BAB 16

10.7K 227 0
                                    


Happy reading!

Jangan lupa klik bintang yaa 🧡

🌷🌷🌷🌷

Arzan masuk terlebih dahulu kedalam ruang rawat Naya. Ia mendudukkan dirinya di kursi samping brankar Naya.

Arzan memandang Naya dengan tatapan sendu, tak ada tatapan tajam seperti sebelum-sebelumnya.

Arzan menggenggam tangan Naya yang tak terinfus.

"Kenapa kamu masih baik sama aku Nay? Padahal selama ini aku udah jahat sama kamu. Harusnya aku yang ada diposisi ini, kenapa harus kamu?" Arzan berujar seraya menatap wajah Naya.

"Aku minta maaf Nay atas semua kesalahan aku ke kamu. Aku sadar kalau selama ini perbuatan aku salah. Aku juga udah putus sama Rika."

Arzan terdiam sesaat, "aku tahu permintaan maaf aku belum tentu bisa membuat kamu bertahan disisi aku, tapi aku benar-benar minta maaf aku menyesal."

Arzan menghapus air matanya yang jatuh. Hatinya sakit melihat kondisi Naya yang terbaring lemah dengan selang oksigen.

Arzan mengecup kening Naya untuk pertama kalinya, "aku keluar dulu ya. Nanti aku kesini lagi."



Diluar ruangan, Arzan duduk disamping Mamahnya. Ia menyenderkan kepalanya pada bahu Mamahnya.

"Zan, kamu yang sabar ya. Mamah selalu berdo'a semoga Naya segera sadar." Mamah mengusap sayang surai hitam Arzan.

Arzan hanya mengangguk sebagai jawaban. Sedangkan Nenek? Ia bergantian masuk untuk menemui cucunya didalam.

"Zan, lebih baik kamu pulang. Ganti baju kamu."

Arzan menatap pakaian yang ia kenakan, disana ada sedikit noda darah Naya.

"Kalau Arzan pulang Naya gimana?"

"Ada kami yang akan menjaganya." jawab Papah.

Mamah memegang bahu Arzan, "iya Zan, lebih baik kamu pulang dulu. Shalat, ganti baju, jangan lupa makan. Kamu harus perhatikan kondisi kesehatan kamu juga."

Arzan mengangguk, "yaudah Arzan pamit pulang dulu Yah, Mah. Tolong sampaikan ke Nenek."

Mamah dan Papah mengangguk. "hati-hati," ujar mereka.

🌷🌷🌷🌷

Tiba di Apartemen, kondisinya sangat sepi seperti beberapa hari belakangan. Arzan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tak butuh waktu lama, ia sudah kelar mandi dan terlihat lebih segar dari sebelumnya. Ia lantas menunaikan shalat asar.

"Assalamualaikum warahmatullah ...."

"Assalamualaikum warahmatullah ...."

Arzan mengusap wajah dengan kedua tangannya.

Ia menengadahkan tangannya dan berdo'a supaya Naya segera sadar dari komanya.

🌷🌷🌷🌷

"Kamu gila? Kalau sampai dia kenapa-kenapa kamu pasti akan dipenjara," ujar seorang pria menahan amarah yang sudah sampai diubun-ubun.

"Ya gimana, udah terlanjur juga." Seorang wanita yang menjadi lawan bicaranya berujar dengan santai seraya menyantap cemilan yang baru saja ia beli.

Ya, kedua orang tersebut ialah Farez, masih ingatkah dengan Farez? Ya, dia pacar Rika.
Sedangkan wanita yang sedang memakan cemilan ialah Rika.

Farez duduk disamping Rika, "By, aku benar-benar gak habis pikir sama kamu. Gunanya kamu ngelakuin hal itu apa?"

Rika diam.

"Jangan-jangan kamu ngelakuin ini karena kamu gak terima mantan kamu mutusin hubungan kalian? Dan kalau kamu gak bisa miliki mantan kamu, orang lain juga gak bisa miliki dia, benar gitu?"

Rika diam, ia ingin menjawab yang sejujurnya. Namun, melihat tatapan Farez membuatnya urung.

"Jawab By! Kamu punya mulut kan?" tekan Farez.

Rika mengangguk, "IYA BENAR. AKU NGELAKUIN ITU SEMUA KARENA AKU GAK ARZAN MENJADI MILIN ORANG LAIN. KALAU AKU GAK BISA MILIKI ARZAN MAKA ORANG LAIN PUN SAMA."

"EGOIS! KAMU EGOIS."

"KOK KAMU MARAH SAMA AKU?"

Farez mendekati Rika, "kamu pikir aja sendiri! Kamu itu selalu mementingkan diri kamu sendiri tanpa memperdulikan perasaan orang lain! Aku gak suka sama sifat kamu yang seperti ini By!"

"Kalau terjadi apa-apa kedepannya aku gak akan tanggung jawab dan bantu kamu," ujar Farez.

Rika menatap Farez tak terima, "kok kamu gitu sayang sama aku? Kamu udah gak sayang lagi sama aku? Kamu gak cinta sama aku?"

"Aku tanya, apa selama kita pacaran, kamu sayang sama aku? Kamu cinta sama aku? Enggak kan?"

Melihat keterdiaman Rika, Farez kembali berujar, "kenapa diam? Oh iya aku tahu, kan selama kita pacaran yang selalu menjadi prioritas kamu mantan kamu bukan aku. Dan selama kita pacaran selalu aku yang mengalah."

"Sayang stop!"

"Kenapa? Benar kan?"

Rika menggeleng, "enggak, itu gak benar. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Percaya sama aku."

Farez menatap lengannya yang dipegang oleh Rika.

"Sayang percaya sama aku."

Farez menatap Rika yang tengah memandangnya dengan mata berkaca-kaca. "Tapi ucapan dan perbuatan kamu seakan-akan menandakan kalau kamu masih cinta sama mantan kamu."

Kruyuk ... Kruyuk ....
(Anggap suara perut lapar yaa:v)

"Udah ya sayang gak usah dibahas lagi. Aku lapar," ujar Rika manja.

Farez yang tak tega mengangguk dan mengakhiri perdebatan diantara keduanya.

🌷🌷🌷🌷

Seorang wanita dengan balutan dress mini tengah meneguk sebotol alkohol di balkon rumah.

"Ngomong-ngomong kondisi si cewek itu gimana ya? Udah meninggal belum kira-kira?"

Rika terkekeh sinis, "kalau sampai dia meninggal biarin aja lah, suruh sia dia rebut punya gue."

Rika kembali menenggak sebotol alkohol.

"Arzan, kenapa kamu putuskan hubungan kita? Aku cinta sama kamu Arzan," ujar Rika setengah sadar.

"Arzan, aku cinta kamu."

"Kamu harus jadi milik aku! Iya harus jadi milik aku! Ahahaha."

Rika kembali menenggak minuman alkohol, sebelum akhirnya ia jatuh pingsan karena terlalu banyak meminum alkohol.

🌷🌷🌷🌷

Bersambung ....

See you next chapter!

ARZAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang