BAB 30

5K 131 0
                                    


Happy reading!

Jangan lupa klik bintang yaa🧡

🌷🌷🌷🌷

Perlahan kelopak mata Naya terbuka. Arzan yang melihat istrinya terbangun, menghampirinya.

"Sayang ada yang sakit?"

Naya menggeleng, "enggak Mas."

"Ini anak kita?" tanya Naya menatap anak yang digendong Arzan.

Arzan tersenyum dan mengangguk.

"Mau gendong?"

Naya mengangguk. Arzan menyerahkan anaknya kepada Naya.

Naya tersenyum melihat anaknya yang terlihat sangat menggemaskan. "Namanya siapa Mas?"

"Namanya Khayri Hafidz Ravindra. Dipanggil Khayri."

"Nama yang bagus."

Naya mencium pipi Khayri, "Udah diazanin Mas?"

"Udah sayang."

"Halo Khayri semoga kelak kamu menjadi anak yang Sholeh ya sayang."

"Aaamiinn."

Pintu ruang rawat terbuka, terlihat Raina dan David yang datang membawa dua buah keranjang buah dan beberapa makanan ringan.

"Gimana kabar lo Nay?"

"Alhamdulillah baik."

"Aduh, ini ponakan gue?" tanya Raina saat dirinya melihat bayi mungil di gendongan Naya.

"Namanya siapa Nay?"

"Khayri Hafidz Ravindra."

"Gue mau gendong boleh?"

"Boleh."

Perlahan Raina mengambil alih Khayri dari gendongan Naya.

"Ihhhh gemes banget sih."

"Udah cocok Rain jadi ibu."

Raina menanggapi dengan kekehan.

"Belum punya calon Rain?" tanya Arzan.

"Belum, kalo ada boleh kali kenalin ke saya." gurau Raina.

"Itu, samping lo jomblo." celetuk Arzan yang sedari tadi diam.

David yang sedari tadi diam menatap kearah Arzan. "ada apa nih bawa-bawa nama gue."

"Heleh, gue tau lo suka kan sama Raina." goda Arzan terhadap sahabatnya.

"Enggak tuh," jawab David. Namun, beda dengan hatinya.

"Masa?"

"Udah lah, gue mau gendong keponakan gue dulu." David berdiri dan menghampiri Khayri yang tengah digendong oleh Raina.

David menatap Khayri yang berada digendongannya. "Anak lo ganteng banget Zan."

"Iyalah, bapaknya aja ganteng."

"Mulai deh pedenya," ujar Naya.

"Kan emang kenyataan sayang."

"Oeek...oekk...oekk...."

"Cup, cup, cup ponakan uncle jangan nangis ya." David menimang-nimang Khayri.

Bukannya berhenti, tangis Khayri semakin kencang.

"Sini Dav anak gue haus kayaknya deh." Arzan menggendong tubuh Khayri dan membawanya kepada Naya.

"Sayang, anak Mama haus ya."

Khayri menatap Naya, "haus ya sayang?"

Bibir Khayri melengkung kebawah bersiap untuk menangis. "Iya-iya sayang, sebentar ya."

Arzan yang paham kalau Naya ingin menyusui anaknya mengajak David keluar ruang rawat.

"Ayo keluar."

"Ngapain?" tanya David heran.

"Cari makan."

"Masih kenyang."

"Keluar atau gaji lo gue potong."

"Ck! Iya-iya."

Keduanya berjalan menuju kantin rumah sakit.

Kini diruang rawat Naya tersisa Naya dan Raina. Naya menaikkan bajunya dan mulai menyusui Khayri.

"Nay, gimana rasanya melahirkan? Sakit gak?" tanya Raina.

"Sakit ya pasti ada, cuman rasa sakitnya gak sebanding dengan rasa bahagia yang kita terima saat anak kita udah lahir kedunia."

Raina mengangguk paham.

"Gimana sama kak David?"

"Maksudnya?"

"Ya, lo."

"Apaan sih." elak Raina.

"Rain, gue tau lo suka sama kak David. Gue rasa kak David juga suka sama lo. Kelihatan dari cara dia natal lo."

Raina gugup, "ehem." dehem Raina.

"Nay, sebenarnya...."

Naya menunggu ucapan Raina.

"Sebenarnya kak David pernah nyatain perasaannya ke gue, cuman belum gue jawab."

"Kenapa?"

"Gue masih ragu sama perasaan gue."

"Lo masih ragu sama perasaan lo atau Lo belum bisa move on dari mantan lo?"

"Ya itu salah satunya."

Naya memegang bahu Raina, "Rain, dia udah tenang disana. udah berapa tahun sejak kejadian itu . Apa lo gak mau membuka hati lo lagi untuk orang baru? Gue rasa kalaupun lo membuka hati untuk orang baru dia pasti senang ngeliat lo senang."

Raina menghela nafasnya, "gue akan coba move on dan menerima kak David dihidup gue."

Naya mengangguk, "apapun pilihan lo gue selalu dukung keputusan lo."

"Thanks Nay."

"Iya sama-sama, kayak sama siapa aja lo." kekeh Naya.

🌷🌷🌷🌷

Bersambung....

See you next chapter!

ARZAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang