이 • Dua

535 88 9
                                    

***

Satu teguk, dua teguk, tiga teguk. Cairan membakar kerongkongan itu mulai memasuki tubuhnya. Suzy terbakar panas di dalam sana, orang-orang di klub menyoraki dirinya yang tengah meliukkan badan dengan heboh.

"Bae Suzy! Bae Suzy! Bae Suzy!" kaum pesoraknya berdominan pria, yang diam-diam punya mimpi menidurinya walau hanya lima belas detik.

Suzy menikmati tatap kelaparan para pria itu. Dia senang dipuja-puja. Setidaknya di klub malamlah dirinya bisa bebas berekspresi.

'lihat dadanya yang bergoyang-goyang.. ah.. andai saja tanganku hinggap di sana'

'aku akan membayar berapapun untuk bercinta dengan Suzy'

'aku dengar dia cukup mahal, mantan-manatan pacarnya saja pengusaha kaya atau pejabat'

'hanya satu kekurangannya. Dia arogan. Tapi aku tidak perduli selagi bisa kugenjot hihiww'

Anjing-anjing itu menggonggong lagi. kalau aku sedang mood, akan ku sumpal mulut mereka dengan hak tinggiku. Tapi kini tarianku sedang menggila, aku tidak ingin berhenti. Suzy dikelilingi pria hidung belang melanjutkan kegiatannya dengan menulikan telinga.

Sebuah tangan menarik tubuhnya hingga turun dari meja, itu adalah perempuan yang terlihat marah. Suzy mengenal dia, namanya Kang Hana. Dia salah satu dari kelas Manajemen.

Tanpa aba-aba, Hana menampar wajah Suzy, aksinya menimbulnya keheningan. Bahkan musik yang menggelegarpun berhenti ketika Dewi kesayangan para pria dipukul seseorang.

"perempuan murahan. Kau meniduri kekasihku?" desis Hana.

Ah, serangan bulldog part dua segera dimulai. Suzy melipat tangan di depan dada, tersenyum meremehkan. "iya, dia mainnya hebat juga." Jawabnya.

Hana menggertak gigi penuh kemarahan, ia hendak melayangkan tamparan pada Suzy sebelum Suzy menepis tangannya cepat kemudian menghempasnya. Ia menatap angkuh perempuan di depannya.

"kau.." Kang Hana menghampirinya, hendak mukulnya lagi namun Suzy mendaratkan telapak tangannya di wajah perempuan itu lebih dulu.

Hana terperangah. Ia menatap kaget.

Plak! Lagi, tamparan itu Suzy beri sampai ke tiga kalinya, hingga Hana tersungkur ke lantai dingin diskotik tersebut. "tampar aku sekali saja, akan ku kembalikan dua kali lipat."

Suzy tidak mengindahkan bisik-bisik di sekitarnya, perempuan itu mendekati Hana lalu berjongkok dan sejurus kemudian menjambak rambut Hana agar menatapnya langsung. "melabrakku dan memperlakukan aku sebagai pelacur di saat kau yang lebih dulu merebut Minseok dariku dengan tidak tahu malunya. Apa kau tidak waras?"

Hana berurai air mata dalam diam.

"Hana, dear, terimalah kenyataan kalau Minseok masih memujaku. Seberapa keraspun kau berusaha mengalihkan perhatiannya, dia tetap kembali padaku. Poor you." Suzy memamerkan tangis mengejek.

"kau hanya ingin uangnya, makanya aku berupaya menjauhlan Minseok dari perempuan ular sepertimu!"

"apa yang salah dengan itu? Minseok saja tidak keberatan aku poroti, kenapa kau heboh?" Suzy melepas jambakkannya dengan membuang kepala Hana sembarangan.

Dada perempuan itu tiba-tiba saja terasa nyeri, kepalanya sakit entah kenapa. Ia berusaha bangkit tegak meski hampir terjatuh. Pandangannya yang mulai kabur, ia melihat perempuan yang memiliki wajah sepertinya berpakaian aneh di antara kerumunan orang di depannya, perempuan itu menatap Suzy sendu penuh rasa sedih. Yang jadi masalah mengapa bisa ada seseorang yang memiliki wajah teramat mirip dengannya dan berpakaian baju khas drama kolosal? Apa dunia sudah gila? Tunggu, apa sedang diadakan pesta kostum di klub ini? Mungkin dia kena prank, iya, begitu sepertinya.

The Queen of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang