Bab 11

118 16 2
                                    

~CLIFF~

Aku terbangun dari tidurku karena merasakan sesuatu yang dingin menempel pada dahiku. Dengan kepala yang masih terasa berat, aku pun membuka mata. Lalu, aku langsung mengedarkan pandanganku ke sekitar. Ternyata, aku sedang berada di dalam kamar.

"Kau sudah bangun?"

Aku menoleh untuk melihat siapa orang yang bertanya padaku tadi. Ternyata, itu Sherina. Aku mengerutkan dahi ketika melihat kehadirannya di kamarku. Lalu, tanganku bergerak untuk meraih sesuatu yang kini terasa dingin dan masih menempel di dahiku.

"Apa ini?", aku bertanya pada Sherina sambil memegang handuk basah yang baru saja kuambil. Selain itu, aku juga berusaha bangun dari posisi tidur menjadi duduk di ranjang meskipun kepalaku masih terasa sangat berat.

"Semalam, kau pulang dalam keadaan mabuk. Lalu, saat aku membantumu melepaskan sepatu dan kaos kaki, kau beberapa kali bergumam seperti merintih kesakitan. Setelah kuperiksa, ternyata kau demam. Jadi, aku mengompresmu semalaman.", Sherina menjelaskan padaku sambil mengambil handuk yang kupegang.

Jadi, semalam Sherina merawatku?

"Sekarang, bagaimana keadaanmu?", Sherina bertanya lagi.

Pertanyaan Sherina seketika mengingatkanku pada ketidaknyamanan yang kini kurasakan.

"Kepalaku terasa sangat berat. Aku masih merasa pusing.", jawabku jujur.

"Tidak heran. Semalam, kau mabuk hingga tidak sadarkan diri. Kau pasti mengalami pengar dan sakit."

"Lalu, siapa yang mengantarku semalam? Apakah Selly?"

Aku bertanya demikian karena aku ingat bahwa semalam aku pergi ke bar bersama dengan Selly. Namun, karena kesal begitu mengetahui bahwa Selly juga mengajak Lucas, serta cemburu melihat kedekatan mereka, aku pun minum sampai mabuk berat.

"Bukan Selly. Melainkan, Bernard yang mengantarmu. Kata Bernard, Selly menghubunginya semalam. Selly meminta agar dia menjemputmu di bar lalu mengantarmu pulang ke rumah."

Aku tersenyum kecut atas diriku yang dengan bodohnya berharap Selly yang mengantarku. Tentu saja dia tidak akan melakukan itu. Dia pasti akan lebih memilih bersenang-senang dengan calon kekasihnya itu daripada mengantarkan pria mabuk seperti diriku pulang ke rumah.

"Sekarang, apa kau mau makan?", Sherina menawarkan.

Aku menggeleng.

"Tidak. Aku tidak berselera. Tubuhku masih terasa kacau. Aku ingin lanjut tidur saja.", jawabku tidak berminat.

"Baiklah. Tapi, sebelum itu minumlah aspirin dan paracetamol ini dulu. Dengan begitu, kau akan merasa lebih baik saat bangun nanti."

Tanpa banyak protes, aku pun menurut dan meminum dua obat yang disodorkan oleh Sherina padaku. Setelah minum obat, aku kembali berbaring dan memejamkan mata. Semoga saja, obat yang diberikan Sherina ini efektif untuk mengurangi pengar dan sakit yang kurasakan saat ini.

***

Aku tidak tahu berapa lama aku tidur. Yang jelas, ketika aku bangun, hari sudah sore. Saat bangun kali ini, aku sudah merasa jauh lebih baik jika dibandingkan saat bangun tidur tadi pagi. Kepalaku kini tidak lagi terasa berat. Tapi, sekarang aku merasa lapar.

Setelah meregangkan badan selama beberapa saat, aku pun bangun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi. Kupikir, akan lebih baik bila aku mandi lebih dulu untuk menyegarkan tubuhku. Baru setelah itu, aku akan makan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagiku untuk selesai mandi. Begitu sudah berpakaian dan rapi, aku keluar dari kamar dan langsung menuju ke dapur.

"Cliff, kau sudah bangun?", Sherina menyapaku.

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang