24. Dinner

6 3 0
                                    

"Kisah sesungguhnya akan segera di mulai. Hanya satu yang ingin kulakukan adalah mendapatkan Atma dengan caraku sendiri!" kata Aksara di kegelapan malam.

-
-
-
-
-
-Penggila Cinta-

  Suara dengkuran lembut dari kucing yang kini duduk di sebelah ku sangatlah candu. Terlihat jelas bahwa ia menikmati bulu-bulunya jika aku sentuh dengan lembut. Mas Taiga sampai terheran-terheran dengan kedatangan kucing ini dan yang aku katakan pagi tadi mengenai "tunggu disini, jangan sampai keluar kamar." tidak menyangka ia melakukan itu padaku. Jadi semua orang di dalam rumah ini tidak mengetahui keberadaan kucing di kamar ku.

Semua orang tidak mengetahui keberadaan kucing ini kecuali aku dan Yuma (alat pengintai). Oh iya, mama sama ayahku sudah pergi keluar kota jadi di rumah ada aku dan keempat kakakku saja. Suasana rumah terlihat sangat sepi. Televisi menyala menunjukkan acara kartun terfavorit semua orang yaitu Tom and Jerry. Saat aku menontonnya sering kali tertawa melihat tingkah mereka berdua yang tidak pernah akur.

Mama tadi sempat video call an denganku, 10 menit yang lalu. Dan aku menunjukkan ada keluarga baru di rumah. Siapa lagi kalau bukan kucing ini? Aku tidak sempat memikirkan nama untuk si kucing karena aku bingung. Mama terlihat senang jika ada kucing di rumah dan tentu, aku merasa senang diizinkan memelihara kucing. Agar aku tidak sendirian saja di dalam kamar, biar ada yang nemenin aja.

Sebab sering kali aku di kamar hanya menonton film, anime, streaming idol dan tidak lupa juga melihat isi chat teman-teman yang sangat random. Suara dari pijakan sepatu terdengar jelas menuju ke arahku. Aroma parfum yang sangat khas masuk ke lubang hidungku, wangi menggoda tidak lupa ada suara gigitan permen yang dihancurkan oleh gigi.

"Atma. Di luar rumah ada Dewa yang nungguin kamu." ucap Mas Daisuke yang datang-datang memberitahu ku kalau Dewa sudah ada di depan rumah.

Mataku terbelalak menoleh ke arah Mas Daisuke yang selalu setia memasang wajah datar, dalam keadaan apapun. Aku terkejut. Sebab Dewa sama sekali tidak bilang kalau ia datang ke rumah.

"Apa dia dari tadi nungguin aku di depan rumah, Mas Dai?" tanyaku to the poin masih dalam keadaan terkejut.

"Meow!" kucing yang duduk di sampingku turun dari sofa lalu berlari kecil menuju ruang tamu.

"Dia datang bersamaan dengan ku. Kalau kamu keluar rumah nanti pas pulang jangan terlalu malam. Bahaya!" jawab Mas Daisuke santai dan kasih aku peringatan jika keluar malam-malam, jangan pulang terlambat.

Aku mengangguk mengiyakan dan akan menempati janji kalau aku tidak akan pulang malam-malam. Langkah kaki ini segera melenggang pergi keluar rumah. Sampai di ambang pintu. Dewa sudah berdiri di depan teras rumahku, berdiri tegak membelakangi ku. Hembusan angin malam menerpa halus. Aku memanggil namanya membuat si empu menoleh dengan senyum tipis.

Walau senyuman tipis, senyuman itu terasa manis bagai gulali. Dewa mengajakku pergi di restoran steak. Tidak tahu mengapa? Dewa mengajakku ke restoran dan katanya sih, sekali-kali pergi berdua. Tidak tau mengapa? Hatiku tertawa geli mendengarnya, itu sangat lucu.

  Sepeda motor melaju kencang menerobos jalan raya. Angin malam begitu terasa dan aku menikmatinya sambil melihat sekeliling, begitu banyak toko, restoran, warung dan gedung. Lampu-lampu bersinar terang menerangi jalanan. Tidak memerlukan waktu lama, kami berdua sudah sampai tujuan.

  Aku melepaskan helm yang ada di kepalaku. Rambutku sedikit acak-acakan saat melihat pantulan diri ini.

"Yuk! Kita masuk ke dalam!" ajak Dewa menggandeng tanganku. Berjalan masuk bersama.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang