Bab 28

131 15 0
                                    

~SHERINA~

Sejak kami pulang dari liburan di rumah pantai milik Cliff di Manhattan beberapa yang waktu, aku merasa hubungan kami jadi semakin dekat. Terlebih, saat itu kami juga berhubungan untuk pertama kali. Entah kenapa sejak saat itu kami jadi semakin sering melakukannya. Terkadang di kamarnya, lalu ganti ke kamarku atau di mana pun saat kami sedang berdua di rumah. Kemudian, setiap kali selesai berhubungan, kami akan berpelukan sambil mengobrol hingga ketiduran. Dan kali ini, kami melakukannya di dalam kamarku, pada siang hari di hari Minggu.

"Oh ya, Sherina, aku lupa mengatakan padamu kalau aku mendapatkan undangan acara pernikahan dari salah satu temanku yang juga merupakan seorang penyanyi. Dan acaranya minggu depan.", Cliff berbicara padaku.

Aku yang sebelumnya berbaring sambil bersandar pada dadanya, kini sedikit menjauhkan tubuhku lalu mendongak menatapnya.

"Apakah kau juga ingin mengajakku datang ke acara itu?", aku bertanya.

"Tentu saja. Karena kau adalah istriku. Kau harus ikut denganku ke mana pun, Sherina."

Jika dulu Cliff mengajakku dengan cara yang menyebalkan, sedikit kasar dan juga selalu disertai dengan ancaman, kini tidak lagi. Beberapa waktu belakangan ini, dia selalu mengajakku melakukan sesuatu dengan cara yang baik tanpa mengungkit-ungkit perjanjian kami atau tanpa memaksaku sedikit pun. Dan aku senang karena dia membuatku jadi merasa lebih dihargai.

"Oke. Kalau begitu, aku akan menyiapkan gaun dan berdandan yang cantik untuk menemanimu datang ke acara itu nanti.", balasku ringan.

"Hmm... Kurasa, kau tidak perlu berdandan terlalu cantik.", ucapnya tiba-tiba.

Aku pun mengerutkan dahi.

"Kenapa begitu?", aku bertanya heran. Karena dulu Cliff selalu memperingatkan agar aku berdandan sehingga penampilanku sepadan dengannya. Kalau tidak, dia khawatir aku akan membuatnya malu.

"Karena jika kau berdandan terlalu cantik, maka para pria di acara pesta itu nanti pasti akan memperhatikanmu. Kurasa, aku tidak akan suka jika melihat pria lain terpesona pada kecantikanmu. Maka dari itu, berdandanlah biasa saja agar tidak terlalu menarik perhatian. Jadi, hanya aku yang tahu bagaimana kecantikanmu yang sebenarnya."

Aku pun berdecak. Namun, aku juga tidak dapat menahan senyuman yang mengembang di wajahku.

"Sejak kapan kau jadi pandai menggodaku seperti ini, Mr. Warren?", aku bertanya sambil memukul pelan dadanya main-main.

"Entahlah. Aku juga tidak yakin. Tapi, sepertinya sejak dulu aku memang berbakat dalam hal menggoda.", balasnya lalu mengerling bergurau.

Aku pun tertawa karena ucapannya. Begitu pun dengan Cliff.

Setelah tertawa dan mengobrol banyak hal, sekarang aku mulai merasa lapar. Jadi, aku bangun dari posisi tidurku berniat mencari pakaianku yang entah dilempar Cliff ke mana tadi.

"Kenapa kau bangun?", pertanyaan Cliff membuatku menoleh padanya.

"Aku harus bangun untuk memasak makan malam.", balasku lalu hendak berdiri.

Tapi, Cliff menahan sebelah tanganku.

"Kau tidak perlu buru-buru bangun. Untuk makan malam, nanti biar aku yang memesan makanan. Kau di sini saja dulu. Temani aku."

Aku tersenyum atas perhatian sekaligus sikap manjanya.

"Tidak bisa, Cliff. Aku sudah menyiapkan semua bahan makanan untuk kumasak sejak siang tadi. Jika kau memesan makanan, bahan makanan itu tidak akan segar lagi jika terlalu lama tidak dimasak. Itu akan membuat bahan makanannya jadi terbuang sia-sia."

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang