Sunghoon bangun lebih dulu karena suara handphone yang terus berdering mengganggu indera pendengaran nya, rasa sakit di sekujur tubuh yang pertama kali dirasakan.
Barulah ia sadar dengan ruangan yang sangat-sangat asing, saat akan bangun ternyata ada tangan yang memeluk.
Damn!
Secara perlahan-lahan ia coba menyingkirkan tangan sang suami, saat Jake bergerak cepat-cepat ia merubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Jake.
Jauh berbeda dengan yang Sunghoon pikirkan, Jake malah mengeratkan pelukannya.
"Kau yang memulai, tetapi kau terkejut." Jake berujar dengan suara khas bangun tidur nya.
"Apa ada kerja kelompok di club?"
"Mianhae…." Sunghoon seketika menciut. Biasanya jika sang kakak bertanya seperti itu, ia akan menjawab dengan berbagai alasan, tidak lupa membawa-bawa nama teman-teman nya.
"Lain kali jujur saja, aku tidak mau mendengar mu berbohong lagi."
Sunghoon mengangguk kecil, kepalanya dikecup singkat.
"Ada kamar mandi di sini, bersihkan dirimu, setelah itu kita pulang." Jake melepaskan pelukannya dan kembali memejamkan matanya sembari menunggu yang lebih muda akan membersihkan diri.
Tentu saja Sunghoon segera pergi, untung saja kamar mandinya ada di sisi nya jadi tidak perlu berjalan memutar dahulu, apalagi harus melewati sang suami.
Jake berjalan di belakang sang istri, sibuk dengan handphone nya karena harus mengurus beberapa pekerjaan. Ia menghampiri sahabatnya yang setiap pagi selalu mengecek club.
"Lunas." Ia memberikan beberapa lembar uang sebagai bayaran, Jay akan menagihnya terus menerus.
"Baiklah." Jay memasukkan uang nya ke dalam saku. "Istri mu tidak marah?"
Ia mengedikkan bahu. "Sepertinya tidak, aku pulang."
"Hati-hati, jika memperlukan bantuan jangan sungkan memberitahu ku."
"Bantuan apa?"
"Cuci otak mu itu. Bantuan yang ku maksud saran untuk membujuk seorang omega, dasar."
Bola mata Jake memutar malas. "Tidak ada yang mengatakan ke arah kotor, otak mu yang seharusnya di cuci." Ia pergi begitu saja, Sunghoon akan menunggu lama.
Sunghoon sudah duduk di kursi penumpang di pinggir kursi mengemudi, sibuk dengan handphone nya. Grup bersama sahabat-sahabatnya sangat ramai.
"Kau ingin sarapan apa?"
"Apa saja."
Jake mengangguk singkat. Mula-mula ia hidupkan mobilnya, baru mobil sport tersebut berjalan menjauh dari club mewah milik seorang Jay Park.
"Aku ingin sarapan di rumah saja." Sunghoon berujar dengan tiba-tiba. "Aku sudah memberitahu pelayan untuk membuatkan sarapan, sekarang jadwal mereka ke rumah."
Lagi-lagi Jake hanya mengangguk, mengurungkan niatnya sarapan di luar. "Hari ini ada kelas?"
"Iya… jam 10 nanti."
Dan saat ini jam menunjukkan pukul 8, masih ada waktu untuknya bersiap-siap dan pergi berkuliah.
Karena memaksa, Sunghoon akhirnya pasrah saat Jake mengantarkan nya ke universitas. Dalam hatinya terus mendumal kesal, bagaimana jika orang-orang tau?
"Berhenti mendumal. Ingat aku tidak mau kau berbohong lagi. Dan seharusnya anak kecil tidak bermain ke tempat seperti itu."
"Aku bukan anak kecil."
"Siapa yang merengek seperti anak kecil—"
"Kalau aku anak kecil, berarti kau ahjussi." Potongnya dengan kesal.
Sunghoon segera membuka seatbelt nya, terdiam sejenak membuat sang suami bingung. Ia menoleh menatap yang lebih tua.
Chup!
"Gomawo." Ia segera keluar dengan wajah memerah menahan malu.
Jake masih belum bergeming, tangan nya terangkat memegang ujung bibir nya. Senyum tipis terbentuk diwajah tampan nya. Entahlah kata terima kasih karena sudah ia antarkan atau karena semalam.
Tok tok!
Mengganggu. Dengan malas ia turunkan kaca jendela mobilnya. Benar dugaannya siapa yang mengganggu hari nya.
"Semalam bagaimana, hyung?"
"Bagaimana? Menikahlah jika kau ingin tau." Jake menaikkan kaca nya, lalu membawa pergi mobilnya. Meninggalkan Ni-Ki yang kesal karena mendapatkan jawaban yang tidak diharapkan.
To be continued….
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Replacement
Fanfic: ̗̀➛ JAKEHOON🔞 Park Sunghoon yang harus mengganti kan kakak nya yang akan menikah dengan seseorang bernama Jake Shim. ✎15.01.23 - 23.03.23