28. Lambang Empat Bintang (2)

73 16 8
                                    

Windy kini memacu kuda nya dengan cepat membelah kegelapan hutan di malam hari. Obor yang ia nyalakan di tangan nya itu sudah mulai padam.
Kali ini Windy memutuskan untuk pergi ke kastil rahasia milik Fiestar untuk beristirahat sampai matahari kembali naik.

Namun sebelum ia sampai di lokasi kastil rahasia itu berada,Windy menghentikan laju kuda nya dan penasaran dengan sebuah cahaya yang cukup terang dari api unggun.

Suara riuh orang-orang berbicara disana menarik perhatian Windy.

Saat mendekat,Windy cukup terkejut dengan adanya sebuah perkemahan yang cukup besar disana.
"Siapa mereka?" Gumam Windy.

Windy mulai memperhatikan penampilan mereka dengan cukup detail. Mulai dari jubah yang mereka pakai,senjata yang mereka miliki hingga ada berapa jumlah mereka.
Saat memperhatikan,Windy terkejut ketika melihat lambang empat bintang yang jelas tercetak di tenda yang mereka gunakan.

"Hei berkumpul!!"

Saat mendengar seseorang berteriak,semua orang langsung  berkumpul. Terlihat ada seorang pria bertopeng yang diduga adalah pemimpin mereka. Dengan hati-hati,Windy berusaha untuk bisa mendengar ucapan mereka. Namun sayang sekali,mereka berbicara sangat pelan hingga sulit dijangkau oleh pendengaran Windy.

"Ah sial! Aku ingin tahu siapa mereka." Keluh Windy.

Karena merasa tak akan mendapatkan informasi apapun,Windy langsung melanjutkan perjalanan nya menuju kastil.
Sesampainya di kastil,Windy langsung mengamankan batu giok nya dan segera berbaring di ruangan yang selalu ia gunakan untuk tidur. Kastil itu kini menjadi terang karena Windy menyalakan hampir semua lampu bahkan obor diluar pun semua menyala.

"Apakah mereka adalah orang-orang dibalik penyerangan Putra Mahkota dan Pangeran Saga?" Gumam Windy.

Karena rasa kantuk yang sudah mendominasi,Windy langsung terlelap tidur tak lama setelah berbaring.

----------

Istana Fiestar.

Tengah malam riuh kegembiraan memenuhi seisi istana. Putri Mahkota yang kini sedang mengandung calon penerus kerajaan sedang dibanjiri ucapan selamat dari seluruh anggota keluarga.

"Wahh aku akan segera mendapatkan keponakan!!" Putri Yemi berteriak bahagia.

Putra Mahkota menepuk pundak Pangeran Trezio dengan wajah bangga,"Kau memang hebat saudaraku."

Pangeran Trezio hampir saja tersedak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Putra Mahkota.

"Selamat. Kau akan segera menjadi seorang ayah." Ucap Pangeran Saga.

Putri Mahkota Irena kini sedang duduk bersandar di ranjang sambil mengusap perut nya.
"Ada nyawa didalam perutku sekarang."

"Kau tidak usah khawatir. Kami disini akan menjagamu agar tetap sehat dan aman."Putri Joanne tersenyum.
"Terima kasih. Aku merasa beruntung memiliki kalian disisi ku." Irena menatap Joanne dan Yemi.

"Yang Mulia Putri Joanne."

Seorang kasim memanggil Joanne.

"Ya aku disini?"

"Tuan Jonathan datang ingin menemui anda."

"Baiklah,aku akan segera menemui dia. Terima kasih." Balas Joanne.

"Aku izin untuk menemui Jonathan terlebih dahulu Yang Mulia." Joanne berpamitan kepada mereka yang berada di kamar Irena.

Joanne berlari dengan perasaan gembira karena pria yang dicintai nya datang. Senyuman nya merekah tak sabar melihat wajah kekasih nya itu.
Namun sayang, realita yang terjadi adalah Joanne menemukan Jonathan yang tergeletak di lantai dengan bersimbah darah.

Tubuh Joanne seketika membeku tak bisa bergerak. Suaranya tercekat seolah ada yang menghalangi nya agar tidak keluar. Dengan gemetar,Joanne mendekati tubuh Jonathan dan memeluknya.

"Ini...ini pasti hanya mimpi..hei..Jonathan..tuan Jonathan...hei bangun..."

Joanne menepuk-nepuk pipi dingin Jonathan namun nihil. Pria nya itu sudah tak bernyawa dan tak mungkin bisa bangun lagi.

"TIDAK!!!!!"

Teriakan Joanne akhirnya memecah keheningan istana. Pengawal yang berada di gerbang langsung datang menghampiri Joanne yang sedang menangis memeluk tubuh Jonathan yang penuh darah.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!! KALIAN TIDAK BECUS MENJAGA KEAMANAN ISTANA HINGGA KEKASIHKU HARUS MATI SEPERTI INI!!!!"

Orang-orang yang berada di dalam istana pun keluar karena mendengar keributan yang terjadi. Termasuk Kaisar Greffin, ia terkejut melihat putrinya sedang memeluk Jonathan yang sudah tak bernyawa.

"Yang Mulia..." Jeremy hendak mendekati Joanne namun gagal.

"Diam!! Jangan ada yang mendekati aku!!"

Joanne masih histeris dan tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Teriakan nya masih terdengar keras diiringi isak tangis yang benar-benar menggambarkan rasa sakit yang dirasakanya.

"Kenapa kau...hikss..hikss...meninggalkan aku...seperti ini..."

Joanne tak henti menciumi kening Jonathan. Ia benar-benar terpuruk dan jatuh ke titik terendah di hidupnya.
Karena tak ada cara lain,akhirnya Pangeran Saga secara diam-diam mendekati Joanne lalu membuat Joanne tak sadarkan diri dengan cara menekan titik saraf manusia yang berada di belakang leher.

"Bawa Joanne ke kamar nya dan kunci semua akses keluar yang bisa menjadi celah untuk dia kabur." Titah Kaisar Greffin.

Pangeran Saga dibantu oleh salah satu dayang pribadi Joanne membawanya ke kamar. Sementara Jeremy tak banyak bicara langsung melihat sekitar mencari sebuah petunjuk.

"Yang Mulia,izinkan aku untuk menyusuri wilayah ini. Tolong tutup akses istana dari orang luar agar keamanan anggota kerajaan terjaga." Jeremy membungkukan tubuhnya.

"Kau akan dibantu oleh Trezio menyelidiki ini. Tapi jangan sampai terlewat batas. Setelah kau selesai mencari petunjuk di wilayah ini dalam tiga hari,aku akan memberikan kewenangan kepada Panglima Jeffrey untuk membereskan semuanya."  Balas Kaisar.

"Yang Mulia,jika diperbolehkan aku ingin dibantu oleh Pangeran Saga. Aku khawatir jika Pangeran Trezio yang membantu ku akan berpengaruh kepada kondisi Putri Mahkota Irena yang sedang dalam fase awal kehamilan." Pinta Jeremy.

Kaisar berpikir sejenak.
"Kau benar juga. Irena pasti memerlukan sosok Trezio untik selalu berada didekatnya. Baiklah,kau akan dibantu oleh Saga."

Setelah Kaisar Greffin pergi,Pangeran Saga langsung menemui Putra Mahkota yang kini sedang berjongkok memperhatikan jasad Jonathan.

"Kau sudah selesai?" Tanya Jeremy.
"Putri Joanne kini ditemani langsung oleh Kaisar." Jawab Saga.

"Baiklah,ayo bantu aku."

Putra Mahkota akhirnya beranjak dan tiba-tiba mengeluarkan cahaya berwarna putih dari tangan nya.

"Perhatikan setiap bercak yang ada di lantai itu. Kau pasti akan menemukan sesuatu." Ucap Jeremy.

Pangeran Saga lantas langsung menyusuri setiap inci dari lantai yang kini dipenuhi oleh darah dibantu cahaya yang berasal dari tangan Putra Mahkota.

"Oh! Aku menemukan sesuatu!"

Mendengar ucapan Saga,Jeremy langsung melihat apa yang telah ditemukan oleh adiknya itu.
Setelah diberi penerangan yang lebih terang,tercetak jelas di lantai yang terbuat dari batu itu sebuah gambar yang membentuk empat bintang persis seperti yang mereka lihat sebelumnya.

"Apa lagi ini. Kenapa lagi dan lagi lambang itu yang muncul? "

Jeremy dengan cepat memindahkan temuan nya itu ke kain yang terbuat dari kulit hewan menggunakan sihirnya.

"Jangan biarkan orang lain tahu tentang ini. Kita harus bergerak lebih cepat." Ucap Jeremy

TBC
Saga dan Jeremy udh muak dengan lambang empat bintang yang terus menerus muncul dan membawa korban.
Stay strong Joanne :(

Terima kasih sudah mampir membaca ya,semoga kalian suka.
Jangan lupa untu Vote,Comments dan Share cerita ini sebagai bentuk support aku dalam berkarya 🤭
Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank you~

Dark Velvet ; All I Wanna Do [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang