5

6.6K 566 13
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, terdengar suara mobil dan Sunghoon masih sibuk dengan tugas nya sejak siang.

"Kau sudah makan?"

"Siapa yang memasak?"

"Ada bahan makanan."

Sunghoon memperhatikan tangan nya. "Aku sibuk dan sekarang tangan ku kotor." Jelasnya. Padahal ia malas untuk memasak, bukan karena tidak bisa.

"Cuci tangan mu. Taruh makanannya di dapur, kau bisa pulang." Titah Jake pada dua orang di sana, yang pertama perintah untuk Sunghoon dan yang kedua perintah untuk sekretaris nya. Setelah melepas jas, ia pergi ke dapur.

Sunghoon perhatikan laki-laki yang memiliki usia 6 tahun lebih tua dari nya. "Kenapa tidak ada yang menyukai orang seperti nya? Sangat menganehkan."

Si pemuda Park mencuci tangannya di wastafel dapur. "Jungwon mengatakan jika kau tidak pernah mengizinkan nya izin kuliah, kenapa kau—"

"Karena bagaimanapun eomma sudah meminta izin untuk mu beristirahat. Jungwon sejak kecil sudah sering di manja, dan sekarang dia sudah dewasa seharusnya mulai merubah sifat kekanak-kanakan nya." Potong Jake sembari memindahkan makanan ke piring.

"Tapi itu terlalu jahat."

Jake menghentikan kegiatan nya, menatap bingung sang istri.

Sunghoon membuka kulkas untuk menyiapkan minuman. "Jungwon memang harus merubah sifat kekanak-kanakan nya, tapi bagaimana pun setiap orang bisa lelah. Setidaknya biarkan dia beristirahat sehari saja, dengan begitu besok paginya dia mulai membaik."

"Jika Jungwon mendengar nya, kau pasti di ejek." Jake melanjutkan kegiatan nya.

Yang lebih muda langsung tersadar, untung saja sahabat nya itu tidak ada di….

"Aku terharu sekali, ternyata kakak ipar ku sangat baik." Muncul lah orang yang mereka bicarakan, menyeka ujung matanya yang sama sekali tidak mengeluarkan air mata.

"Aku tarik perkataan ku."

"Jahat sekali." Sinis Jungwon.

"Ada apa?" Tanya Jake pada sang adik.

Jungwon tersenyum. "Aku hanya ingin memberikan buku milik kakak ipar. Aku tidak bisa lama, annyeong." Ia melambaikan tangan nya.

"Kau datang bersama Jay?"

Jungwon tersenyum. "Eomma mengizinkan, selamat makan malam hyung dan kakak ipar ku yang baik hati." Barulah ia benar-benar pergi.

Sunghoon mendengus kesal, seperti jin saja sahabat nya itu. Semoga Jungwon tidak membicarakan hal tadi pada yang lain, bisa-bisa ia habis diledeki.

Jake membantu sang istri setelah membersihkan diri, ia hanya mengikuti instruksi yang lebih muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake membantu sang istri setelah membersihkan diri, ia hanya mengikuti instruksi yang lebih muda. Meskipun pernah berkuliah di jurusan yang sama, tapi ini tugas Sunghoon.

"Kau sudah pernah bertemu dengan noona?"

"Maksudmu Karina?"

Sunghoon menghela nafas. "Siapa lagi? Kakak ku hanya dia."

"Tentu saja pernah, terutama saat pertemuan keluarga." Jawab Jake sejujurnya.

"Apa kau tidak menyukai noona? Bagaimana pun dia seorang perempuan yang luar biasa hebat, seorang sarjana bisnis, dia cantik…."

"Dia sempurna di mata orang lain." Potong Jake sembari melanjutkan pekerjaannya.

"Kenapa begitu? Banyak laki-laki melamar nya, tapi appa tidak akan memberikan noona begitu saja pada orang lain."

Sunghoon tidak langsung mendapatkan jawaban, suaminya itu masih diam sembari melakukan instruksi yang ia berikan sebelumnya. "Dia sempurna, tapi ada orang lain yang lebih hebat dari nya."

"Nugu? Apa jangan-jangan kau menyukai seseorang? Yeoja atau namja?" Tanya Sunghoon bersemangat.

Jake menatapnya dengan ekspresi heran. "Lanjutkan saja tugas mu, waktunya hanya tersisa sampai besok."

"Pelit sekali, sebutkan saja namanya… baiklah baiklah." Sunghoon tidak bisa membantah saat Jake mengeluarkan aura alpha nya. "Dasar pelit." Gumam nya kesal.

Perkataan nya masih bisa didengar dan Jake hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mendapatkan telepon dari salah satu sahabatnya. "Aku akan menyuruh seseorang menyiapkan acaranya."

"Tidak masalah, lagi pula hanya hari itu acaranya bisa dilaksanakan."

"Kau sebarkan saja undangan nya."

Telepon berakhir.

"Apa kau akan menikah lagi secara diam-diam?" Sunghoon langsung melemparkan pertanyaan.

Jake menghela nafas. "Aku tidak akan pernah melakukan itu, kerjakan tugas mu, sebentar lagi jam 10 malam dan kau harus tidur."

"Padahal aku tidak masalah jika kau menikah lagi."

Sret

"Jika aku mengatakan tidak, itu tetap tidak. Kita memang menikah karena perjodohan, tapi aku menghargai mu sebagai istri ku." Ujar Jake penuh penekanan, menggenggam erat pergelangan tangan Sunghoon.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] ReplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang