22. Berpisah Sementara.

88 12 0
                                    

Keesokan hari nya,Pangeran Saga menemui Putri Windy dengan mengunjungi kamar nya di pagi hari.
Putri Windy yang masih tertidur sedikit terkejut karena ada yang mengetuk pintu kamar nya.

Saat dibuka,nampak Pangeran Saga sedang tersenyum lalu memberikan sapaan.
"Selamat pagi Yang Mulia."

"Selamat pagi."
"Ada apa Yang Mulia..hoamm~"

Pangeran Saga terkekeh melihat wanita nya itu menguap dengan ekspresi kantuk yang masih nampak diwajahnya. Dalam hati ia sangat gemas dan ingin mencubit pipi sang pujaan hati.

"Apa aku boleh masuk?" Tanya Pangeran Saga.
"Tentu saja boleh." Putri Windy mengangguk.

Pangeran Saga langsung masuk dan duduk di kursi yang langsung menghadap ke jendela luar.

"Ada apa kau sepagi ini mengunjungiku?" Tanya Windy.
"Aku merindukanmu Yang Mulia." Jawab Saga.

Refleks Windy mendorong tubuh Pangeran Saga hingga hampir terjatuh keluar.

"Hei! kau mau membunuh ku?!" Pangeran Saga refleks meraih tangan Putri Windy.
"Maafkan aku! aku tidak bermaksud mendorong mu Yang Mulia." Windy langsung menarik tubuh Pangeran Saga ke dalam pelukan nya.

"Tapi sepertinya aku akan menerima dengan senang hati jika hidupku berakhir di tanganmu." Ucap Saga.
"Sudahlah! berhenti membahas tentang akhir hidup. Banyak hal indah yang bisa kita bahas disini." Protes Windy.

"Sebenarnya ada yang harus aku katakan pada mu Yang Mulia." Pangeran Saga menatap Putri Windy.

"Ada apa?"

Pangeran Saga memberikan surat yang dikirim menggunakan cap Putra Mahkota Jeremy dan membiarkan Putri Windy membaca nya.

"Kau akan pulang?" Tanya Windy.
"Putra Mahkota menyuruh ku. Mau tidak mau aku harus pulang." Jawab Saga.

Putri Windy menganggukan kepala nya,"Pulanglah. Kau tidak usah khawatir dengan ku."

"Tapi aku pasti akan rindu setengah mati padamu Yang Mulia." Balas Saga.
"Pikirkan baik-baik. Ini adalah perintah dari Putra Mahkota yang akan menjadi Raja di masa depan. Pasti ada alasan kuat kenapa dia menyuruh mu untuk pulang." Windy menepuk pundak Saga.

"Sebagai seorang Pangeran,kau harus mengutamakan kepentingan kerajaan diatas segalanya. Kerajaan bukan hanya melibatkan istana dan isinya,tapi seluruh wilayah termasuk dengan rakyat." Lanjut Windy.

Pangeran Saga hanya terdiam mendengarkan ucapan yang keluar dari mulut Windy.
Tak lama,sebuah senyuman terukir di bibir mungil Saga, "Terima kasih sudah meyakinkan aku Yang Mulia. Aku berjanji setelah masalah selesai,aku akan segera kembali menemui mu."

"Aku percaya bahwa kau bisa menyelesaikan semuanya dengan baik Yang Mulia." Putri Windy mengelus pipi Saga.

Tepat saat di siang hari, Pangeran Saga akhirnya pulang menuju Kerajaan Vamouz ditemani oleh Johan dengan menunggangi kuda.

Ketika Pangeran Saga sudah menghilang dari penglihatan,Putri Windy kembali masuk ke kamar nya dan membantingkan diri ke ranjang besar nya itu.

"Kau kenapa?"

Reve muncul disamping Windy.

"Pergi sana! aku tidak mau diganggu!" Protes Windy.

"Apa kau bertingkah seperti ini karena Yang Mulia Pangeran Saga pulang?" Tanya Reve.

Belum pertanyaan nya terjawab,wajah Reve sudah tertimpuk oleh sebuah bantal yang dilemparkan oleh Windy. Reve akhirnya menyerah dan mundur secara perlahan keluar dari kamar tuan nya itu.

Dark Velvet ; All I Wanna Do [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang