27. Sebuah Surat.

80 14 3
                                    

Pangeran Saga saat itu langsung menerobos masuk dan menghentikan aktivitas yang dilakukan oleh Putri Windy.
Mata Putri Windy langsung terbuka dan menatap tajam ke arah Pangeran Saga.
"Apa yang kau lakukan?! Kenapa menghentikan aku?!"

"Harusnya aku yang bertanya! Apa yang kau lakukan?!" Balas Saga.
"Aku sedang menenangkan diriku." Jawab Windy.

"Apa maksudmu?"

"Perkataan Reve benar-benar membuat aku sakit hati. Tapi aku berusaha agar tidak emosi." Jelas Windy.

Pangeran Saga akhirnya menghela nafasnya lega karena Putri Windy tidak melakukan hal aneh.

"Kenapa kau nekat memanjat Yang Mulia? Bukankah dinding menuju kamarku cukup curam?" Tanya Windy.

Saga dengan cepat menggelengkan kepalanya,"Tubuhku otomatis naik begitu saja."
"Kalau begitu kau akan keluar dari kamarku dengan cara yang sama atau kau akan lewat pintu?" Tersirat Putri Windy secara halus mengusir Pangeran Saga dari kamarnya.

"Kau mengusirku?", Saga menatap Windy.
"Ya." Balas nya singkat.

"Wah dia benar-benar selalu tegas tanpa basa basi." Batin Saga.

"Baiklah,aku akan lewat pintu saja. Kau lanjutkan saja apa yang kau lakukan tadi. Aku permisi." Saga akhirnya keluar dari kamar Windy.

"Dia selalu bisa membuat aku cemas." Gumam Saga saat berada di depan pintu kamar Windy.

"Bagaimana? Dia baik-baik saja?" Jeremy menghampiri Saga.
"Dia aman. Ayo kita ke kamar tempat aku tidur. Kita diam disana saja." Ajak  Saga.

Tak terasa,kini waktu sudah menunjukan pukul 8 malam.
Satu per satu anggota kerajaan yang beraktivitas diluar istana mulai kembali dan kini mereka berkumpul di ruang makan.

"Dimana Windy?" Tanya sang Kaisar.

"Putri Windy terakhir kali berada di kamar nya Yang Mulia." Jawab Saga.
"Kau bisa panggil dia untuk bergabung disini?" Balas Kaisar.

Saga mengangguk lalu beranjak dari duduknya, "aku akan segera kembali."

Pangeran Saga melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar Windy. Setelah ia pergi meninggalkan Windy,ia tidak mendengar apapun lagi tentang wanitanya itu.
Saat sampai di kamar Windy,Saga mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah empat kali mengetuk tak mendapat balasan,Saga terpaksa membuka pintu tersebut dan yang ia temui hanya ruang kosong yang tak berpenghuni.

Kamar Windy menjadi sangat rapi dengan jendela yang sudah tertutup rapat. Sebuah surat terlihat di atas meja seolah memang sengaja ditinggalkan disana.

----------

Siapapun yang membaca surat ini aku ingin memberitahu sesuatu. Aku pergi ke sebuah tempat di luar sana untuk memperkuat stamina dan mengembangkan teknik bertarung yang aku miliki. Aku sudah memikirkan ini sejak lama sebetulnya. Aku sadar diri bahwa aku adalah anak bodoh yang selalu saja menjadi beban bagi semua orang.

Kali ini,jangan cari aku.
Biarkan aku sendiri mengembangkan diriku agar saat aku kembali,aku sudah berubah dengan tampilan yang jauh lebih baik.
Setiap seminggu sekali,aku akan memberi kabar melalui burung merpati yang akan aku kirimkan kepada Yemi. Jika burung itu tidak memberi kabar dalam kurun waktu satu minggu,maka kalian boleh mencari ku.

Maaf,aku selalu merepotkan kalian karena kebodohan ku ini. Aku berjanji saat aku kembali nanti,aku tidak akan membebani kalian lagi.

Salam hormatku untuk seluruh anggota kerajaan

Windy Air Alieston

----------

Dalam surat itu Windy memberikan cap jari berwarna biru. Cap itu menandakan bahwa surat yang ditulis bersifat resmi. Saga langsung berlari kembali ke ruang makan dan segera memberikan surat itu kepada Kaisar Greffin.

"Apa apaan ini?!! Siapa yang mengatakan bahwa Windy adalah anak bodoh?!!" Kaisar menggebrak meja.

Tak ada satupun dari mereka membalas ucapan Kaisar Greffin. Semua orang secara otomatis langsung menunduk ketika nada bicara sang Kaisar meninggi.

"Sepertinya Yang Mulia Putri Windy merasa tersinggung dengan ucapan Reve sore tadi." Putra Mahkota Jeremy angkat bicara.

"Reve?" Putri Mahkota Irena terlihat heran.

"Reve menyinggung mengenai kemampuan yang dimiliki oleh Putri Windy. Ia mengatakan bahwa masih banyak yang harus dikembangkan oleh Putri Windy jika ia mau secara resmi mengemban tugas resmi sebagai seorang putri kerajaan." Jeremy mencoba menjelaskan.

"Tapi sepertinya yang membuat Putri Windy sampai tersinggung adalah kalimat yang menanyakan kemampuan nya." Lanjut Jeremy.

"Apa maksudnya?" Tanya Kaisar.

"Apakah kau memiliki kemampuan lain selain bertarung?"

"Itu lah yang dikatakan Reve tadi." Saga meniru pengucapan Reve.

"Aku rasa perasaan Windy memang sedang sensitif. Dia mudah tersinggung akhir-akhir ini." Sahut Joanne.
"Kau benar. Aku juga pernah tidak sengaja membentak nya karena merusak tanaman ku. Kalian tahu apa yang dia lakukan? Dia menangis. Aku tak pernah menyangka Windy akan sensitif seperti itu." Ucap Yemi.

"Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan ayah?" Tanya Irena.
"Biarkan saja dia. Windy memakai cap biru disuratnya. Dia pasti tidak akan main-main dengan keputusan nya." Jawab Kaisar Greffin.
"Baiklah ayah,aku mengerti...uhhh.."

Irena tiba-tibe memegang perutnya seolah kesakitan. Wajah nya tiba-tiba menjadi pucat dan kening nya mulai berkeringat.

"Hei? Kau baik-baik saja?" Trezio bangkit dari kursi nya.

"Aku mual sekali." Irena menutup mulutnya.

"Mual?!" Ucap Joanne dan Yemi bersamaan.

"Ayah maaf tapi...oek!!" Irena berdiri dan langsung berlari menuju kamar mandi istana.

Trezio langsung bergegas menyusul istrinya itu dengan perasaan khawatir terjadi sesuatu yang buruk.

"Joanne,panggil Tabib Luca. Suruh dia untuk menemui Irena." Titah Kaisar.
"Baik ayah." Joanne mengangguk.

"Kalian bermalam saja disini. Aku khawatir akan terjadi sesuatu kepada Putri Mahkota. Jaga-jaga saja jika aku membutuhkan bantuan kalian." Kaisar Greffin bergantian menatap Jeremy dan Saga.
"Tenang saja Yang Mulia,kami akan tetap disini." Jeremy tersenyum.

Saat ini,Tabib Luca sedang memeriksa keadaan Irena yang sedang lemas terkapar di tempat tidur. Ternyata semua makanan yang sudah ia santap dari pagi kembali terbuang karena tubuhnya memuntahkan semua isi lambung nya.
Setelah selesai,Tabib Luca langsung tersenyum lalu membungkukan tubuhnya sembari mengatakan,"Selamat Yang Mulia,Putri Mahkota sedang mengandung."

TBC

Selamat atas kehamilan nya Putri Mahkota 💗
Disaat Istana mendapatkan kabar bahagia,sayangnya Windy tidak berada di istana :)

Terima kasih sudah mampir untuk membaca,semoga suka ya.
Jangan lupa untuk Vote,Comment dan Share cerita ini. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank You~

Dark Velvet ; All I Wanna Do [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang