12. Pengagum Rahasia

13 2 0
                                    

   Daniel mencoba untuk kembali ke dalam kelas menuju ke bangkunya untuk mengecek, apakah ada barang lain lagi dari pengagum rahasia? Ya, sebut aja pengagum rahasia. Sebab ia sering kali memberikan kertas bertuliskan satu kata ke Daniel. Membuat pemuda itu berpikir keras dan kira-kira siapa pengagum rahasia tersebut.

     Dilihatnya kolom meja tersebut, disana tidak ada satupun barang terletak disitu. Pikiran Daniel berputar keras, besar kemungkinan pengagum rahasia itu mengirimkan kertas hanya dua kali dalam sehari di bangkunya. Ini hanyalah dugaannya sementara waktu. Namun, dalam hati Daniel merasa penasaran. Rasa penasaran tersebut jauh lebih tinggi jadi ia menyuruh Adiknya Atma untuk pulang duluan sedangkan dirinya sendiri mencari pengagum rahasia.

"Jadi aku harus mencari dimana jika tidak ada petunjuk lagi?" tanya Daniel pada dirinya sendiri, berkacak pinggang.

Wajahnya terlihat bingung harus melakukan apalagi selain mengecek kolom mejanya. Pengagum rahasia itu hanya mengirimkan barang ke Daniel ke kolom mejanya saja. Menghela nafas panjang berusaha untuk bersabar. Dari luar terdengar suara dentingan kunci dan juga pijakan kaki seseorang menuju ke kelas 2-E. Di dalam kelas masih ada Daniel yang berdiri diam di sana.

  Pijakan kaki tersebut semakin lama semakin mendekat menuju kelas 2-E. Tangan diulurkan ke depan memegang kenop pintu. Arah pandangnya menatap lurus ke depan, melihat suasana kelas yang sudah sepi lalu pandangannya berhenti di satu titik subjek yang terdiam di sana. Memikirkan sesuatu membuat pemuda itu tidak sadar atas kehadiran Pak Wen, tukang kebun yang memegang kunci setiap kelas.

"Loh, belum pulang?" tanya Pak Wen membuat Daniel tersadar dan tertegun melihat seorang pria memakai kaos oblong cokelat dan celana jens yang lusuh.

"Pak Wen?" panggil Daniel dan menggeleng kepala, tidak seharusnya ia saling terkejut seperti ini.

"Kenapa belum pulang dan masih di dalam kelas seperti ini?" tanya Pak Wen.

Daniel hanya menggaruk kepala belakang yang tiba-tiba gatal. Bingung harus memberikan alasan mengapa ia masih belum pulang. Menghampiri Pak Wen untuk menanyakan sesuatu, siapa tahu? Kalau Pak Wen memiliki suatu petunjuk mengenai pengagum rahasia. Pemikiran ini, terlintas begitu saja dibenak Daniel. Hitung-hitung ada penggambaran mengenai pengagum rahasia tersebut.

"Aku ingin menanyakan sesuatu ke Pak Wen. Apa boleh?" tanya Daniel dibalas anggukkan Pak Wen tanpa ragu seraya menampilkan senyuman manis.

  Pak Wen adalah tukang kebun sekolah SMA Krias 04. Beliau ini bisa dibilang sudah lama berkerja disini setidaknya sudah mendapatkan 30 tahun bekerja. Pak Wen sudah disuruh oleh pihak sekolah untuk pensiun dari pekerjaan tukang kebun sekolah. Namun, Pak Wen selalu menolak dan ingin tetap disini karena melihat sekolah ini begitu banyak cerita yang membuat Pak Wen suka bernostalgia di masa muda.

Masa masa sekolah memang indah.

"Tentu saja, boleh. Memangnya mau bertanya apa?" jawab Pak Wen lapang dada.

"Pagi-pagi ini. Apakah Pak Wen melihat ada seseorang yang masuk ke dalam kelas ini? Yang meletakkan barang ke dalam kelas saat murid 2-E tidak ada?" tanya Daniel.

Pria berusia 50 tahun tersebut berpikir sejenak membuat kerutan di dahi dan juga pinggiran matanya terlihat. Lalu beliau mendongak ke atas, masih berpikir mengenai pertanyaan Daniel. Pemuda itu menunggu jawaban dari Pak Wen berharap ada satu petunjuk.

"Ah, sayangnya aku tidak melihat siapapun yang masuk ke dalam kelas ini di pagi hari." kata Pak Wen.

"Eh seriusan?! Tidak ada?" tanya Daniel lagi tidak percaya dibalas anggukan Pak Wen.

"Iya, serius, tidak ada. Bapak setelah membuka kelas ini dan juga kelas kelas sebelah, tidak ada yang masuk ke dalam kelas ini. Bahkan saat istirahat pun, saya tidak pernah melihat ada orang yang masuk ke dalam kelas." kata Pak Wen panjang lebar bahwa beliau tidak pernah melihat orang lain masuk ke dalam kelas 2-E.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang