48. Bukan Orang Pertama

9 1 0
                                    

   Di rumah megah bercat putih dengan cokelat emas. Terlihat seorang gadis cantik berambut pirang panjang sedang menulis sesuatu di ruangan tengah, duduk di lantai bersila. Tangannya memegang bulpen menulis sesuatu di buku diary yang memiliki gambar-gambar lucu di dalamnya. Seulas senyuman terukir jelas di bibir Sky menuliskan setiap kata-kata menjadi bentuk kalimat indah.

  Suara hatinya terasa senang setiap kali menuliskan nama seseorang yang kini mencuri hatinya. Mungkin terdengar berlebihan tetapi ini yang di rasakan Sky. Di sisi lain, ia sebenarnya takut kejadian dulu terulang kembali. Takut, kalau semua orang menyukainya akibat kekuatan mata ajaibnya yaitu "Penghipnotis Cinta"—saat kekuatan itu sudah menghilang dari korban selama satu menit maka orang itu tersadar dan mengucapakan kata-kata yang seharusnya tidak ingin Sky dengar.

  Terlalu menyakitkan. Terlebih lagi rata-rata Sky yang mencintai terlebih dahulu daripada di cintai. Kata orang-orang lebih baik di cintai daripada mencintai. Di rasa kalimat itu memanglah sangatlah benar akan tetapi apa salahnya mencintai seseorang terlebih dahulu, kenapa ujung-ujungnya kena tolak.

  Sky tersenyum mengingat hari kemarin dimana ia memberikan cokelat ke Daniel di rumahnya. Berharap cokelat tersebut Daniel memakannya. Gadis itu belum berani menuliskan ke dalam kertas di mana ia menempelkan sebuah kalimat "Dimakan ya!" dari Sky. Ia belum berani terang-terangan, terlalu malu apalagi bercerita pada Atma.

  Tahu, kalau Atma mendengar hal ini pasti Atma merasa senang tak terkira atau akan menggodanya. Atma adalah pribadi yang periang di penglihatan Sky selama ini dan pertama kali bertemu dengannya juga di rumah Yuli saat itu. Atma, sangat peduli dengan teman-temannya ia ingin membantu tanpa pamrih bahkan tak memandang bulu ke siapa yang ia ingin bantu. Serta Atma memiliki senyuman yang membuat orang lain damai dan senang.

Pasti Dewa senang bisa jadian sama Atma. Ia adalah pemuda beruntung yang mendapatkan Atma, batin Sky tersenyum sumringah dan pipinya memerah.

   Tak jauh dari Sky di sana berdiri seorang bodyguard pribadi yaitu Neo. Ia sedari tadi berdiri dan bersandar, mengamati nyonya muda sedang menulis sesuatu di diarynya dengan senyuman bahagia itu. Neo terlihat bahagia sebab Sky hampir tidak pernah tersenyum bahagia seperti itu. Neo segera menghampiri Sky, penasaran dengan apa yang di tulisnya.

"Nulis apa tuh? Senang banget." ucap Neo sudah berdiri di samping Sky membuat si empu mendongak melihat Neo tersenyum melihatnya.

"Eh Aan," katanya segera menutup diary-nya rapat-rapat membuat Neo berdehem mengalihkan perhatian ke arah lain.

"Tidak boleh di lihat sama aku ya." kata Neo membuat pipi gadis itu bersemu merah, malu.

"Bukan begitu hanya saja aku masih malu, Aan!" balas Sky tersenyum.

   Sky sangat dekat sekali dengan Neo serta mereka terlihat bersikap  formal sesekali tidak formal. Neo menganggap nyonya mudanya ini seperti saudari kandung sendiri dan bisa-bisanya nyonya muda memanggil sebutan namanya "Aan". Ya, harusnya Neo sama sekali tidak mempermasalahkan panggilan tersebut hanya saja terkejut. Itu panggilan dibuat Sky ketika awal Neo berkerja pertama kalinya sebagai bodyguard-nya Sky.

Sky tidak mau suasana terlalu formal antara nyonya muda dengan bodyguard itu terasa sangat canggung. Makanya Sky membuat nama "Aan" sebagai panggilan agar suasananya menjadi akrab dan Sky senang sekali suasana seperti ini, tidak terlalu canggung dan kaku.

"Makasih, Aan. Udah mengirimkan cokelat batangan ke rumah temanku, kemarin. Sebenarnya...aku suka sama salah satu temanku." ucapnya dengan pipi memerah dan mengalihkan pandang ke arah lain, malu.

Neo terkekeh melihat Sky yang malu. "Oh, jadi alasan mengapa kamu kemarin menyuruhku untuk mengirimkan batang cokelat ke rumah, menyamar. Karena itu," katanya,"menarik."

Penggila Cinta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang