866 - Saga XXVIII

18.4K 349 25
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Esteve mematikan oven dan mengambil pancake itu secara perlahan lalu meletakkannya di meja begitu saja, dia melihat Vasilla yang sedang terduduk lemas karena pelepasan pertama.

Pria itu tidak ada lelahnya, dia menghampiri Vasilla lalu menggendong bridal gadisnya dan pergi menuju ke kasur. Esteve mendudukan Vasilla di lantai, sedangkan dirinya di kasur.

Vasilla mengernyit, dia pikir Esteve akan membawanya tidur di kasur. Namun salah, Esteve malah mengarahkan wajah Vasilla ke arah selangkangannya.

"Sepong sabi gak yang?"

Pacarnya itu memberikan reaksi tidak terima, tapi tidak dengan Esteve. Pria itu memaksa mulut kecil Vasilla melahap penisnya yang besar, dia juga menyuruh Vasilla untuk belajar memutarkan lidahnya di area palkon ( kepala kontol ).

Melihat Vasilla yang begitu panas, dengan mulut penuh miliknya serta keringat yang bercampur aduk dengan bau sperma. For God Shake, ini pemandangan terindah yang pernah ia lihat.

Mulut Vasilla terasa pegal, dia terus memasukkan dan menjilat benda lunak panjang itu ke dalam mulutnya. Kebas dan agak perih disekitar sudut mulutnya, dia melakukan itu hampir tiga menit. Hingga cairan putih merembes keluar dari milik Esteve membuat Vasilla kelabakan dan mendorong wajahnya ke belakang.

"Anjing ya lo, rasa sperma itu gak enak." Protes Vasilla.

"Ya enakin lah." Jawab santai Esteve.

***

Saat di sekolah Esteve dan Vasilla sama sekali tidak berbicara, ini karena Vasilla ngambek. Sudut bibir gadis itu sedikit robek, dan dia merasakan perih saat makan. Dia menyalahkan Esteve karena hal itu, Vasilla berkata.

'Makanya kalo punya kontol, jangan gede-gede bangsat.'

Esteve hanya pasrah saat dijauhi Vasilla, dia hanya bisa melihat kekasihnya itu dari jarak jauh.

Vasilla gadis itu sibuk memilih jajan, saat akan mengambil jajan kentang tiba-tiba saja ada tangan yang menghalanginya. Itu tangan Egor, pria sok berwibawa itu menarik tangan Vasilla dan membawanya pergi.

Vasilla memberontak, dia bahkan sempat menendang tulang kering Egor. Tapi itu tidak berdampak apapun, cowok itu malah memanggulnya seperti karung beras.

"ESTEVE, TOLONGIN GW!." Tidak ada cara lain selain berteriak nama kekasihnya.

***

"Sttt kak, tenang okey?."

"Gw cuman pengen rasain bibir lo aja, gak ada yang lain suer."

Vasilla menggeleng keras, dia mencoba menghajar Egor dengan memukul pipinya. Itu berhasil, tapi cowok itu bangkit kembali dan mendorong Vasilla ke belakang hingga menabrak beberapa benda seperti bola.

Ya saat ini mereka berada di ruang olahraga.

Vasilla merasa dirinya remuk, dia mencoba bangun tapi sudah ada Egor yang meletakkan lututnya di area selangkangan cewek itu.

Vasilla menahan lutut Egor yang semakin menekan miliknya, dia menendang-nendang tapi tidak bisa.

Saat mereka hampir berciuman, bola basket mendarat tepat di kepala Egor, yang dimana itu membuat Egor pusing dan pingsan.

Di depan pintu olahraga, Esteve dengan gaya coolnya dan menyesap permen kaki di mulutnya. Dia berjalan ke arah Egor yang setengah pingsan dan mengeluarkan ponselnya, lalu memfoto wajah Egor.

Orang seperti itu, tidak pantas menjadi ketua osis.

Ah mungkin dia harus memberikan pembelajaran kepada Egor, Esteve mengepalkan tangannya lalu memukul wajah pria itu hingga berwarna biru.

Sip, complete.

Selesai dengan Egor, Esteve beralih ke Vasilla. Dia memeluk gadis itu dan menggendongnya seperti koala.

"Gak apa sayang, udah aman."

Vasilla mengangguk dia mengalungkan kedua tangannya di leher Esteve.

"Karena lo udah nyelamatin gw, gw kasi lo pegang dada gw."

Esteve tersenyum senang.

"Mantep."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Punya Pak Ketos [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang