9

5.4K 517 0
                                    

Sunghoon dan teman-teman nya akan pergi ke cafe yang dekat dengan universitas, mereka sudah menyelesaikan kelas masing-masing.

"Sunbaenim, apa kau mengingatku?" Seorang perempuan menghampiri laki-laki dengan pakaian formal di parkiran, hal tersebut dilihat oleh mereka.

"Aku adik dari Baewoo, apa sunbae ingat?"

Laki-laki tersebut terlihat sedang berpikir, tak lama mengangguk kecil. "Aku ingat kakak mu, tapi aku tidak ingat bagaimana adiknya."

"Tidak papa, lagi pula itu sudah lama. Sunbaenim masih sama, tetap tampan."

Krek!

Jungwon, Sunoo, Gaeul, Yuna langsung menoleh ke arah Sunghoon. Mereka dengar suara botol minuman yang remuk dan tatapan Sunghoon fokus ke arah kedua orang tersebut.

"Terimakasih atas pujiannya, tapi aku tidak butuh itu."

"Hyung!" Jungwon segera memanggil sang kakak. "Hati-hati, istri mu akan marah nanti." Ujar nya mengingatkan sekaligus memberitahu perempuan itu jika sang kakak sudah menikah.

Jake tersenyum, ia menghampiri adik dan istrinya. "Aku tidak ingin ada kebohongan lagi, jangan jadikan kerja kelompok sebagai alasan."

Tentu Sunghoon terkejut mendengar hal tersebut, ia mencoba mengalihkan pandangannya.

"Hyung, ada apa?"

"Aku tidak akan ada di rumah selama 3 hari, jadi—"

"Baik." Jawab Jungwon bersemangat. "Tapi, kenapa?"

"Masalah pekerjaan. Tapi, jam malam di rumah tetap berlaku dan berlaku padamu juga. Jika aku dengar laporan tentang kalian yang melewati jam malam, aku tidak akan segan memberi hukuman."

"Mana mungkin." Gumam Sunghoon.

"Bahkan aku bis— mph!"

Sunghoon yang tau arah bicara sang suami, segera menutup mulutnya. Dan pandangan orang-orang di sekitar terlihat bingung, betapa beraninya dia menutup mulut seorang senior yang sangat disegani dan juga seorang CEO.

Jake menjauhkan tangan yang lebih muda. "Mengerti?" Tanya nya penuh penekanan.

"Ne…."

Jake tidak pergi ke luar negeri ataupun keluar kota, ia masih di Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake tidak pergi ke luar negeri ataupun keluar kota, ia masih di Seoul. Hanya saja bukan di pusat kota Seoul, tetapi di pinggir kota Seoul.

"Anak nakal tidak akan kapok jika belum pernah mendapatkan hukuman." Ujar Leo ikut memperhatikan depannya. "Kau juga harus memastikan jika acara kali ini tidak hancur."

"Aku tau itu."

"Jake, sebenarnya kau tau ini akan terjadi, kan?" Tanya Taehyun yang baru saja datang.

Si pemuda Shim hanya tersenyum, ia perhatikan orang-orang yang sedang bekerja. "Bohong jika tidak." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan.

"Bagaimana reaksinya setelah tau yang sebenarnya?" Masih Taehyun yang bertanya.

"Aku tidak tau, aku hanya melakukan apa yang perasaanku suruh. Kalian perhatikan mereka, aku akan mengecek yang lain." Jake menepuk bahu keduanya sebelum pergi.

"Aku sudah mengatakan, aku tidak tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sudah mengatakan, aku tidak tau."

Jungwon merasa kesal dan ingin segera pulang. Sejak kepergian sang kakak, Sunghoon terus menanyakan perempuan itu.

"Kau bohong."

"Apa wajah ku terlihat berbohong?" Jungwon memajukan wajah nya. "Aku hanya tau dia dari fakultas desain, lagipula tipe Jake hyung bukan seperti dia."

"Lalu dia siapa kakak mu?"

"Ya Tuhan!!!!!" Jungwon mengacak-acak rambutnya. "Aku sudah mengatakan jika aku tidak mengenal jelas perempuan itu, aku hanya tau dia dari fakultas desain dari teman ku."

"Ck, menyebalkan."

"Kau yang menyebalkan." Balas Jungwon tak kalah sinis.

Sunghoon menatap tv tidak minat, ia alihkan perhatian nya tanpa sengaja melihat foto yang terpampang jelas di ruang TV. Foto pernikahan nya.

"Jika aku bercerai…."

"Aku tidak akan setuju." Sunghoon menatap nya bingung. "Berhentilah bermain-main. Aku tau kau menerima pernikahan nya dengan terpaksa, tapi cobalah sedikit saja untuk menerima. Yang dalam pikiran mu hanyalah kebebasan, menedekati perempuan atau laki-laki, menerima mereka jika ingin berkenalan."

"Ingatlah Park. Kau hampir di jual oleh laki-laki yang mendekati mu, dijadikan bahan taruhan. Jika kakak ku tau, dia pasti marah." Jungwon langsung pergi ke kamarnya, meninggalkan kakak iparnya yang terdiam.

To be continued….

[✓] ReplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang