BAB 25

5.7K 154 0
                                    


Happy reading!

Jangan lupa klik bintang yaa🧡

🌷🌷🌷🌷

"Mas, nanti didepan belok kiri ya." Arzan menuruti perkataan Naya.

"Kita berhenti di toko bunga depan ya Mas."
Lagi-lagi Arzan kembali menuruti perkataan Naya. Walaupun sebenarnya dirinya ingin sekali bertanya kepada Naya, tapi ia urungkan.

Keduanya turun dari mobil dan memasuki toko bunga tersebut. Naya membeli bunga yang selalu ia beli sebelum menuju suatu tempat.

Setelah selesai, Arzan membayar bunga tersebut dan keduanya memasuki mobil.

"Terus habis ini mau kemana lagi?" tanya Arzan dibalik kemudi.

"Lurus aja dulu, nanti kalau udah mau sampai aku bilang sama Mas."



Arzan mengerutkan keningnya bingung, Untuk apa istrinya ini ke pemakaman?

Namun, Arzan mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia mengikuti langkah Naya yang berjalan disampingnya.

Naya berhenti tepat di depan dua batu nisan yang bertuliskan nama kedua orang tuanya.

Naya berjongkok dan mengusap batu nisan tersebut.

"Assalamualaikum Ayah, Ibu. Hari ini Naya kesini, tapi Naya kesini gak sendiri. Naya bareng sama suami Naya. Namanya Mas Arzan."

Naya menatap Arzan yang tengah menatapnya. "Mas, ini orang tua aku. Mereka meninggal karena kecelakaan. Kita do'a dulu ya Mas, untuk kedua orang tuaku."

Arzan mengangguk.

Selsai berdo'a Naya menaburkan bunga yang sebelumnya ia beli.

"Yah, Bu. Naya kesini mau kasih tau ke kalian, kalau kalian sebentar lagi akan punya cucu. Naya senang deh, ternyata Naya sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu, tapi Naya juga sedih, kalian gak ada disamping Naya." Naya menangis.

Arzan membawa Naya dalam dekapannya, Arzan mengusap bahu Naya dan mencium pucuk kepala Naya.

"Ssttt... Sayang jangan nangis, nanti orang tua kamu dan anak kita jadi ikutan sedih."

Naya mengangguk dan menghapus air matanya.

"Yah, Bu. Naya pamit pulang dulu ya. Udah sore juga, nanti kalau ada waktu lagi Naya akan kesini lagi. Assalamualaikum Ayah, Ibu." Naya mengusap nisan tersebut dan menciumnya.

Begitupun dengan Arzan. Sebelum pergi, ia mengusap nisan tersebut dan berujar dalam hati. "Assalamualaikum Ayah, Ibu. Saya Arzan, suami Naya. Saya janji saya akan membahagiakan Naya sebisa saya. Dan maaf, atas perbuatan saya yang dulu telah menyakiti anak Ayah dan Ibu. Kami pamit pulang, dulu ya Yah,Bu. Lain waktu kami akan kesini lagi."

"Ayo Mas." Ajak Naya.

Kedunya meninggalkan area pemakaman.



"huekk ... Huekk ...."

"Huekk ... Huekk ...."

Arzan memijat tengkuk Naya.

"Huekk ...."

Dirasa lebih baik dari sebelumnya, Naya membasuh mulutnya dengan air dan menatap Arzan, "Mas, aku lemes banget."

Arzan dengan sigap menggendong Naya menuju tempat tidur dan membaringkannya di sana.

Arzan mengusap perut Naya dan menciumnya. "Jangan nakal ya Nak diperut Mamah. Kasihan Mamahnya."

ARZAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang