26

4.2K 380 4
                                    

Minjeong selesai memeriksa keadaan temannya. Karena Sunghoon yang sudah menangis kencang dan meminta agar Jake segera di periksa, mereka tidak bisa menelepon dokter pribadi atau membawa Jake ke Rumah Sakit dalam waktu cepat.

Karena kedatangan Minjeong bertepatan saat Jake baru saja dibaringkan dan juga ia seorang dokter di salah satu rumah sakit di Hawaii, jadilah dirinya yang memeriksa.

"Dia kelelahan dan kurang tidur, apa dia sudah makan?"

"Sajangnim belum makan apapun sejak kemarin." Jawab ahjussi Lee.

"Kenapa kalian tidak memaksa nya?" Tanya Sunghoon kesal.

"Maaf tuan, kami sudah memaksa tuan Shim tapi di tolak. Semalam sajangnim tidak tidur, fokus merapihkan berkas-berkas nya dan menyiapkan untuk hari ini."

"Biarkan dia istirahat dulu, jika sudah bangun suruh dia untuk makan." Minjeong memgusap surai yang lebih muda. "Aku ingin berbicara dengan kalian dan meminta untuk membelikan obat."

"Baik nona."

Sunghoon ditinggalkan dalam kamar, menemani suaminya yang masih tidak sadar.

"Maaf… jangan tinggalkan aku…."

"Maaf…."

Digenggam nya jari Jake. "Aku tidak pergi, aku bersama hyung." Sunghoon memilih membaringkan diri di samping suaminya dan memeluk yang lebih tua.

Jake bangun lebih dulu, dia merasakan kepalanya sangat pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake bangun lebih dulu, dia merasakan kepalanya sangat pusing. Melihat ke arah jam, jarum pendek menunjuk pukul 8 malam.

Menoleh ke arah samping, terlihat wajah istrinya yang masih tidur tenang. Dia peluk Sunghoon dan memcium lama kening yang lebih muda.

"Hyung sudah bangun?" Tanya Sunghoon dengan wajah masih mengantuk.

Surai hitam milik si Park di sisir dengan jarinya. "Maafkan aku."

Tangan Sunghoon membelai wajah yang lebih tua. "Jangan meminta maaf lagi, semuanya sudah baik-baik saja hyung. Seharusnya aku yang meminta maaf."

"Tidak, wajar jika kau marah."

"Bayinya merindukan mu." Sunghoon berdecak melihat ekspresi suaminya. "Kau sedang sakit masih saja berpikiran kotor, aku hanya ingin di usap perut ku."

Jake tertawa dengan omelan sang istri, ia mengusap perut Sunghoon yang membuncit. "Dia akan mirip dengan daddy nya atau dengan buna nya?"

"Buna?"

"Kau sayang, mau ku panggil bunda?"

Sunghoon mencubit tangan yang lebih tua, reaksi Jake masih sama ia hanya tertawa. Jake tidak akan marah pada Sunghoon, kecuali saat kejadian di awal pernikahan mereka dan saat Sunghoon kecelakaan.

Jake bingung saat tiba-tiba yang lebih muda bangun. "Kau akan pergi kemana?"

"Aku mau mengambil makanan, hyung belum makan apapun." Sunghoon mengecup pipi suaminya sebelum pergi keluar kamar.

Saat di tangga, ia melihat sang ibu tengah sibuk memasak dengan pelayan. Dengan langkah riang berjalan menghampiri Irene. "Eomma, makanan untuk hyungie mana?"

"Tuan muda, kenapa tidak meminta kami membawakan?" Tanya si kepala pelayan.

"Tidak mau, aku ingin membawakan nya sendiri. Mana makanannya?"

Irene menyuruh seorang pelayan menyiapkan makanan yang baru saja jadi, ia menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Sunghoon yang kekanak-kanakan. Bayi memiliki bayi.

"Suami mu sudah bangun?"

"Sudah, karena itu aku turun."

"Bagaimana suhu badannya?"

"Aku belum mengecek, setelah membawakan makanan nanti akan ku lakukan." Sunghoon pergi membawa nampan makanan yang sudah di siapkan.

Dengan riang memasuki kamarnya. "Hyung harus makan sekarang."

"Memakan mu?"

"Hyung!"

Jake tertawa dengan reaksi sang istri, saat Sunghoon sibuk memindahkan piring ke meja di samping tempat tidur, Jake mencuri-curi kecupan di pipi yang lebih muda.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] ReplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang