BAB 17

8.8K 240 0
                                    


Happy reading!

Jangan lupa klik bintang yaa 🧡

🌷🌷🌷🌷

Tiga minggu kemudian ....

Kondisi Naya masih tetap sama, belum ada perkembangan. Arzan dengan setia mendampingi istrinya, bahkan ia sering kali telat makan.

Raina baru saja pulang. Ia merasa sedih melihat sahabatnya terbaring lemah diranjang rumah sakit. Sedangkan David? Kemarin ia baru saja berkunjung ke rumah sakit.

Ponsel Arzan berdering, ia menggeser ikon berwarna hijau dan menaruhnya di telinga.

"Halo, Zan. Sorry gue cuman mau bilang siang ini lo ada meeting sama salah satu klien kita dan meeting ini gak bisa diwakilkan," ujar David.

"Kalau gue kesana istri gue gimana? Gue gak tega ninggalin dia sendirian."

"Sebentar aja Zan, habis meeting lo bisa langsung ke rumah sakit lagi. Urusan kantor biar gue yang handle untuk sementara."

Arzan kembali menimang perkataan David, "Oke, gue kesana."

Arzan memutuskan panggilannya secara sepihak. Ia lantas menelpon Mamah untuk ke rumah sakit menggantikan dirinya untuk menjaga Naya.

🌷🌷🌷🌷

Di kantor

Satu jam kemudian, Arzan baru saja keluar dari ruang meeting. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.

"Zan." panggil David sebelum Arzan meninggalkan ruangan meeting.

Arzan menoleh.

"Soal mobil itu, lo mau apain pemiliknya?" tanya David yang mengetahui kejadian yang menimpa Naya. Sebelumnya, ia telah diceritakan oleh Arzan kejadian tersebut.

"Gue udah menghubungi pihak kepolisian untuk menangkap pelaku kejadian itu."

David mengangguk. "Lo yakin kalau pelakunya mantan lo?"

Arzan mengangguk yakin, "gue tau banget mobil dia kaya apa."

"Terus sekarang gimana? Udah ketangkep."

"Polisi lagi mencarinya, katanya sih dia pergi keluar negeri."

"Sama pacarnya?"

Arzan menggeleng, "udah ya, gue mau kerumah sakit dulu."

"Yaudah hati-hati."



Arzan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia mengehentikan mobilnya di salah satu toko bunga. Kakinya melangkah masuk kedalam toko tersebut.

"Siang Pak, ada yang bisa dibantu?" ujar pegawai toko bunga tersebut.

"Bapak mau beli bunga yang mana? Untuk siapa?"

"Istri." Arzan menjawab dengan singkat.

"Saya beli yang ini," ujar Arzan menunjuk sebuket bunga mawar berwarna merah muda.

ARZAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang