Bab 23

136 20 0
                                    

~CLIFF~

"Ah sudahlah! Aku tidak mau bermain game ini lagi!", Sherina berkata lalu meletakkan stick playstation ke atas meja dengan kesal.

Sedangkan, aku hanya tertawa melihatnya.

"Ayolah, Sherina. Kau bisa bermain denganku satu game lagi."

"Tidak mau. Sejak tadi, aku terus saja kalah darimu. Aku mau bermain bila game selanjutnya aku yang menentukan.", kini dia merajuk.

Sebelumnya, aku dan Sherina memang sedang beradu game combat dalam playstation yang ada di rumah pantai milikku. Dan sejak game pertama, Sherina terus saja kalah. Karena itu, dia merasa kesal.

"Baiklah. Sekarang, giliran kau yang memilih game-nya.", kataku mengalah.

"Benarkah aku boleh memilihnya?", dia tampak kembali berminat.

"Tentu."

Kemudian, dengan semangat dia mengambil stick-nya lagi lalu mulai memilih game yang dia inginkan.

"Game apa yang kau pilih itu?"

"Ini adalah game berdandan."

"Ck... Itu sangat girly.", aku mengoloknya main-main.

"Biarkan saja. Karena aku perempuan. Tentu saja aku suka permainan seperti ini. Sekarang, ambil stick-mu dan bermainlah denganku."

Walau masih merasa geli, tapi aku tetap menurutinya. Lalu, aku mengikutinya bermain game yang dia inginkan. Dan karena pada permainan kami kali kami tidak saling melawan, jadi kami lebih banyak beradu argumen tentang bagaimana pemilihan baju atau penampilan si tokoh pada game.

"Lihatlah. Jika menuruti selera fashion-ku, karakternya mendapatkan poin yang tinggi.", aku berbangga setelah karakter pilihanku mendapatkan poin yang tertinggi.

"Memang benar. Tapi, pakaian yang kau pilihkan untuk karakter itu tadi terlalu terbuka, Cliff."

"Bukankah itu bagus? Dengan model pakaian seperti itu, mereka terlihat seksi."

"Apakah semua pria selalu suka wanita yang berpenampilan seksi seperti itu?"

"Kurasa, sebagian besar ya."

Sherina meletakkan stick-nya ke atas meja lalu beralih menatapku.

"Lalu, bagaimana denganmu? Apakah kau termasuk ke dalam golongan tersebut? Apa kau juga menyukai wanita yang berpenampilan seksi?", dia bertanya dengan ekspresi yang tampak serius sekaligus penasaran.

Aku pun ikut meletakkan stick playstation-ku ke atas meja lalu fokus pada percakapan kami.

"Aku akan berbohong jika menjawab tidak. Jujur saja, wanita yang berpenampilan seksi, terkadang terlihat lebih menarik di mataku."

"Kalau begitu, aku bukan termasuk ke dalam kategori wanita yang menarik di matamu.", Sherina berkata dengan nada kecewa. Namun, ekspresinya tampak sedang bergurau.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Tadi, kau sendiri yang mengatakan bahwa kau lebih tertarik pada wanita yang berpenampilan seksi. Sedangkan, penampilanku sama sekali tidak seksi."

Untuk beberapa saat, aku diam dan ganti fokus memperhatikan penampilannya dari atas ke bawah lalu ke atas lagi.

"Penampilanmu memang tidak seksi. Tapi, menurutku kau tetap terlihat cantik dan menarik."

Aku bisa melihat wajah Sherina yang seketika memerah.

"Jangan membual hanya untuk menyenangkan hatiku, Cliff."

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang