***Esteve menghampiri Vasilla, dia memandangi wajah gadis itu lumayan lama. Pria itu berdehem dan menggelengkan kepalanya, fantasi liar itu kembali. Tidak, dia tidak boleh seperti itu.
"Vasil, bangun." Ujar Esteve sembari menggoyangkan tangan Vasilla.
Melihat tidak ada pergerakan dari Vasilla, pria itu menghembuskan nafas berat. Akhirnya dia memencet hidung gadis itu agar dia tidak bisa bernafas.
Vasilla mengap - mengap mencari udara dan menepis tangan Esteve.
"Apasih anjing!."
"Gw bukan anjing, gw manusia."
Vasilla menatap sinis sosok ketua osis itu, tidak pernah terpikir olehnya. Mengapa dia harus bersikap baik kepada pria yang sangat menyebalkan ini.
"Serah gw, mulut - mulut gw." Balas Vasilla tak mau kalah.
Esteve gemas melihat raut wajah angkuh itu, "Oh gitu, jagain mulut lo. Jangan sampe gw isep tuh mulut biar lo diem."
Bohong jika dia tidak terpengaruh dengan perkataan Esteve, telinga dan pipinya seketika memerah. Vasilla sedikit mendorong tubuh Esteve dan berlari pergi dari perpustakaan.
Sementara itu, Esteve.
Dia menyisir rambutnya ke belakang, sial. Lagi - lagi dia kelepasan, entah kenapa belakangan ini mulut dan perilakunya tidak sesuai. Pertahanan kontrol terhadap dirinya menipis, itu terjadi sejak dirinya dekat dengan Vasilla.
Melihat sisi lain gadis nakal itu.
Melihat bagaimana sudut pandang Vasilla.
Pria berbadan besar itu melirik ke arah meja tadi, dia memegang buku yang digunakan untuk menutupi wajah Vasilla tadi.
Buku itu, sebuah novel dengan judul 25 Day's. Pria itu sedikit penasaran, dia membaca bagian prolog novel itu. 25 Day's menceritakan tentang percintaan seorang adik kelas bernama Candra dan kakak kelas bernama Mika, dan dia semakin tertarik ketika lanjut membaca bagian pertama.
Mungkin dia harus meminjam novel ini, jadi dia mengambilnya dan kembali ke tugasnya.
***
Vasilla memakan batagornya dengan nikmat, dia baru saja pulang sekolah. Tapi rasanya malas untuk pulang ke rumah, mengingat tidak ada siapapun yang dia harus temui di rumahnya. Rumah itu kosong, sama seperti kehidupannya.
Dia rindu orang tuanya.
Sangat susah untuk keluar dari zona buruk ini, karena tanpa zona ini. Dia tidak akan tau bagaimana cara menghadapi dunia, dunia memiliki banyak sisi. Dimulai dari kejutan, kesedihan, kesenangan ataupun harapan.
Dunia adalah tempat main, tapi dia tidak main - main.
Vasilla belum pernah pergi ke club, dia ingin. Kata orang disana kita akan merasa penuh dan ramai, tidak akan ada kesepian. Mungkin nanti malam ia akan kesana, bersama Jean dan Xabiru tentunya.
Kalimat ini yang harus kalian ingat.
Dunia itu luas dan tidak mencakup satu hal, jalani saja dengan semestinya. Jangan terlalu meninggikan diri seolah kamu bisa memegangnya, bagaimanapun dunia adalah milik semua orang. Siapkan dirimu untuk mendapatkan kejutan lain dari duniamu.
Ouh, aku mengetik apa. Terlalu larut dalam lirik lagu membuat jariku mengetik apa yang ada di dalam pikiranku, sangat tenang dan aku merasa senang.
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...