Bab 10

142 15 1
                                    

~SHERINA~

Hari ini, aku kembali datang ke kantor penerbit untuk menghadiri rapat bulanan para editor yang memang secara rutin diadakan setiap beberapa minggu sekali. Ngomong-ngomong, ini juga merupakan rapat pertama yang kuhadiri sejak aku menikah dengan Cliff. Dan seperti yang sudah kuduga, teman-temanku di kantor pasti akan bertanya padaku perihal hubunganku dengan Cliff tersebut.

Walau dalam hati aku merasa sedikit tidak nyaman atas pertanyaan mereka, tapi sebisa mungkin aku menjawab sesuai dengan skenario yang sudah dijelaskan oleh Cliff padaku dulu. Dan aku merasa lega saat teman-temanku memberikan respon percaya terhadap jawaban yang kuberikan.

"Sherina, setelah ini datanglah ke ruanganku. Ada hal yang ingin kudiskusikan denganmu.", Mr. Lewis, kepala editorku berbicara padaku setelah acara rapat selesai.

"Baik, Sir."

Aku pun membereskan barang-barangku lalu berjalan menuju ke ruang kepala editor yang terletak tidak jauh dari ruang rapat. Dan saat memasuki ruangan tersebut, aku terkejut karena ternyata di dalam sana sudah ada seseorang yang tengah duduk di sofa. Jadi, aku menghentikan langkahku di ambang pintu.

"Sherina, masuklah.", Mr. Lewis berbicara padaku.

Aku pun mengangguk patuh lalu berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Sherina, perkenalkan, ini adalah Mr. Hudson. Mr. Hudson adalah seorang reporter senior dari kantor majalah New York Times, sekaligus sepupu dari kepala penerbit di kantor kita ini."

Aku pun beralih menatap pria bernama Mr. Hudson tersebut.

"Selamat siang, Mr. Hudson. Perkenalkan, saya Sherina. Saya adalah editor lepas di penerbit ini.", aku memperkenalkan diri dengan sopan.

"Senang bertemu denganmu, Sherina. Oh, maksudku, Mrs. Warren.", Mr. Hudson mengoreksi panggilannya terhadap diriku dengan nada sedikit menggoda.

Walaupun yang dia katakan itu tidak salah, tapi aku merasa tidak terbiasa atas panggilan yang dia sematkan. Aku dan Cliff hanya menikah secara kontrak. Karena alasan itulah aku merasa tidak berhak untuk menyandang nama 'Mrs. Warren' sebagai nama belakangku. Itu sebabnya, sampai sekarang aku belum pernah memperkenalkan diriku secara pribadi sebagai Sherina Warren saat bertemu dengan orang-orang yang baru berkenalan denganku.

"Tolong panggil saya Sherina.", aku berkata dengan sopan.

"Oke, Sherina. Sekarang, mari kita duduk dulu. Aku ingin membicarakan suatu hal denganmu."

Aku langsung mengerutkan dahi atas ucapan Mr. Hudson. Karena sejak aku bekerja di kantor penerbit ini selama kurang lebih setahun yang lalu, belum ada seorang pun dari pihak atasan di manajemen atau kerabat mereka yang ingin berbicara secara pribadi seperti ini denganku.

Walau begitu, aku tidak banyak bertanya. Aku langsung menuruti ucapan Mr. Hudson dengan duduk di sofa yang ada di seberangnya. Sementara, Mr. Lewis duduk di sisi lain sofa di antara kami.

"Sebenarnya, aku bertanya-tanya, kenapa istri seorang Cliff Warren, si penyanyi terkenal itu, masih bersedia repot-repot bekerja di kantor penerbit ini. Karena melihat dari karir suamimu, tanpa kau bekerja saja, semua keinginan dan kebutuhanmu bisa terpenuhi dengan mudah. Tapi, nyatanya kau masih tetap bekerja hingga sekarang. Kalau boleh tahu, apa alasanmu tetap bekerja di sini, Sherina?", Mr. Hudson bertanya dan ekspresinya mulai berubah menjadi serius.

Sudah kuduga. Pria ini mengajakku bertemu pasti untuk membicarakan hal yang berhubungan dengan Cliff, bukan tentang diriku secara personal.

"Tidak ada alasan khusus. Saya menyukai pekerjaan saya sebagai seorang editor. Dan suami saya juga mengizinkan saya untuk tetap bekerja. Karena itulah, sampai sekarang saya masih bekerja di sini."

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang