ARZAYA [END]

BAB 23

Happy reading!

Jangan lupa klik bintang yaa🧡

🌷🌷🌷🌷

Tiga bulan kemudian

Pukul tiga pagi, Naya terbangun dari tempat tidurnya. Ia lantas menuju kamar mandi.

"Huek ... huekk ... Huekk ...."

Naya memuntahkan isi perutnya.

"Huekk ...."

Naya berpegangan pada wastafel. Namun, karena kepalanya yang terasa pusing. Ia tak sengaja menjatuhkan barang yang ada disekitar wastafel.

Arzan yang mendengar suara dari dalam kamar mandi bangun dan menatap ke samping tempat ia tidur.

"Naya gak ada, jangan-jangan ...."

Arzan berjalan menuju kamar mandi.

"Sayang kamu di dalam?" tanya Arzan khawatir.

"Sayang?"

Merasa tak ada sahutan, Arzan masuk kedalam kamar mandi. Betapa terkejutnya, ia melihat Naya pingsan di lantai kamar mandi.

Arzan menggendong tubuh Naya dan ia baringkan diatas kasur dengan hati-hati.

Arzan mengambil minyak kayu putih di laci dan memberikannya di hidung Naya.

Kedua mata Naya perlahan terbuka.

"Sayang, kamu gak apa-apa?"

Naya menggeleng, "aku gak apa-apa. Tadi cuman mual aja."

"Sekarang masih mual?"

"Enggak."

"Ayo tidur lagi Mas."

Arzan mengangguk.

"Mas, puk-puk ya." pinta Naya sembari memeluk tubuh Arzan.

Arzan mengangguk meng-iyakan.

•
•
•

Pagi harinya, sebelum berangkat kerja. Arzan sarapan terlebih dahulu. Menu sarapan hari ini ialah nasi goreng.

Arzan memakan nasi goreng tersebut dengan tenang. Sedangkan Naya, saat sesendok nasi goreng hendak ia makan. Ia merasa mual.

Naya menutup mulutnya dan berlari menuju kamar mandi.

Di kamar mandi, Naya memuntahkan isi perutnya. Arzan yang melihat Naya berlari sembari menutup mulutnya pergi menyusul istrinya. Arzan memijat pelan tengkuk Naya.

"Huekk ... Huekk ...."

"Huekk ... Huekk ...."

Setelah dirasa enakan, Arzan membasuk mulut Naya dengan air.

Naya memeluk tubuh Arzan, "lemes Mas."

"Kita kerumah sakit aja ya."

Naya menggeleng, "kayaknya masuk angin aja."

"Beneran cuman masuk angin?"

Naya mengangguk.

"Yaudah aku anter ke kamar ya."

"Kamu gak sarapan dulu?"

"Nanti aja."

"Sarapan dul–"

"Nanti aja sayang, sekarang kita ke kamar ya."

Naya mengangguk.

Arzan menggendeng tubuh Naya menuju kamar.