04. Menangkap Perampok

5 4 5
                                    

  Angin terus berhembus kencang membuat ku menikmati suasana piknik dengan pikiran yang jauh lebih fres. Jadi aku selama piknik jalan-jalan bersama Mas Taiga padahal aku ingin jalan-jalan sendirian tanpa ditemani oleh Mas Taiga.

  Lebih tepatnya Mas Taiga terlihat seperti bodyguard pribadiku jika selalu mengikuti ku. Ia juga tidak mau melepas kacamata hitamnya dan katanya nanti matanya kena sinar matahari yang panas. Aku hanya mendengus sebal mendengar alasan yang cukup tidak masuk akal dan pastinya sok cool.

"Mending Mas Taiga makan-makan. Jangan ngikutin aku!" usir ku ke Mas Taiga.

"Kenapa sih?! Aku akan menemanimu. Sebagai kakak yang baik menemani adiknya jalan-jalan. Apa itu salah?" kata Mas Taiga ku balas helaan nafas kasar.

"Aku pengen jalan-jalan sendirian, Mas Taiga. Mumpung disini itu suasananya enak jika sendirian." kataku padanya.

"Gak! Gak! Aku akan menemanimu. Kau tau orang-orang yang berkunjung disini diantara mereka bukan orang baik." kata Mas Taiga sedikit mengecilkan volume di akhir kalimat.

Pandangan mata Mas Taiga memerhatikan suasana tempat area piknik lalu melihatku yang memasang wajah cemberut.

"Kalau gitu. Yuk ke super market, aku belanja!" kata Mas Taiga mentraktirku. Seketika mataku berbinar-binar mendengarnya.

"Ayo!" responku langsung tanpa berpikir panjang. Aku seperti anak kecil setelah mendengar kata traktiran langsung tancap gas.

Ya, aku seperti itu hanya di keluargaku saja tidak dengan orang lain bertingkah layaknya anak kecil. Akhirnya aku dan Mas Taiga berjalan ke super market terdekat disini. Tidak menyangka tempat kemping seperti ini ada super market. Walau jaraknya tetap saja dibilang lumayan jauh tetapi itu bukan masalah bagi kami berdua. Berjalan menuju ke sana sekali-kali sambil melihat pemandangan disini.

  Matahari begitu terik tidak akan menghalangi ku untuk berjalan menuju ke super market. Serta panasnya matahari di siang hari juga tidak sebegitu terasa karena angin selalu datang bagai kipas angin alami. Pada akhirnya kami berdua langsung berlari ke rak yang berisikan Snack. Arah pandang ku langsung tertuju ke kripik kentang karena aku suka makanan itu dan juga biskuit cokelat yang nikmat.

Mas Taiga yang membawakan keranjang belanjaan jadi aku bertugas sebagai memilih makanan. Jika dipikir-pikir tidak buruk juga menjadikan kakak menjadi babu sementara waktu. Tengah asik berbelanja dan Mas Taiga menuju ke kulkas tempat ice krim.

"Mas Taiga! Milih ice krim yang mana?" tanyaku melihat beraneka ragam ice krim yang lezat.

Pemuda itu menopang dagu, berpikir. Dahinya terlihat berkerut dalam hatiku tertawa geli melihat Mas Taiga tengah kebingungan memilih ice krim super lezat ini. Ketika Mas Taiga menunjuk salah satu ice krim. Tiba-tiba ada suara keras dan membuka pintu super market secara kasar.

  Aku dan Mas Taiga terkejut secara otomatis angkat tangan karena ada kelima perampok membawa senjata datang. Yang lain menodongkan pistol kearah pengunjung super market. Sedangkan salah satu perampok memaksa kasir untuk menyerahkan sejumlah uang.

"Kalian semua! Jangan bergerak! Atau kami akan menembak kalian!" ucap salah satu perampok yang menodong pistol ke salah satu pengunjung.

"Atau kalau ada yang melapor polisi! Aku akan menembak satu persatu!" sahut perampok satunya.

Dalam hatiku tertawa geli sepertinya kelima perampok ini adalah perampok kelas kakap. Mereka semua tidak tau, kalau di dalam super market ini terdapat orang yang membela kebenaran serta memiliki saudara yang berjabat sebagai polisi. Aku tidak bisa menahan diri melihat kelima perampok menjalankan aksinya.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang