이십칠 • Dua Puluh Tujuh

404 82 30
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak ya🙏

***

Kedua tangan Kasim Jung bergetar manahan beban berat di punggungnya. Dalam posisi merangkak dia bercucur keringat dengan nafas tersendat. Mau tau beban apa yang ada di atasnya?

Itu adalah Ratu In Hye yang duduk santai di atasnya, memerintahkan Kasim Jung untuk menjadi kursi. Perempuan itu menghisap tembakau dengan nikmat, membuang asap tembakau ke sembarang arah. "jadi apa yang mereka lakukan kemarin?" tanya perempuan itu.

"se-selir Hee Bin meminta ditemani berjalan-jalan pa-pada Jeonha. Me-mereka berkeliling.. danau."

Sudah satu bulan ini Kasim Jung resmi menjadi agen mata-mata Suzy. Tugasnya melaporkan apa saja yang Lee Hyun lakukan bersama si Ji Hwa.

"Ji Hwa kita sungguh pandai memanfaatkan situasi. Jujur aku takjub dengan caranya berusaha mengambil hati Lee Hyun. Dia sudah mulai menampilkan cakarnya, membuatku semakin berambisi untuk mengambil bayi dalam perut itu."

Suzy meraskan guncangan kecil. "hei, merangkak yang benar! Kalau sampai aku jatuh ku potong tanganmu!"

"a-ampun Yang Mulia.."

"jangan menganggapku jahat, Kasim Jung. Ini hanya hukuman untukmu karena sudah menyebarkan berita soal aku merokok pada Seo Ji Hwa. Bagus sekali kerjaanmu, kini aku punya julukan baru, Dukun Santet. Pffft.." Suzy meledak tawa.

Iya, semua orang menganggapnya melakukan ritual cenayang dengan menghisap tembakau yang asapnya memiliki wewangian seperti dupa. Gara-gara mulut lemes Kasim Jung yang menginformasikan pada Seo Ji Hwa, esok harinya semua orang istana tahu.

Dan Suzy mendapat julukan baru yang dibuat oleh Daebi-mama. Nenek peyot itu menyebut Suzy dukun santet.

"hamba pantas mendapatkannya, Mama," tutur lemah Kasim Jung sembari berurai air mata. Ratu In Hye memang ahlinya menyiksa seseorang.

"lupakan, kau sudah melakukan yang ku perintahkan?"

"sudah, Jungjeon-mama."

"tidak melupakan semuanya? Daebi-mama, Seo Ji Hwa, ayah Seo Ji Hwa. Semua sudah mendapat hadiah dariku?"

"semua sudah dapat, Mama. hamba sudah mengutus salah satu dayang untuk memberi buah tangan dari Mama."

"bagus, aku sedikit memaafkanmu." Lambat laun tawa menyeramkan terdengar diiringi aura mistis yang mencekam. Suzy sudah mengaktifkan mode bad bitchnya.

"hadiah? Apa yang Mama beri pada mereka?" tanya Na Rae.

Suzy lalu merentangkan dua tangannya, "seperangkat mainan lucu." Ia mengusap kedua tangannya dan tersenyum licik.

__________

Di lain tempat.

Daebi-mama. Ji Hwa dan ayah Ji Hwa sedang mendiskusikan sesuatu di sebuah paviliun. Mereka terinterupsi ketika seorang dayang datang dengan kotak besar di tangannya. "selamat siang, Daebi-mama. Selamat siang Selir Heebin. Jungjeon-mama mengutus hamba memberikan hadiah ini untuk kalian berdua."

Daebi-mama dan Ji Hwa saling menatap bingung. Tumben sekali perempuan sinting itu melakukan hal baik untuk mereka. "bawa kemari," titah Daebi-mama.

Gadis dayang itu mendekat, menyerahkan kotak kayu panjang. Sepertinya itu hadiah besar dan berharga, kotak kayu itu cukup cantik dengan ukiran bunga peony.

Ketiga anggota Klan Seo menatap kotak tersebut penuh selidik. Daebi-mama berdehem kecil, "aku akan membukanya." Sebenarnya terbesit sedikit rasa curiga, bisa saja isinya berbahaya mengingat Ratu In Hye adalah perempuan tidak waras. Tapi dilain sisi dia juga penasaran.

The Queen of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang