십삼 • Tiga Belas

540 103 39
                                    

Sebenernya aku kurang puas sama part ini tapi semoga kalian suka yaa. happy reading, vote dan komen jgn lupa, tiati banyak typo🫶🏻

***

Praaang!

Seo Ji Hwa memekik kencang dengan mata tertutup. Suara pecahan itu jelas terdengar. Benturan porselen mencium lantai tentu terjadi, namun ia tak merasa sakit apa-apa ditubuhnya kalau memang guci tersebut menghantamnya. Ia perlahan membuka mata guna memeriksa, tepat di sebelahnya ada guci yang sudah tak berupa, begitu menyedihkan kepingannya berceceran. Lalu arah sorot Ji Hwa melirik Ratu In Hye, perempuan gila itu sedang tersenyum menyeramkan ke arahnya.

"ah, sial. Lemparannya meleset," ujar Suzy. Mengerikannya, saat mengatakan itu pandangan Ratu In Hye terlihat menyerupai psikopat berdarah dingin. Bola mata menggelap, senyum licik penuh rahasia, jelas sekali dia jelemaan setan, pikir Ji Hwa.

Bukan, lemparannya bukan terpeleset--seperti yang dia katakan--Bae Suzy hanya senang menyiksa mental Ji Hwa dengan menakutinya seperti ini, seolah ia memberi peringatan jika Ji Hwa berani bertingkah, mungkin suatu hari sebuah guci sungguhan akan menghantam kepalanya. Begitu. Dan Ji Hwa rasa, perempuan itu benar-benar akan membunuhnya.

Tidak seperti hari-hari lalu yang hanya diam saja ketika ia mendapat rudungan dari orang-orang yang ingin ia minggat ke luar istana. Ratu In Hye telah sepenuhnya berubah menjadi monster yang siap menghantui mereka yang berani menyentuh sehelai saja anak rambutnya.

Dan dengan begitu, bukankah sudah seharusnya Ji Hwa sedikit mengubah sikap dan waspada? Besar kemungkinan selain dirinya, Lee Hyun atau Daebi-mama menjadi korban Ratu In Hye.

"Hee Bin, kau baik-baik saja?!" Lee Hyun mendatangi Ji Hwa yang sedang terduduk dengan pandangan ngeri. Ia memeriksa Ji Hwa dari kepala hingga kaki, dirasa perempuan itu tidak terluka, Lee Hyun cepat bangkit dan menghampiri Suzy.

"apa itu keahlianmu yang baru? Membuat onar?" sarkas Lee Hyun.

Suzy sudah tau pria itu akan bereaksi demikian, dia telah mempersiapkannya matang-matang. Maka, ketika Lee Hyun memarahinya yang Suzy lakukan hanya.. menguap bosan. Seolah semua yang terjadi bukan apa-apa, seolah dirinya tak melakukan kejahatan. Suzy belum menjawab Lee Hyun, dia terus memberi tatapan mencemooh.

Perang adu tatap berlangsung cukup lama. Kelihatannya Lee Hyun tidak terima selir kesayangannya hampir mati karena Ratu In Hye.

"padahal belum dimulai, kenapa kalian sudah ketar-ketir?" Suzy tersenyum miring.

Lee Hyun menatap nyalang, "tidak bisakah kau bersikap selayaknya seorang Ratu? Kau bahkan bukan pembunuh, mengapa selalu harus pakai kekerasan?"

Tepat saat itu senyum di wajah Suzy luntur. "kau bahkan tidak bertanya alasan aku melakukannya. Pernahkah kau berpikir, setiap aku membuat onar karena sebelumnya seseorang telah memprovokasi aku? Well, lagipula di mataku aku hanya seorang bar-barian, bukan?"

Lee Hyun memandang datar, "lalu apa pembelaanmu atas aksi barusan?"

"Seo Ji Hwa menamparku dan berkata bahwa aku kalangan kelas bawah yang tak pantas ada di sini. Oh, dia juga bilang kalau kau sengaja mendekatiku karena punya maksud terselubung. Sangat informatif, kan?"

Biar saja semua dibicarakan. Setidaknya ada setitik harapan dalam benak Suzy kalau Lee Hyun akan mempercayainya dan tahu jika Seo Ji Hwa tidak sebaik itu.

Lee Hyun agak tercengang.

Suzy memanfaatkan situasi itu untuk memanasinya, "kenapa? Kau terkejut mengetahui jika wanita anggun nan lembut ini bisa memberi penghinaan keji pada seorang Ratu--yang mana bisa saja aku menyebut ini sebagai makar--dan dengan begitu dia layak ku beri hukuman setimpal di depan semua orang beserta semua Klan Seo sampai akar-akarnya."

The Queen of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang