15. Pengakuan

3 2 0
                                    

"Kyaaa! Taiga lucu banget! Ih gemes sama tingkahnya!" teriakku kegirangan ketika melihat video yang ku tonton ini sangatlah menghibur ku.

  Aku tidak bisa mengendalikan diri ketika mode fangirl ku masih aktif seperti ini. Taiga yang ku maksud disini bukanlah Mas Taiga yang menyebalkan. Melainkan Taiga yang imut dan juga kalau senyum manis bagai gulali. Sangat berbeda jauh dari Taiga, kakakku. Entah mengapa? Mama bisa memberikan nama "Taiga", apa mama masih terobsesi dengan nama orang Jepang? Sebab Mas Daisuke lahir di negeri matahari terbit itu. Sungguh, banyak sekali pertanyaan dipikiran ku.

   Sambil menunggu Mas Taiga siap-siap, aku melanjutkan mode fangirl ku ini. Ya, karena seharusnya aku bersenang-senang bersama idolaku dan sekarang, malah aku disuruh menemui orang misterius yang seenak jidat lebar minta ditimpuk batu bata. Dia mengirimkan pesan dan bakal mencelakai Mas Daniel. Hari ku jadi tidak menyenangkan malam ini.

"Hahaha! Kawaii ne, Taiga Kun." ucap ku menatap layar ponsel berseri-seri dan hatiku berbunga-bunga.

"Udah imut ganteng lagi! Taiga tidak ada duanya." ucapku lagi masih fokus menatap layar ponsel sehingga aku mendengar seseorang dengan pedenya bahwa dirinya tampan serta imut.

"Makasih, adik cantik. Telah memuji kakakmu ini paling ganteng dan tidak ada yang mengalahkan ketampanan ku." ucap suara yang sudah tidak asing di indera pendengaran ku.

  Aku melirik ke arah pemuda berambut blonde panjang tengah tersenyum berseri-seri di daun pintu, menatapku. Seketika tubuhku terasa gemetar setelah Mas Taiga melontarkan ucapan pedenya itu.

"Dih! Siapa juga yang memuji Mas Taiga ganteng? Pede banget." kataku memiringkan bibir lalu mematikan ponselku. Benda pipih itu segera ku masukkan ke tas selempang kecil.

"Tadi barusan! Kamu memujiku seperti itu dan menyebut namaku, Taiga." katanya menunjuk dirinya sendiri.

Aku berjalan melewati Mas Taiga, melirik ke arahnya sambil tersenyum tipis. "Yang ku sebut itu bukan Putra Taiga Satria melainkan Kyomoto Taiga. Kasihan!" kataku terkekeh kecil dan langsung melenggang pergi menuruni anak tangga.

Ekspresi Mas Taiga barusan sangatlah lucu. Ya, dia kecewa banget setelah tahu, siapa orang yang ku puji imut dan lucu? Itulah akibatnya orang yang terlalu pede. Jadi kecewa kan kalau tahu sebenarnya, siapa yang di puji dan tidak dipuji.

   Wajahku masih saja ceria dan bisa dikatakan sangatlah berenergi. Rasanya ada energi begitu cepat yang mengalir di pembuluh darah ku. Sesuatu yang sangat menyenangkan. Apa ini karena efek fangrilku yang berlebihan?—sebelumnya, aku tidak pernah merasakan rasa bahagia seperti ini.

Yang pernah ku rasakan adalah hanyalah kemarahan besar ketika musuh ingin membangkitkan kekuatan lain di dalam tubuhku. Siapa lagi kalau bukan "Dark Queen" dia juga pernah membantuku satu kali serta berbicara padaku. Apa ini seperti memiliki dua orang dalam satu tubuh?

  Jam sudah menunjukkan angka 07.55 PM, aku tidak lupa pamit ke mama dan juga Mas Daniel bahwa aku keluar dengan Mas Taiga. Kakakku satu itu memiliki rencana gila. Namun, bayanganku selalu mengarah kalau rencana Mas Taiga bakal gagal. Kita berdua sama sekali tidak tahu, siapa yang berani mengirimkan pesan ancaman padaku?

Kalau pelaku itu adalah Hacker? Sepertinya tidak mungkin kalau pelaku adalah hacker. Karena hacker pasti mengancamnya keamanan data bukan pertemuan seperti ini. Jika pelaku itu penipuan, bisa dikatakan itu dugaan yang nyaris betul. Namun, tetap saja tidak tahu, apakah ia hacker, penipuan atau pengedar narkoba? Yang pasti aku akan datang.

   Mas Taiga dan aku menaiki sepeda motor. Dua mobil sedang digunakan oleh pemiliknya, yang satu dinas kepolisian sedangkan satunya lagi seorang karyawan keren. Mas Daisuke sudah naik jabatan sebagai wakil CEO jadi kalau CEO tidak bisa hadir ketika rapat dengan senang hati Mas Daisuke menggantikannya bersama asisten pribadi, Mbak Dewi.

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang