Bima menyunggingkan senyuman di depan kamera yang memperlihatkan adik kelasnya mulai menyerang temannya sendiri. Menyunggingkan senyuman miring, berkata,"ini sangatlah bagus. Pemandangan yang bagus. Sudah jelas, aku akan menang dalam permainan."
"Jujur atau bohong atas perasaan yang ada di lubuk hati. Yang pasti kejahatan akan menang daripada kebaikan, bukan?" kata Bima tersenyum menatap layar di depannya.
"Para villaint, tidak akan mudah berbalik arah ke arah kebaikan. Ku pastikan itu. Tujuan permainan game ku adalah mempermainkan perasaan orang menjadi jahat." ucap Bima tertawa jahat dan puas. Merasa bahwa permainan ini yang jelas Bima akan menang.
Sebab Bima sangatlah benci "Kekalahan" jika ia bertemu dengan kekalahan maka ia akan mencari cara untuk memenangkan game tersebut dengan caranya sendiri. Jika perlu, ia mengubah rute game atas kehendaknya sendiri dan mempersulit peserta dalam permainan tersebut.
"Ini permainan yang sebenarnya di mulai." katanya serius.
"Jujur atau bohong atas perasaanmu melawan orang yang sangat berarti dalam hidup nya. I can't wait!" ucap Bima tak sabar menunggu perjuangan mereka merayu temannya menuju ke arah yang benar.
-
Tanganku terus mengeluarkan darah akibat leser dari lebah kertas tersebut. Aksara memegang tanganku melihat lengan tanganku yang terus mengeluarkan darah. Mata merah Aksara menatapku, meski mata Aksara berwarna merah. Ia tidak menyeramkan seperti awal aku bertemu dengannya disini. Tatapannya cenderung khawatir daripada sombong dan marah.
"Izinkan aku meminum darah mu, Atma. Agar darahmu berhenti." katanya meminta izin.
"Eh, kamu beneran mau meminum darahku? Maksudku benar-benar menelannya seperti vampir sungguhan?" ucapku tercengang dibalas anggukkan.
Aksara menghisap darahku di lengan yang terluka. Sedangkan aku menahan rasa sakit akibat leser itu, masih panas dan sakit rasanya. Aksara terus mengisap darahku dengan mata terpejam seperti menikmati. Aku menunggunya dengan wajah gusar, melihat teman-teman di luar sana masih menyerang para lebah laser itu tanpa henti.
Lalu kepala Aksara terangkat dan di sudut bibirnya masih ada darah. Mengusap bibirnya dengan punggung tangan, mata merahnya menatap padaku.
"Are you okay, Atma? Aku tadi terlalu menikmatinya, darahmu terus keluar di luka itu. I'm sorry." ucapnya meminta maaf padaku lalu ia merobek ujung bajunya.
Kain itu membalut ke lengan tanganku yang terluka. "Biar darah itu berhenti jika aku menutupnya dengan kain." ucapnya tersenyum menunjukkan gigi taring vampir tajam padaku.
"Thanks, Aksara. Kali ini kita berteman dan apa rencana mu kali ini? Apa kita harus bertemu dengan Mas Bima?" kataku to the point membuatnya terkekeh mendengar perkataan ku.
Aku mengerutkan kening melihat ia terkekeh kecil. Dan bilang jangan terburu-buru untuk menuju ke Mas Bima. Aksara memintaku untuk menyadarkan villaint lain jika itu berhasil permainan ini akan berakhir. Mataku sedikit melebar, sedikit tidak percaya dan ini sangat jauh dari ekspektasi awal. Terlalu melenceng dan membuat diri ini curiga dengan tujuan awal Mas Bima menantang bermain permainan tikus dan kucing.
Sachi terbangun dari tidurnya, mata kuningnya menatap tajam ke Aksara. Ia berdiri dan bulu-bulu ikutan berdiri, marah. Sachi mengeluarkan suara khasnya perasaan marah. Aku tersenyum menggendongnya.
"Tenangkan dirimu, Sachi. Aksara tidak melukaiku kok. Kita sudah diberitahu cara utama mengakhiri game ini." kataku mengelus bulu putih Sachi membuat si kucing itu nyaman karena sentuhan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penggila Cinta {On Going}
Fantasy{update: 16 Januari 2023 Season 5 Sekolah Aneh The End: - } (Daftar urutan baca; Season 1: Sekolah Aneh Season 2: Misteri dan Memori Season 3: Black Hawk Season 4: Kembali Sekolah Aneh Season 5: Penggila Cinta} Dunia sudah mulai tentram setelah Blac...