7

5.6K 540 5
                                    

Sunghoon terlihat asik menonton balapan, kali ini ia tidak ikut karena malas. Padahal banyak orang yang mengantri untuk melawan nya.

"Kakak ipar." Jungwon tersenyum ke arahnya. "Kau tau sekarang jam berapa?"

Yang ditanya mengedikkan bahu.

"Sudah jam setengah 11 malam, perlu di ingat jika sekarang kau memiliki jam malam." Jungwon mencoba mengingatkan sahabat sekaligus kakak iparnya.

"Tenang sa…." Handphone nya bergetar, ia menatap Jungwon dengan ekspresi terkejut. "Aku akan mengangkat telepon dulu." Cepat-cepat ia menjauhi keramaian.

Setelah di rasa sepi, barulah ia menerima teleponnya.

"Ini sudah lebih dari jam 10 malam, kau tidak lagi tinggal bersama orang tua mu."

"Aku sedang kerja kelompok."

"Buktinya? Jika kau—"

"Aku akan pulang." Sunghoon langsung mematikan teleponnya, ia menghampiri sahabatnya. "Jo, bawa motor ku ke apartemen, besok aku ambil kuncinya. Bye."

Mereka terlihat bingung, Sunghoon sepertinya sedang panik. Tumben sekali… apa yang terjadi padanya? Pikir mereka semua.

"Dia memiliki jam malam." Jawab Jungwon.

Sunghoon pulang menggunakan taksi, ia berharap jika Jake sudah tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon pulang menggunakan taksi, ia berharap jika Jake sudah tertidur. Tapi, lampu rumah terlihat masih banyak yang menyala, mustahil sekali.

"Kau bisa berbuat seenaknya di rumah mu, tapi tidak di rumah ini." Ujar Jake saat sang istri baru saja masuk, ia sendiri masih memakai pakaian kantor.

"Mian…."

Jake menghela nafas. "Bersihkan diri mu dan pergilah tidur, kau harus mengumpulkan tugas jam 7.30 pagi." Titahnya sembari membuka sebuah berkas.

"Kau marah?"

Tidak ada jawaban.

"Ayolah, aku sudah membuang perasaan malu ku untuk pagi tadi."

"Apa ada yang menyuruh mu melakukan nya?"

Skak, Sunghoon mendengus kesal. Ia pergi ke atas dengan langkah yang dihentak. Sedangkan sang suami hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ya begitulah nasib nya setelah menikah. Lepas mengawasi Jungwon, sekarang harus mengawasi orang yang lebih lebih dari sang adik.

Saat akan bersiap tidur, pintu kamar terbuka dan Jake menaruh barang-barang nya di meja kerja dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat akan bersiap tidur, pintu kamar terbuka dan Jake menaruh barang-barang nya di meja kerja dalam kamar. Ia mengambil handuk kering di lemari.

"Keringkan rambut mu dengan benar, kau akan sakit nanti." Jake menaruh handuk kecil di atas kepala sang istri, ia mengusak rambut Sunghoon yang masih basah.

"Biar aku sendiri, lebih baik kau mandi." Sunghoon merebut handuk di kepalanya, sedikit menunjukkan wajahnya dibalik handuk.

Jake hanya mengangguk singkat, lalu pergi ke kamar mandi.

"Mwoya?!" Sunghoon berujar dengan kesal, menepuk-nepuk pipinya. "Aku tidak bisa seperti ini terus. Oh, aku ingat. Belum ada pembicaraan tentang perceraian."

"Aku akan menanyakan nya besok."

"Atau mungkin lusa…."

Sunghoon sedikit takut membuat si Alpha Shim marah, benar-benar diantara hidup dan mati. "Tanpa rut nya pun, sekali dibuahi akan jadi."

Hening.

"Apa yang ku katakan? Kau pasti sudah gila Park, lebih baik sekarang tidur karena besok harus memberikan tugas itu." Ia lempar handuk kecilnya ke keranjang pakaian kotor.

Mencari posisi ternyaman, lalu mencoba untuk tidur. Tak lama, Jake keluar dari ruang pakaian.

Sembari mengeringkan rambut, ia menerima telepon dari sahabatnya. "Ini sudah malam, apa tidak bisa dibicarakan besok?"

"Aku tau itu. Tapi, adikmu—"

"Hyung!"

"Jungwon bersama mu?" Yang ia dengar hanya suara orang yang dibekap. "Jangan lakukan apapun padanya, jika sudah izin pada eomma dan appa tidak masalah, setidaknya dia bersama orang yang ku kenal."

Kedua orang di seberang telepon merasa terkejut. Biasanya Jake akan langsung menyuruh sang adik pulang, tapi kali ini dia memberikan izin? SUNGGUH?!

"Sepertinya Sunghoon mengubah settingan mu, hebat!!" Ujar Jungwon sembari bertepuk tangan.

"Intinya besok pagi tidak ada yang namanya bolos." Jake matikan teleponnya, lalu pergi ke kasur. Ia merebahkan diri disamping sang istri yang sudah tertidur.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] ReplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang