십일 • Sebelas

515 105 43
                                    

Vote dan komennya min🙏
Happy reading🤍

***

Sketsa serta denah yang tergeletak di atas mejanya terus Lee Hyun cermati. Gambar itu merupakan hasil karya Ratu In Hye yang memiliki judul "Sketsa dan Denah Pengairan/Irigasi Desa" yang katanya hasil rancangannya sendiri. Kemarin, Ratu In Hye mendatanginya dan mengusulkan untuk membuat sistim irigasi agar perairan di desa-desa yang dekat dengan sungai dapat terkucupi kebutuhannya. Termasuk pertanian dan peternakan. Entah datang dari mana ide tersebut, yang pasti Lee Hyun cukup takjub dengan kecerdasan yang perempuan itu miliki. Selama ini belum ada yang berpikir sejauh itu untuk membangun pengairan membelah sawah-sawah dan pencadangan air bersih.

Mungkin akibat Lee Hyun yang tak punya ketertarikan pada perempuan itu menjadikannya tidak tahu apa-apa soal Ratu In Hye. Tak disangka, sang ratu punya kelebihan dalam otaknya. Tidak, bagaimana mungkin seseorang yang belum pernah bersekolah sama sekali punya pemikiran semaju itu? Apa mungkn sebenarnya Ratu In Hye berbohong soal pendidikannya? Atau memang Lee Hyun yang tidak tahu? Segalanya membuat rasa penasaran semakin meninggi.

Sepertinya ada yang ingin mengenal lebih jauh.

Semakin diperhatikan sketsa tersebut, semakin Lee Hyun ingin menemui Ratu In Hye lalu membahas masalah ini. Bukan sekedar alibi karena ingin bertemu, ya, tapi Lee Hyun ingin mengetes seberapa pintar perempuan itu secara langsung. Sepintar mulutnyakah Ketika mendebat sesuatu? Lee Hyun mulai menaruh harapan lebih.

Menyelusuri jalan menuju Balai Daejojeon, ia berpapasan dengan Ji Hwa. Sang selir menghampirinya dengan senyum mengembang dan menyapa. "Jeonha, senang bisa bertemu secara kebetulan," mata perempuan itu turun mengatati gulungan kertas yang Lee Hyun pegang.

Lee Hyun membalas senyumnya, "sepertinya kau sedang menuju ke suatu tempat?"

Ji Hwa memutus pandangan dari pegangan Lee Hyun, "hamba baru saja merajut syal," pipi Ji Hwa merona, "rencananya syal itu akan hamba berikan pada Jeonha, untuk musim dingin nanti."

"...begitu rupanya, aku sangat berterimakasih atas perhatianmu."

"tidak, memang seharusnya seorang istri mencemaskan suaminya. Lalu Jeonha mau kemana? Terlihat buru-buru," Ji Hwa memusatkan atensi gamblang pada gulungan kertas itu lagi.

Lee Hyun sadar betul, "ah, aku hendak menemui Jungjeon untuk membahas sesuatu."

Spontan air muka Ji Hwa berubah. Panas hatinya mendengar nama perempuan itu disebut Lee Hyun. "membahas apa jika hamba boleh tahu?" sebenarnya bukan kapasitas Ji Hwa menanyakan segala yang sebaiknya tidak ia ketahui, tapi ia paling sulit menahan rasa penasaran interaksi antara Lee Hyun dan Ratu In Hye. Dalam kepalanya sedang menerka-nerka kemungkinan buruk yang bisa mengancam posisinya.

Harapan akan Lee Hyun menjawab pertanyaannya sirna Ketika Lee Hyun berkata, "hanya... sesuatu."

Hanya sesuatu, katanya. Lihat, sekarang Lee Hyun mulai bermain rahasia dengannya. Dan menyakitkan bagi Ji Hwa, rahasia itu terbagi antara Lee Hyun dan perempuan itu. Tidak ada tempat untuk dirinya. Apa Ji Hwa mulai berlebihan saat ini? Tapi bagaimana, ya, dia paling anti berbagi sesuatu dengan orang lain, apalagi sesuatu itu berupa pria yang sangat ia cintai.

Menyembunyikan kekecewaannya, Ji Hwa merekah senyum. "begitu rupanya. Baiklah, apapun itu semoga hari anda menyenangkan," dan perempuan itu pergi lebih dahulu. Senyum yang terpasang di wajahnya langsung hilang tanpa pamit begitu ia melewati siluet Lee Hyun.

Ji Hwa ingin Lee Hyun sadar kalua dirinya cemburu dan tidak menyukai kedekatan Lee Hyun dengan Ratu In Hye. Jika Lee Hyun ingin membuat suasana hatinya tenang, alangkah baiknya Lee Hyun mengejarnya, memeluknya dan melupakan rencana menemui Ratu In Hye sekarang juga, maka Ji Hwa tidak akan apa-apa. Dalam radius tiga meter Ji Hwa berhenti melangkah, menunggu seruan Lee Hyun menyeruakan namanya dengan lembut seperti biasa, akan tetapi tak kunjung terdengar. Ji Hwa kontan membalik tubuh dan melihat dengan kedua matanya sang raja telah berada jauh di depannya tanpa menoleh sedikitpun. Dia sibuk dengan dunia barunya Bersama perempuan lain dan melupakan dunia yang sempat menjadi rumahnya Bersama Ji Hwa.

The Queen of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang