Bab 1

630 28 10
                                    

~CLIFF~

Di antara luasnya daratan di kota New York, mungkin hanya sudut taman ini yang merupakan tempat umum paling aman bagiku, yaitu tempat di mana tidak ada wartawan atau paparazzi yang mengikutiku. Kenapa aku diikuti? Karena aku adalah seorang penyanyi terkenal di kota ini.

Namaku adalah Cliff Warren. Aku adalah seorang penyanyi. Selain suaraku yang merdu, aku juga memiliki wajah yang sangat tampan serta postur tubuh yang sangat baik. Karena itulah aku memiliki banyak penggemar.

Jika dilihat dari sisi karirku sebagai seorang penyanyi, memiliki penggemar yang banyak adalah hal yang baik dan merupakan sebuah keuntungan bagiku. Namun, di sisi lain, aku juga merasa tertekan atas kepopuleranku tersebut. Apalagi, kebanyakan dari penggemarku adalah penggemar yang fanatik. Mereka sangat terobsesi padaku. Bahkan, mereka juga sebisa mungkin ingin selalu mengikutiku ke mana pun. Apalagi, para wartawan dan awak media, mereka juga sangat rajin memburu berita tentang diriku.

Terkadang, aku merasa sesak dengan semua kondisi ini. Karena terus diburu dan diikuti oleh banyak orang, aku jadi merasa tidak memiliki privasi. Selain itu, aku juga merasa bahwa kehidupan pribadiku kini sudah menjadi konsumsi publik, khususnya tentang hubungan asmaraku.

Dalam beberapa tahun ini, aku sudah berulang kali digosipkan menjalin hubungan dengan beberapa orang wanita. Cukup sering aku membaca artikel gosip tentang diriku yang tengah menjalin hubungan dengan wanita ini dan itu. Namun, semua itu tidaklah benar. Karena pada kenyataannya, sejak karirku sebagai penyanyi mulai bersinar, aku belum pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Walau begitu, aku tidak pernah menanggapi rumor atau gosip tentang hubungan asmaraku tersebut. Selama ini, aku hanya diam. Karena menurutku, jika aku mengelak atau menanggapi, para wartawan justru akan semakin gencar mengikutiku. Jadi, aku memilih diam setiap kali berita kencan tentang diriku mulai menyebar. Dengan begitu, berita yang tadinya heboh, secara perlahan akan redam dengan sendiri. Selain itu, menurutku cara tersebut adalah cara yang paling aman untuk menjauhkan diriku dari skandal yang lebih besar serta untuk melindungi diri dan orang-orang yang ada di sekitarku.

Meski aku memiliki banyak penggemar, namun tidak sedikit pula orang yang tidak menyukaiku. Terlebih, mereka sering berkomentar negatif terhadap diriku yang selalu bersikap acuh dan tidak pernah mau memberikan klarifikasi soal berita yang tengah beredar. Namun, aku tidak peduli. Seperti yang sudah kukatakan tadi, sikapku itu adalah bentuk perlindungan diri, khususnya untuk melindungi wanita yang benar-benar kucintai, yaitu Selly.

Aku pertama kali mengenal Selly sekitar lima tahun yang lalu, atau lebih tepatnya saat aku pertama kali bergabung dengan agensi musik yang menaungiku hingga saat ini. Saat itu, kami berdua sama-sama baru bergabung. Aku sebagai penyanyi, dan Selly sebagai penata busana. Karena saat itu kami adalah orang baru, maka pihak agensi menjadikan Selly sebagai penata busana tetapku.

Selly adalah wanita yang cantik. Dia memiliki rambut berwarna merah dan bermata hijau. Selain itu, dia juga cerdas. Kecantikan dan kecerdasannya itu telah berhasil menarik perhatianku sejak awal.

Sekitar satu tahun setelah aku bergabung dengan agensiku dulu, album pertama yang kukeluarkan langsung meledak di pasaran. Bahkan, album tersebut sampai terjual lebih dari satu juta copy. Selain itu, lagu utamaku yang ada di album tersebut juga secara serentak menduduki peringkat pertama di tangga lagu beberapa platform musik kala itu. Sejak saat itulah, namaku sebagai penyanyi langsung dikenal oleh banyak orang. Aku juga jadi memiliki banyak penggemar. Dan sebagian besar penggemarku itu adalah para kaum wanita dan remaja, khususnya di Amerika. Karena itulah, agensi langsung menjadwalkan banyak tour dan konser padaku.

Berhubungan Selly adalah penata busana tetapku, maka secara otomatis dia juga harus ikut denganku setiap kali aku menjalani tour atau konser. Sejak saat itulah, kedekatan kami dimulai. Aku merasa senang karena saat itu Selly menyambut baik upayaku dalam mendekatinya. Tampaknya, dia juga memiliki perasaan yang sama terhadap diriku. Dalam beberapa bulan masa pendekatan, aku pernah beberapa kali mengajaknya makan malam sekaligus berkencan. Namun, sayangnya, sebelum aku sempat mengungkapkan perasaanku padanya, salah satu foto kami saat sedang berkencan di sebuah restoran tersebar di internet dan berbagai media.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang