Bab 18

120 18 0
                                    

~SHERINA~

"Selamat pagi, Sherina..."

Aku yang tengah memasak di dapur, langsung menoleh dan menatap Cliff yang kini sedang berjalan memasuki ruang makan. Namun, yang membuatku merasa heran adalah pagi ini Cliff menyapaku seraya tersenyum. Padahal, biasanya dia selalu memasang ekspresi datar. Atau dia tidak menyapaku sama sekali.

Walau begitu, aku tetap senang dengan perubahan sikapnya tersebut. Cukup jarang Cliff tersenyum padaku saat kami hanya sedang berdua seperti ini. Mungkin, sekarang suasana hatinya sedang sangat baik.

"Selamat pagi juga, Cliff.", aku membalas. "Kau bangun lebih pagi daripada biasanya.", komentarku.

"Ya. Karena pagi ini aku ada meeting dengan orang-orang manajemen di agensiku untuk membahas tentang capaian penjualan album masing-masing artis di bawah naungan agensi pada musim ini."

Aku mengangguk mengerti.

"Lalu, jam berapa kau akan berangkat?"

"Aku akan berangkat jam delapan. Karena meeting akan dimulai jam sembilan."

Seketika, aku membelalak.

"Jam delapan kurang dari satu jam lagi. Dan sekarang, sarapannya belum siap. Kenapa kau tidak mengatakan jadwalmu padaku sejak kemarin? Dengan begitu, aku bisa bangun lebih pagi daripada biasanya untuk menyiapkan sarapan.", kataku panik.

"Tidak masalah. Masih ada cukup waktu untuk menyelesaikan masakanmu. Sekarang, mana yang belum? Aku akan membantumu.", ucapnya sambil melinting lengan kemejanya hingga sebatas siku.

"Kau tidak perlu...", belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Cliff sudah memotongnya.

"Aku tidak keberatan melakukannya. Dengan aku membantumu, masakanmu akan cepat selesai. Dan kita bisa segera sarapan bersama.", dia berbicara dengan santai. "Apakah sayuran ini akan kau masak juga?", dia bertanya sambil menunjuk sayuran bersih yang sudah kupotong dalam baskom.

Walau masih heran akan Cliff yang bersedia turun tangan membantuku memasak, tapi aku mengangguk atas pertanyaannya tadi.

"Aku akan menumis sayuran itu setelah selesai memanggang daging.", balasku.

"Kalau begitu, biar aku yang menumis sayur. Sementara, kau lanjutkan pekerjaanmu.", Cliff berkata lalu bersiap menyiapkan semua bahan dan mulai menumis di kompor sebelahku.

***

Tidak terasa sudah hampir tiga bulan aku menikah dengan Cliff. Awalnya, kami memang sering kali berselisih pendapat atau bertengkar. Bahkan, di satu waktu, Cliff sampai pernah menamparku. Tapi, semakin lama, sikapnya berubah jadi lebih baik. Kini, dia tidak lagi suka marah-marah. Bahkan, setelah kuperhatikan beberapa minggu belakangan ini Cliff juga tidak pernah membentak atau mengancamku. Dan tentu saja, aku merasa senang akan hal itu.

Sebelumnya, aku sudah pernah mengatakan bahwa aku jatuh cinta pada Cliff. Ditambah dengan perubahan sikapnya saat ini, kurasa aku jadi tidak bisa menahan diri untuk tidak semakin tertarik dan jatuh cinta padanya. Walau aku sudah yakin bahwa yang kurasakan saat ini adalah cinta, namun sampai sekarang aku belum pernah menyatakan perasaan atau cintaku itu padanya. Bahkan, sebisa mungkin aku malah bersikap biasa saja tanpa menunjukkan rasa sukaku padanya.

Bukan tanpa alasan aku merahasiakan perasaanku tersebut. Walaupun aku menyukai Cliff, tapi aku tahu bahwa Cliff tidak menyukaiku. Jadi, daripada aku malu mengungkapkan cintaku yang bertepuk sebelah tangan ini, lebih baik aku merahasiakannya saja. Lagipula, sejak awal sebelum kami menandatangani kesepakatan, Cliff sudah pernah memperingatkanku bahwa jangan membawa-bawa perasaan ke dalam hubungan kami ini. Karena jika kami sampai terbawa perasaan, itu justru akan memperumit keadaan. Apalagi, hubungan kami hanya sebatas kontrak yang saling menguntungkan. Jadi, akan lebih baik jika aku menyimpan perasaanku ini untuk diriku sendiri sambil menikmati kedekatanku dengan Cliff hingga kontrak hubungan kami selesai nanti.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang