Bab 22

133 20 0
                                    

~SHERINA~

"Sherina, ayo kita pergi jalan-jalan.", Cliff berkata tepat ketika aku selesai membereskan dapur setelah sarapan.

"Jalan-jalan? Kenapa tiba-tiba kau mengajakku jalan-jalan?", tanyaku heran.

"Sejak kita menikah, aku belum pernah mengajakmu jalan-jalan ke mana pun. Dan karena sekarang jadwalku sedang tidak padat, aku jadi ingin mengajakmu ke suatu tempat."

Aku tersenyum atas jawabannya. Entah kenapa sejak Cliff sembuh dari cidera beberapa waktu yang lalu, sikapnya jadi semakin manis padaku. Aku masih ingat bagaimana dia dengan sangat romantis berterimakasih padaku di hadapan semua orang ketika dia sedang tampil di suatu acara malam itu. Dan sekarang, dia berniat mengajakku jalan-jalan.

"Ke mana kau ingin mengajakku jalan-jalan?", tanyaku penasaran dan dengan hati yang senang.

"Kau akan tahu setelah kita sampai di tempat itu nanti. Lebih baik, sekarang kau mulai berkemas. Karena kita akan menginap selama beberapa hari di sana."

"Oke.", aku pun menanggapi tanpa banyak bertanya lagi.

Dengan hati yang riang, aku pun berjalan keluar dari dapur dan langsung menuju ke kamarku. Sungguh, aku jadi tidak sabar ke mana Cliff akan mengajakku jalan-jalan nanti.

***

"Karena aku hanya libur selama beberapa hari, kupikir akan lebih baik jika aku mengajakmu jalan-jalan ke tempat yang dekat dari rumah agar kita tidak terlalu lama berada di perjalanan. Maka dari itu, aku mengajakmu menginap di salah satu rumah pantai pribadiku. Walaupun tempatnya dekat, tapi pemandangan di sana tidak kalah cantik jika dibandingkan dengan pemandangan pantai yang ada di luar negeri.", Cliff berkata padaku saat mobilnya sudah masuk ke halaman sebuah rumah pantai yang berada di kawasan borough Manhattan.

"Apakah itu rumahmu?", aku bertanya padanya.

"Ya. Itu rumahku. Kita akan menginap selama beberapa hari di rumah itu nanti."

"Oh, itu menakjubkan!", seruku senang.

Setelah menghentikan mobilnya di depan rumah, aku dan Cliff keluar dari mobil lalu mengeluarkan barang kami dari dalam bagasi. Kemudian, kami masuk ke dalam rumah.

"Rumahmu sangat indah, Cliff. Bahkan dari dalam sini pun, kita bisa melihat pantai secara langsung melalui dinding kaca.", komentarku takjub.

"Ya. Itulah salah satu alasan kenapa aku membeli rumah ini dulu.", katanya seraya mengikutiku memandangi interior rumahnya ini.

"Ngomong-ngomong, di mana aku harus meletakkan barang-barangku?", aku bertanya sambil menunjukkan koper kecil yang kini kubawa.

"Aku akan menunjukkan kamarmu. Ayo ikut aku."

Setelah menunjukkan kamarku, Cliff beralih menuju ke kamarnya sendiri untuk meletakkan barang-barang. Sedangkan, aku mulai menata barang-barangku di kamar. Begitu selesai, aku keluar kamar dan itu bertepatan dengan Cliff yang juga baru saja keluar dari kamarnya, yang ternyata terletak tidak jauh dari kamarku.

"Sekarang, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.", dia berbicara saat sudah berhadapan denganku.

"Ke mana?"

"Ada sebuah pasar di dekat sini. Kau bisa berbelanja berbagai macam pakaian dan aksesoris pantai di sana. Setelah itu, kita akan makan siang di kedai pinggir pantai. Lalu, kita lanjut berbelanja stok bahan makanan untuk persediaan kita menginap beberapa hari di sini. Apa kau setuju dengan rencanaku?"

Aku langsung tersenyum dan mengangguk.

"Itu luar biasa.", seruku.

Cliff tertawa.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang