***
Pohon Sakura meleburkan dedaunannya yang merah muda, angin musim semi menghembus sejuk ke dalam sela-sela jendela kayu mahoni yang kokoh berdiri membentengi singgasana sang Ratu Agung, Jungjeon Mama yang terhitung empat tahun lebih tiga bulan ini menjadi istri dari seseorang penuh kuasa bernama Lee Hyun yang memiliki gelar Raja Wang Yeo, penguasa Kerajaan Goryeo pada tahun 900-an sebelum masehi.
Perempuan bermata sipit yang memiliki kulit putih pucat terawat namun bertubuh kurus--seakan-akan kekurangan nutrisi--itu mengenakan jubah kebesarannya, jubah yang hanya dimiliki seorang Ratu, berwarna merah terang dengan hiasan naga emas yang mengelilinya. Terakhir pakaian itu ia pakai ketika resepsi pernikahan dan penobatannya dan hari ini Soo Ji memakainya kembali, seolah hari itu adalah hari besar.
Wajah cantiknya sudah selesai dipoles dengan bedak, pewarna mata serta pemerah bibir. Surai hitam panjang itu pun tergelung setengah dengan pengikat bernama Binyeo, lagi-lagi berbentuk naga emas yang gagah.
"kau bisa keluar, Na Rae." Titahnya pada dayang yang selalu setia menemaninya sejak ia menginjak Istana penuh luka ini. Pandangan kosong Soo Ji perlihatkan, selayaknya ia tidak menatap Na Rae, melainkan ke sebuah lemari kecil yang ada di depannya, lebih tepatnya pada laci yang menjadi bagian lemari itu. di dalam sana terdapat sebilah pisau tajam, yang siap menikamnya kapan saja ia mau.
Na Rae terheran-heran dengan sikap tidak biasa Sang Ratu, perempuan itu memang selalu suram, namun kali ini dia berkali lipat lebih suram. Bak cangkang tak berisi. Tidak punya jiwa serta kehilangan gairah hidup.
"Jungjeon-Mama, ada sesuatu yang mengganggu anda, kah?" Na Rae bertanya cemas.
Tanpa menatap, Soo Ji menjawab dengan dingin. "hanya keluar, Na Rae. Tidak ada yang boleh masuk kecuali atas perintahku."
Sontak Na Rae menunduk patuh, dimundurkanlah kaki jenjangnya, tidak berani menengadah Na Rae langsung menutup dua pintu kamar tidur Ratu.
Na Rae berdiri menunggu Ratu yang hari ini berkelakuan aneh, ia meminta didandani ala pengantin dengan aksesoris lengkap padahal tidak sedang ada perayaan apapun. Semua kejanggalan itu berangsur membesar tatkala Ratu memberi sukarela keluarga Na Rae sebidang hamparan tahan luas serta hewan ternak yang dapat Na Rae pelihara, belum lagi beberapa waktu lalu Ratu berbicara pada Na Rae seperti ini, "bagi Raja, aku hanya penghalang antara dirinya dengan perempuan itu, mungkin jika aku tak pernah ada di dunia, mereka akan hidup bahagia bersama. Dia pasti senang jika aku lenyap, bukan?"
Na Rae terhenyak dari lamunannya, mengingat rentet kata Ratu tersebut membuatnya sadar jika itu bukan hanya keluhan semata. Itu merupakan pesan tersirat dari pemusnahan diri.
Cepat-cepat Na Rae mendobrak pintu di belakangnya.
Benar saja, yang Na Rae takutkan sungguh terjadi.
Di sana, di singgasana, Ratu In Hye tergeletak dengan cucuran darah yang tak berhenti dari urat nadi pergelangan tangannya dengan mata menutup rapat.
Perempuan yang menjalani pernikahan menyakitkan itu memilih memutus garis kehidupannya setelah lelah menerjang beragam permasalahan yang menimpanya. Bae Soo Ji, dengan nama lain Ratu In Hye berharap Lee Hyun suaminya berbahagia atas kabar duka dari dirinya.
***
Cerita baru yah guys, transmigrasi gitcuuu fantasy. Semoga suka yahhh, happy reading🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Evil
FanfictionBae Suzy, yang kata orang-orang perempuan binal, pelacur murahan, manusia berhati dingin harus mendapatkan takdir tak terduga dengan terdampar ke Dinasti Goryeo menjalani hidup sebagai seorang Ratu bernama Ratu In Hye. Dan baru Suzy ketahui ternyata...