십칠 • Tujuh Belas

475 104 59
                                    

Kaget gak upnya cepet? Sksksk soalnya ini part lumayan panas, closingan besok ramadhan jd harus lebih dibatasi scene panasnya😂

Selamat membaca, spt biasa jangan lupa vote dan komen yah. Ramaikan donk biar eyke semangat nulis. Makasih🤍

***

Tragedi pertengkaran memilukan Suzy dan Lee Hyun berakhir senyap ketika pria itu kembali memakaikan Suzy jubah tidur dan membawanya ke ranjang. Lee Hyun memeluk Suzy semalaman dalam lelap, merengkuh tubuh perempuan itu didekapannya penuh kasih sambil menghitung detik perdetik kebersamaan yang tak akan bisa terulang lagi.

"esok kita akan kembali menjadi asing, bukan?" Suzy bertanya setengah berbisik.

Meski pahit, Lee Hyun mengiyakan dengan anggukan kecil. Suzy menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pria itu, meresapi wangi tubuh yang membuatnya candu, dalam hati berharap andai waktu bisa berhenti. Dirasakan, Lee Hyun mengusap-usap kepalanya lalu mencium puncak surai Suzy.

Suzy mulai menengadahkan wajah guna menghadap Lee Hyun, senyum samar yang penuh rasa sesak itu ia tampilkan. Bekas jejak air mata masih terlihat di kedua pipinya. "mencintaiku akan sangat menyakitkan, beresiko dan tidak seharusnya. Kau tahu itu, kan?"

"apa yang ingin kau katakan?"

"kau mencintaiku."

Malam itu adalah malam dimana Lee Hyun memilih jujur sejujur-jujurnya. Pancaran sorot yang tak bisa mengelak tuduhan Ratu In Hye serta aksi geming Lee Hyun seakan menjadi pengakuan cinta paling menyayat hati bagi mereka berdua. Dua insan yang saling mencintai, tapi tidak bisa bersama.

"sedari dulu, kau selalu mencintaiku." Ratu In Hye bertutur lagi penuh keyakinan.

Ucapan perempuan itu membuat angan Lee Hyun melayang-layang ke waktu pertama kali mereka bertemu, tujuh tahun lalu. Seorang Wang Seja, Putra Mahkota yang jatuh cinta pada sosok Gisaeng, seorang Gisaeng yang berhasil membuat seorang Lee Hyun mabuk kepayang dengan tarian pedang indahnya.

Lee Hyun sudah jauh lebih dulu menemukan Ratu In Hye sebelum Mendiang ayahandanya. Mereka sudah saling mengenal jauh sebelum Ratu In Hye masuk ke istana.

"Hiyori, pria itu datang lagi," Won Jina menyenggol Hiyori, nama Gisaeng Ratu In Hye.

Hiyori waktu itu baru menginjak umur 20 tahun, wajah segar seorang remaja yang beranjak dewasa, rambut hitam legam terurai bebas dengan jepit rambut bunga peony merah muda semakin membuat Hiyori menarik.

Hiyori sontak melirik ke pusat yang Won Jina bicarakan.

Ah, pria itu.

Pria dengan pakaian sutra mahal yang terang-terangan terpesona padanya. Hiyori menahan senyum dengan pipi merona malu-malu saat ia tak senhaja beradu tatap dengan Lee Hyun. Yang Hyori sadari, belakangan ini pria itu sering datang ke rumah gisaeng lalu menonton pertunjukan tarinya, mengunci kedua mata elang itu hanya untuk Hiyori, seolah dia tersihir.

The Queen of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang