866 - Saga I

67.7K 960 23
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mata tajam milik seseorang yang mengawasi beberapa murid yang berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah, hingga dia menunjuk seorang siswa dan menyuruhnya untuk mendekati dirinya.

"Besok cukur rambut lo, kalo gak. Gw bakalan ngadain cukur rambut gratis."

Siswa itu mengangguk dan pergi.

Pandangannya kembali menyita para murid - murid itu hingga, matanya bertemu dengan seorang siswi yang melanggar. Dia berjalan langsung untuk menghampiri siswi itu.

"Besok gw mau rambut lo itu, disemir lagi jadi warna hitam." Katanya lalu meneliti pakaian siswi itu.

"Kalo lo butuh donasi seragam, bilang ke gw. Gw sanggup bayarin, biar lo gak pake seragam adek lo."

Siswi itu hanya menggertakan giginya lalu menarik dasi sang ketos dan menghajar pipinya, pertama dia tidak suka diatur. Kedua, jangan ikut campur urusannya.

Tanpa memperdulikan sang ketos yang tertidur di tanah akibat pukulannya, dia pergi. Sementara itu, anggota osis yang lain membantu ketos SMA Xavier itu untuk berdiri.

Esteve Prince Davian, adalah seorang ketua osis yang memiliki julukan. The Emperor Xavier, yang bermakna ; bahwa dia adalah orang yang paling bisa mengatur di dalam SMA ini.

Keculi siswi tadi, siswi itu bernama Vasilla. Siswi XI IPS 4 dengan nama lengkap Vasilla Elina Granger, adalah siswi yang menjadi langganan osis atau bk.

Esteve memegang pipinya, sial pukulan Vasilla memang tidak main - main. Esteve sedikit menyeringai, dia tentu harus membalas ini. Jika Vasilla tidak bisa di nasehati dengan baik - baik, maka biarkan tangannya yang mengurus hal itu.

***

Jam istirahat mulai, Vasilla pergi keluar kelas untuk membeli makanan. Perutnya keroncongan sedari tadi, dia harus makan.

Saat menuruni tangga lantai dua, tubuhnya tertarik ke dalam ruangan alat kebersihan. Mulutnya dibekap dengan tangan, Vasilla mencoba menyiku orang itu tapi tetap tidak bisa.

Tubuh gadis itu terdorong dan menabrak dinding, rasanya sangat remuk dan sakit. Vasilla meringis dan melihat siapa yang membawanya kemari, matanya menajam dan rahangnya mengeras.

Dia akan membuat babak belur orang yang mencari masalah dengannya.

Esteve.

Pria tampan dengan tubuh yang gagah itu sedang melihatnya dengan seringai, dia membuka jas osisnya dan melepaskan tiga kancing seragamnya sehingga memperlihatkan dada bidangnya.

"Mau diapain, biar nurut?" Tanya Esteve.

Pria itu mengambil dua kursi, lalu mengaturnya menjadi berhadapan.

"Duduk terus ngomong."

Vasilla menaikkan alis kanannya, mungkin pukulan tadi pagi cukup membuat Esteve terusik. Dengan tersenyum miring dan menampilkan rasa puas, Vasilla duduk.

Melihat Vasilla yang sudah duduk, Esteve juga duduk dan mengapit kedua paha gadis itu.

"Gw tanya, lo mau di apain biar nurut?"

"Disepong"

Esteve sedikit mengeluarkan lidahnya untuk membasahi bibirnya, "Oke."

Pria itu menjambak rambut Vasilla dan mengarahkan wajah gadis itu di selangkangannya, tinggal beberapa centi lagi.

"Lo mau sepong kan, sepong punya gw."

Vasilla menggelang dan memukul paha Esteve, tapi tidak ada respon dari pria itu. Gadis itu panik, setau dirinya. Esteve tidak pernah melakukan hal sampai sejauh ini, ketosnya sangat jauh dari kata mesum.

Esteve masih mempertahankan posisi Vasilla, dengan satu tangan yang nganggur. Dia membuka sabuknya dan menurunkan resleting.

"Bangsat, gw gak mau. Esteve!." Teriak Vasilla memberontak.

"Kenapa enggak, tadi mau sepong kan?" Tanya Esteve.

Puas mengerjai Vasilla, dia melepaskan jambakannya dan sedikit mendorong tubuh gadis itu. Ketika gadis itu akan berbicara, Esteve sudah memasukan dua jarinya ke dalam mulut gadis itu hingga Vasilla tersedak.

"Inget kata gw, Vasilla. Sekali lagi lo buat malu gw, gw perkosa lo." Peringat Esteve.

Setelah memberikan pelajaran gadis onar itu, Esteve kembali membenarkan seragamnya dan memakai jas osis kebanggannya.

Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring.

"Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi.

Vasilla memukul kursi itu dengan marah, sialan. Apa itu tadi, Esteve benar - benar arhhh. Awas saja, dia akan memberi pak ketos itu pelajaran.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Punya Pak Ketos [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang