***
Mau spam komen boleh gak? Biar aku tambah semangat hehe***
"Kalo menurut gw ya, lo itu kaya alpha female Vasil." Celetuk Jean tiba - tiba.
Vasilla hanya memberikan ekspresi bingung, "Gw? Alpha Female? Gak salah lo?" Tanya Vasilla.
Jean menggeleng keras, dia memberikan beberapa bukti omongannya seperti Vasilla yang pemberani melakukan apapun seorang diri, kerap melindungi orang dengan spontan dan terkadang perlakuan Vasilla itu memancing cewek yang posisinya sebagai femme itu tertarik.
Vasilla lambat laun mengerti apa yang di bicarakan Jean, "Berarti gw dominan, mengatur tapi bukan diatur." Katanya.
Xabiru dan Jean langsung bertos ria karena temannya yang lemot itu akhirnya mengerti.
Vasilla semakin percaya diri bahwa dia adalah seorang Dominan ketika kedua temannya itu semakin mendukungnya, kali ini gadis itu harus bisa memberikan perlawanan kembali kepada ketua osis itu.
Lihat saja nanti.
***
Pulang sekolah, Vasilla tidak menunggu Esteve. Dia berjalan sendirian menuju tempat tujuannya, club mungkin. Masih terlalu sore sebenarnya, tapi apa boleh buat.
Dia ingin lidahnya menyentuh minuman pahit itu dan pantatnya bergoyang, menjadi super bintang di antara keramaian. Pasti menyenangkan sekali bukan.
Sementara itu, Esteve menunggu semua murid untuk memastikan bahwa Vasilla sudah keluar dari kelasnya apa belum. Tapi tidak ada tanda - tanda gadis itu akan muncul, Sialan.
Esteve menggeram rendah, pasti Vasilla pergi duluan.
Menyalakan motornya dan memakai helm hitam. The Emperior Xavier itu membelah jalanan dengan kebutan setannya, di pikirannya adalah menemukan Vasilla.
Dia sudah menjebol Vasilla, dan untuk itu
Esteve harus menjaganya. Dia tidak mau jika Vasilla akan berhubungan sexual kepada laki - laki lain.Ponsel di kantongnya bergetar, dia menepi dan melihat. Ah untung Vasilla menyalakan lokasi di ponselnya, jadi dia bisa mengetahui gadis itu pergi kemana.
Gadis itu berjalan ke arah Club yang berada di area Canggu, dia harus segera kesana.
Memacu kembali motornya untuk mengebut lebih cepat dan akhirnya dia sampai.
Mata tajamnya mengawasi setiap orang lewat, hingga dapat. Dia, gadis yang memakai seragam SMA Xavier dengan lolipop ditangannya.
Cih, padahal kontolnya lebih manis dari lolipop itu.
Iri sekali, lolipop itu Vasilla hisap tanpa paksaan.
Esteve turun dari motornya, lalu menghampiri Vasilla. Dia menyeret gadis itu hingga sebelum Vasilla memberontak, Esteve sudah mengunci semua pergerakannya.
"Pulang sekarang."
***
"Apasih Stev, bisa gak jangan ganggu hidup gw lagi!" Protes Vasilla.
Esteve menggeleng, "Gak bisa, jadi gak usah tanya lagi."
Vasilla berteriak dan menjambak rambutnya, dia menunjuk Esteve.
"Lo bajingan sialan." Sentaknya yang membuat mata Esteve merah.
Pria itu menarik kedua bahu gadis itu dan membuatnya duduk di sofa rumah Vasilla, dia mendorong Vasilla hingga tertidur.
Esteve mendekatkan wajahnya ke arah pipi Vasilla, "Lo mau gw jadi bajingan beneran?" Tanya Esteve dengan remang - remang.
"Gw ini Alpha Female, anjing." Protes Vasilla.
Pria itu menaikkan alis kanannya dan terkekeh pelan, dia menarik dagu gadis itu.
"Inget, lo terlalu kecil buat jadi dominan kalo sama gw. Sayang."
"Tapi, lo bisa jadi dominan di atas gw. Lo bisa genjot gw pake pantat lo yang semok itu" ujarnya frontal tanpa rasa malu.
Vasilla merengek lalu menendang - nendang Esteve, dia mencoba mendorong tubuh pria itu tapi tidak bisa.
Memang benar.
Dirinya terlalu kecil untuk menjadi dominan jika bersama Esteve.
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...