18

4.7K 445 4
                                    

Benar kan yang Jake bilang, dia yang disalahkan, bahkan didiami selama 3 hari. "Aku akan pergi keluar—" Ucapannya terpotong

"Kemana?" Tanya Sunghoon dengan semangat.

Jake terkejut mendengar nya. Ia sudah membujuk dengan banyak makanan tetap didiami, meskipun semua makanan nya habis di makan Sunghoon. Tapi sekarang?

"Hanya pergi keluar menghirup udara segar, dari pada aku di diami mu."

Sunghoon langsung melempar bantal sofa ke arah suaminya. "Itu juga karena mu." Ujarnya dengan sinis.

Okey, Jake sabar. Sudah biasa dengan kelakuan Sunghoon yang selalu menyalahkan dirinya, karena mereka sudah hidup bersama yang hampir 1 tahun.

"Aku akan bersiap-siap dulu." Sunghoon langsung berlari ke arah kamar.

Soal koper mereka sudah dikembalikan saat pagi. Seorang pelayan yang mengantarkan nya, membuat tidur Jake terganggu sedangkan Sunghoon masih tetap tidur dalam pelukannya.

Jake menunggu sembari memainkan handphone nya, ia melihat nomor yang tidak di kenal menelepon kemarin. Milik siapa? Dan siapa yang berani memberikan nomornya pada orang lain?

Dia bertanya pada teman-teman nya dan diantara mereka semua tidak ada yang menyimpan dan tidak ada yang tau. Ini bisa membuat kesalahpahaman diantaranya dengan Sunghoon.

"Hallo."

"Iya tuan?" Tanya orang diseberang telepon.

"Aku mengirim sesuatu, tolong cari tahu siapa pemiliknya dan darimana dia bisa tau."

"Baik, sajangnim."

"Bagaimana dengan kantor?"

"Sekarang waktu anda cuti dan nyonya besar melarang kami memberitahu sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan. Ada tuan besar yang mengawasi, sajangnim tidak perlu khawatir."

"Baiklah, lanjutkan pekerjaan mu." Jake mematikan teleponnya saat sang istri keluar dari kamar mandi dan sudah siap dengan pakaiannya.

"Kita akan pergi kemana?"

"Entahlah, kau mau pergi kemana?"

"Pusat perbelanjaan?"

"Terserah mu."

Sunghoon tersenyum senang, seolah lupa dengan kemarahannya sebelum di Hawaii dan kemarin malam. Ia berjalan mendahului sang suami yang mengikuti.

Keduanya pergi ke pusat perbelanjaan, belum membeli apapun, mereka hanya berkeliling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya pergi ke pusat perbelanjaan, belum membeli apapun, mereka hanya berkeliling.

"Ohh Jake?"

"Kyungjun?"

"What's up?" Keduanya saling berpelukan ala laki-laki."

"As you can see."

"Your little brother?" Kyungjun melirik ke arah Sunghoon.

"No, he's my wife."

Kyungjun mengangguk-angguk paham. "Kau tidak mengundang ku bung."

"Hey aku tidak memiliki kontak mu, kau mengganti nomor begitu saja."

"Hyung, aku akan pergi ke kamar mandi." Sunghoon berbicara dengan pelan, di balas dengan anggukan oleh yang lebih tua. "Tunggu di sini."

"Iya, sayang."

Dengan kesal Sunghoon menendang kaki sang suami, lalu pergi ke kamar mandi. Mendumal kesal, lalu ia akan memukuli suaminya jika ditinggalkan.

Tak lama Sunghoon selesai di kamar mandi, saat di luar ia melihat seseorang yang tidak asing. "Noona?" Tanya nya memastikan, ia sangat familiar dengan perawakan perempuan itu.

"A-a-aa… Sunghoon???"

"Noona, kau di sini? Selama ini—"

"Sunghoonie, noona harus pergi. Selamat bersenang-senang." Perempuan yang benar kakak nya, Karina, pergi begitu saja.

Sunghoon menganga ditinggal kakaknya begitu saja. "Noona, kau yang seharusnya menikah." Ujarnya dengan suara cukup tinggi.

Ia menghentak-hentakan kakinya kesal, kembali menemui suaminya dengan ekspresi kesal. "Menyebalkan, kau menyebalkan, sangat-sangat menyebalkan."

Jake menunjuk dirinya sendiri. "Aku?" Tapi, ia lihat mata Sunghoon yang berkaca-kaca.

Menarik yang lebih muda ke dalam pelukan. "Kenapa?"

Sunghoon tidak menjawab, ia menenggelamkan wajahnya pada dada bidang sang suami. "Menyebalkan." Ujarnya lagi.

"Siapa yang menyebalkan? Aku?"

"Tidak."

To be continued….

[✓] ReplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang