Cie up cepet😂
Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak yah🩵***
Hari ini begitu lain, perasaan Suzy tidak enak sejak bangun pagi. Biasanya akan ada sesuatu yang terjadi yang bisa mengguncang pertahannya dan semoga itu hanya sebuah ketakutan sekilas. Tapi, mau mengelak sebesar apapun, rasa gelisah di hatinya terus ada. Bahkan Suzy tidak mood membuat tas-tas bermerk--yang biasa ia lakukan kalau sedang gundah--melihat tas designer bikinannya yang hasilnya ia simpan di lemari beesarpun sungguh hambar.
"Dior, ku harap hari ini tidak terjadi apa-apa." Ia berbicara pada salah satu tas bermerk Dior yang berjajar dengan tas merk designer lainnya.
Lalu bola mata Suzy tertarah ke tas satunya, meraih tas tersebut dan memeluknya. "Hermés, jika sesuatu terjadi padaku, Katakan pada mereka agar kau dan adik-adikmu dikubur bersamaku. Get it?"
Perempuan itu bertindak seperti orang gila, memeluk tas-tas buatannya yang lain. "Louis Vuitton, Gucci, Coach, Balenciaga, Longchamp, Bally, Tory... betapa hati Mom gundah saat ini.."
"ah.. sekarang lebih baik." Rasanya membayangkan jika tas-tas itu asli membuat suasana hati Suzy perlahan meningkat. Haduh, kalau sudah seperti ini ambisi Suzy untuk menguasai dunia semakin besar. Tas-tas designer tidak bisa didapatkan jika dirinya hanya terus meminta pada ayah-ayah gula, bukan?
Braak! Seseorang mendobrak pintu kamar tidurnya. Suzy masih dalam mode menyiapkan omelan untuk siapa saja yang selancang itu mengganggu lovey dovey-nya bersama bayi-bayinya.
"Jungjeon-mama, berita buruk!" Yoo Na Rae terengah-engah.
Telur busuk. Baru saja ia sedikit tenang. "ada apa? Seseorang mencoba membunuhku lagi?" tanya perempuan itu retoris. Dengan nada bicara Suzy, sepertinya sudah biasa mendapatkan ancaman kematian di istana makanya bisa setenang itu.
"bukan, ini soal Selir Hee Bin.. dia hamil."
Kontan Suzy berbalik, "APA?!" memperlihatkan urat-urat menegang dengan wajah bengis dan mata membelalak. Persis Park Yeon Jin di drama The Glory atau Cheon Seo Jin dalam Penthouse. Well, dia memang berbakat jadi penjahat. Tas-tas di pelukannya berjatuhan ke lantai, tidak diperdulikan lagi.
Pernah melihat adegan slow motions? Adegan seperti itu selalu ada di setiap film atau series ketika sesuatu yang baik dan buruk terjadi. Sekarang Suzy tengah merasakannya, tiba-tiba ia bisa mendengar lantunan Mozart Concerto Piano No. 9 KV 271: II yang dramatis itu, biasanya dipakai untuk soundtrack drama Makjang--kalau tidak tahu silakan kunjungi spotify.. tidak, ini bukan waktunya membicarakan musik klasik. Suzy menghilangkan pemikiran tidak pentingnya. Sekarang kembali lagi ke si gundik Ji Hwa.
Perempuan itu mengepalkan tangan kuat, "siapa ayahnya?"
Mungkin Na Rae takut melihat metamorfosis seorang perempuan anggun menjadi monster pemakan daging, gadis itu menciut takut. "menurut Mama siapa lagi? Tentu saja Jusang-Jeonha.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Evil
FanfictionBae Suzy, yang kata orang-orang perempuan binal, pelacur murahan, manusia berhati dingin harus mendapatkan takdir tak terduga dengan terdampar ke Dinasti Goryeo menjalani hidup sebagai seorang Ratu bernama Ratu In Hye. Dan baru Suzy ketahui ternyata...