866 - Saga XVII

30.1K 515 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Pria itu melihat orang yang sebulan lebih telah memporak-porik hatinya, kini sedang menggoyangkan pantat seksi itu dengan sensual. Gadis cantik itu tengah dikelilingi para pria, sebuah senyuman miring tercipta di bibir ketua osis itu.

Dengan langkap tegap, Esteve menghampiri Vasilla lalu menarik tangan gadis itu kasar hingga membuat Vasilla terjengkit kaget. Dia bahkan sampai berteriak, karena takut terjatuh.

Vasilla menatap marah orang yang telah menariknya begitu saja, dia melihat badan besar dan berotot serta raut muka yang dingin.

"Apa maksud lo bangsat!?."

Mulut itu, Esteve benar - benar ingin membungkam mulut gadis ini hingga dia tidak bisa berbicara kotor lagi.

"Ikut gw."

***

"Esteve sialan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Esteve sialan."

"Esteve bajingan."

Umpatan yang diawali dengan nama Esteve menggema di sepanjang perjalanan menuju kostan pria itu, jujur saja kupingnya panas mendengarnya.

Setelah sampai di kostan, Esteve mengajak Vasilla untuk masuk. Yeah, masuk ke dalam kamar kostannya haha.

Esteve menutup pintu ketika mereka berdua sudah berdiam diri di kamar, sedikit melirik Vasilla lalu pria itu membuka kaos bajunya.

Dia bisa menangkap gerak-gerik Vasilla yang mulai waspada.

Esteve mengangkat alis kanannya dan tersenyum nakal, dia menghampiri Vasilla dan menyampirkan beberapa helai rambut di sela telinga gadisnya.

Tangan besar itu awalnya mengelus pipi Vasilla hingga turun ke bawah leher dan mencekik Vasilla.

"Engh"

Sial, desahannya seksi.

Pria itu mendorong Vasilla ke atas kasur dan menarik dress sedada itu hingga robek, dia masih menikmati ekspresi Vasilla yang sangat seksi menurutnya.

Merintih dan ketakutan.

"Stev"

"Ya sayang?" Jawab Esteve.

Pria itu melepaskan cekikan pada leher Vasilla dan memberikan gadis itu meraup banyak oksigen, sementara itu tangannya sudah beraksi dengan membuka kaitan bra berwarna bening itu.

Dia menghisap dada Vasilla dengan rakus, memutarkan lidah di dalam mulutnya dan membelai pentil itu lalu membuat kedua tangan Vasilla menjambak rambutnya karena merasa nikmat.

"Ahh"

Esteve melepaskan underwear milik Vasilla lalu memasukkan satu jari ke dalam vagina gadis itu, mengocoknya pelan lalu menambahkan satu jari lagi.

Dia bisa melihat bagaimana raut wajah Vasilla yang nikmat setengah menangis, dan deru nafas yang memburu. Membuatnya menjadi kenangan seksi yang terputar di dalam otaknya.

Menghentikan kocokan jarinya, Esteve beralih ke bawah. Tepat dimana mulutnya berhadapan dengan mulut bawah Vasilla, pria itu menjulurkan lidahnya dan menyedot aset itu dengan nikmat.

Vasilla yang mendapatkan serangan berkali - kali hanya bisa mendesah dan menjambak rambut Esteve. Pinggangnya naik berkali-kali, dia ingin menutup rapat pahanya.

Tapi Esteve dengan sigap kembali membuka, gadis itu melihat ekspresi hottest Esteve.

"Gw masukin, cakar kalo sakit."

Esteve membuka boxernya dan membuang ludahnya di telapak tangan lalu mengocok kejantanannya. Dia menuntun adik kecilnya untuk memasuki lubang itu, melirik raut wajah Vasilla yang penasaran dan takut membuatnya berpikir licik.

Dengan sekali hentakan, pria itu memasukkan miliknya penuh membuat Vasilla berteriak dan memeluk Esteve kencang. Wajah gadis itu mendongak dan mengap - mengap seperti kehabisan nafas.

Puas sekali.

Kembali menghentakkan pantat seksinya, dia memegang pinggang Vasilla sebagai tumpuan. Dengan ekspresi puas dan enak, dia menggigit bibir bawahnya.

Desahan Vasilla benar - benar mantep.

Dia ingin menusuk gadis itu lagi dan lagi.

"Esteve, mau kencing." Ujar Vasilla sembari memejamkan matanya.

"Tunggu gw, jangan dulu." Larang Esteve.

Mereka semakin mempercepat hentakkannya, saling berlomba-lomba untuk dimasuki dan memasuki. Hingga cairan putih itu keluar bersama teriakan yang seksi.

"Lagi? Gw ada 1 box kondom."

"Bangsat."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Punya Pak Ketos [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang