Extra Part 1

15.2K 276 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

1. Ibas Reinzo Algama


Esteve memeluk erat Vasilla dan bersandar di dada empuk istrinya, dia lelah. Sedari tadi mual-mual membuat pria yang kini menjadi suami Vasilla itu bolak-balik ke kamar mandi, dia menghela nafas dan menikmati pijatan Vasilla di lehernya.

"Maaf ya" Ujar Vasilla.

Esteve menggeleng pelan, penyebab pria itu mual-mual adalah karena Vasilla sedang mengandung buah hatinya. Waktu awal momen kehamilan, istrinya itu sama sekali tidak mengalami morning sicknes. Semuanya tampak sehat-sehat saja, sampai menginjak kehamilan 7 bulan ; Esteve menjadi mudah lemas dan sering muntah.

Mata pria itu melihat perut Vasilla yang mulai terlihat, dia tersenyum tipis dan mengusap perut itu pelan. Tiba-tiba dia teringat, jika anak ini telah lahir. Maka jatah nenen mereka akan dibagi dua, atau parahnya lagi dia tidak bisa nenen dengan bebas.

"Aku boleh nenen gak?" Tanya Esteve sambil membuat ekspresi memohon.

Vasilla berdecak pelan, "Kesempatan dalam kesempitan kamu ya."

Esteve hanya terkekeh pelan, "Kalo kesempitan mah lubang kamu yang."

Wanita itu menjadi malu dan menggeplak kepala Esteve, sejak mereka menikah memang Vasilla semakin berani berbuat sesuatu kepada suaminya itu. Sebagai bentuk pembalasan karena telah menggenjotnya dengan kasar di masa lalu.

Vasilla menurunkan tali dress di bahunya dan menurunkan bra tanpa tali itu, lalu muncullah dua biji yang sekarang telah berbentuk lumayan karena akan menampung Asi.

Mata Esteve berbinar lalu dengan segera ia memasukkan benda bulat menonjol itu ke dalam mulut hangatnya, Dokter sempat menyarankan agar payudara Vasilla sesering mungkin dihisap agar Asi yang di produksi semakin lancar.

Cairan tanpa rasa itu mengalir di dalam tenggorokan pria itu, entah kenapa dia merasa tenang dan tertidur secara perlahan. Mungkin karena belakangan ini Esteve jarang tidur tenang, selalu saja saat dini hari pria itu pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya.

***

Keringat membanjiri dahi Vasilla, dia memegang tangan Esteve dengan erat dan berusaha untuk menekan keluar agar makhluk kecil di dalam perutnya keluar.

"ESTEVE BAJINGAN!" Teriaknya.

Esteve hanya mengeluarkan ekspresi takut dan terkejut, dia tidak tau bahwa melahirkan bisa setegang ini. Dia tidak peduli meski Vasilla mencakar, memukul atau memegang erat tangannya. Tujuannya kali ini, adalah mengeluarkan malaikat kecil mereka dari dalam perut Vasilla.

"Engh,, AKHHH"

Rasanya seperti ada yang mencelos, Vasilla menarik napas panjang ketika mendengar suara bayi menangis.

"Wah, anak ibu tampan sekali. Saya bersihkan dulu ya bu." Ujar bu Dokter yang menangani persalinan Vasilla.

Vasilla tersenyum senang, perasaan bahagia hadir di dalam hatinya. Dia melihat Esteve yang menangis, dia tertawa kecil melihat pria kekar itu menangis. Jarang-jarang sekali melihat Esteve menangis.

"Makasi sayang, makasi."? Ujarnya sambil mengelus dahi Vasilla yang penuh keringat.

Bayi laki-laki yang kini hadir diantara Esteve dan Vasilla adalah bukti bahwa mereka saling mencintai dan menjaga satu sama lain, Esteve yang pertama menggendong putranya.

'Jadi gini rasanya punya bayi.' Batin Esteve.

Semua di ruangan itu tertawa ketika melihat ekspresi kaku Esteve ketika menggendong putra pertamanya.

"Siapa namanya Stev?" Tanya Vasilla dengan nada kecil.

"Ibas Reinzo Algama."

"Nama yang bagus sekali pak, selamat ya." Ujar Dokter serta tiga perawat disana.

Lahirnya Ibas adalah kelanjutan cerita dari mereka, seorang putra kecil dari Esteve dan Vasilla.

Ibas, nama yang sangat cocok untuk paras tampan anak Esteve.

***

Vasilla memandangi wajah Ibas yang terlelap di keranjang tidur bayi, dia tidak pernah merasa lelah ketika selesai mengurus Ibas. Mengelus pelan kulit Ibas yang masih sangat sensitif lalu menepuk pelan perut Ibas.

"Copyan Esteve banget hihi."

Esteve yang baru saja pulang dari kantor langsung pergi ke kamar bayi mereka tanpa meletakkan tas kantornya terlebih dahulu.

"Sayang." Panggil Esteve.

Vasilla menengok ke belakang dan tersenyum hangat, dia berdiri dan menghampiri suaminya.

"Bersih-bersih dulu baru liat Ibas." Perintah Vasilla.

Esteve memanyunkan bibirnya, dia ingin menggendong Ibas sekarang. Ahh rasanya, dia ingin Ibas cepat besar agar bisa diajak bermain bersama.

***
VOTMEN + FOLLOW
LilisMarathon

Punya Pak Ketos [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang