Bab 17

128 19 0
                                    

~CLIFF~

Aku masih termenung memperhatikan bagaimana cara Sherina menjawab pertanyaan pembawa acara tadi. Kupikir, dia akan memberikan jawaban klise layaknya orang yang saling mencintai dengan memuji satu sama lain. Tapi, yang ada dia malah menggambarkan diriku sebagai sosok yang konyol.

Namun, anehnya aku sama sekali tidak marah. Justru, aku merasa tergelitik. Ini adalah pertama kalinya ada seorang wanita yang menggambarkan diriku dengan cara yang berbeda dari kebanyakan wanita yang lain, yang mana kebanyakan dari mereka selalu menggambarkan diriku sebagai sosok pria yang baik, ramah, tampan dan sebagainya. Belum pernah ada orang yang menggambarkan diriku seperti yang dilakukan Sherina kali ini, yang mana penggambarannya itu memang sesuai dengan diriku yang sesungguhnya, bukan sosok diriku yang selama ini selalu kutunjukkan di hadapan kamera.

Selain itu, cara Sherina menjawab dan bercerita tentang diriku tadi juga tampak begitu natural. Dia tidak terlihat seperti menghafal script atau mengarang cerita. Sepertinya, dia sudah berhasil menguasai kegugupannya hingga bisa tampil di acara interview ini dengan sangat baik.

"Bagus. Itu tadi sangat luar biasa, Mrs. Warren.", produser berkata sambil bertepuk tangan tepat setelah pembawa acara menyudahi sesi interview dengan Sherina.

"Ini semua juga berkat arahan dan bimbingan dari Anda dan para kru. Terimakasih, Semuanya.", Sherina berbicara dengan ramah pada produser dan semua orang.

Setelah itu, Sherina berdiri dari sofa lalu keluar dari set shooting dan berjalan menghampiriku.

Aku pun menyambutnya dengan tersenyum bangga.

"Bagaimana penampilanku tadi, Cliff? Apakah menurutmu caraku menjawab tadi sudah cukup baik?", Sherina bertanya padaku dan langsung tampak risau.

"Kau tadi luar biasa. Kerja bagus, Sherina.", aku memuji sambil menepuk sebelah pundaknya.

Sherina langsung mendesah lega. Selain itu, wajahnya juga tampak sedikit memerah.

"Ayo, Cliff! Sekarang, giliran kau.", produser berbicara padaku.

"Coming!", aku menjawab arah produser. Kemudian, aku kembali menatap Sherina. "Sementara menungguku melakukan interview, kau bisa beristirahat atau bersantai di sini. Bernard akan menemanimu.", aku berbicara pada Sherina.

Sherina tersenyum dan mengangguk.

"Oke.", balasnya lalu berjalan menghampiri Bernard.

Sedangkan, aku langsung menuju set shooting dan memulai interview.

***

"Terimakasih untuk hari ini, Cliff.", tiba-tiba Sherina berbicara padaku ketika kami baru saja sampai di rumah.

"Kenapa kau berterimakasih padaku?", aku bertanya heran sambil melepas sabuk pengaman.

"Karena tadi kau sudah membantuku menenangkan diri. Aku jadi bisa meredakan rasa gugupku. Jika tidak, mungkin interview yang kulakukan tidak akan berjalan lancar seperti tadi."

"Kurasa, itu bukan karena aku. Melainkan, itu karena sekarang kau sudah mulai terbiasa dengan sorotan kamera. Jadi, kau mulai bisa menguasai rasa gugupmu."

"Mungkin, aku sudah sedikit terbiasa akan hal itu. Tapi, tetap saja semangat yang kau berikan tadi memberiku kekuatan yang lebih sehingga aku berani tampil di televisi. Sekali lagi, terimakasih."

Aku tersenyum kecil atas ucapannya.

"Sama-sama.", balasku. "Oh ya, ngomong-ngomong, tadi kau terlihat sangat cantik.", entah kenapa aku tiba-tiba memujinya.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang