Seulas senyum terukir lebar di bibir mereka berdua.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang