***
Sesuai perkataan Esteve, Vasilla bisa menjadi dominan di atasnya. Tapi tentu saja aktivitas ini dimulai dari pria itu terlebih dahulu, kini Vasilla berada di pangkuan Esteve.
Pria itu menyesap leher Vasilla dan meninggalkan beberapa bercak merah yang nantinya akan berubah warna menjadi ungu, Vasilla memegang bahu Esteve. Rasanya geli.
"Stev, jangan banyak - banyak buat cupang." Kata Vasilla.
Esteve tersenyum miring, "Mau buat di leher gw juga?" Tawarnya.
Vasilla menatap sebentar mata pria itu lalu menarik kerah seragam Esteve untuk mendekati bibir dan juga leher prianya, dan bibir pink itu menyesap leher Esteve dan meninggalkan bekas.
"Sekarang satu sama."
"Lo terlalu agresif sayang, tapi gw suka. Itu makin buat gw semangat."
Selesai mengucapkan hal itu Esteve sedikit mengangkat pantat Vasilla menggunakan satu tangan dan menyampingkan celana dalam gadis itu, dengan tangan yang lain membuka resleting dan membiarkan batangnya mengacung ke atas.
"Masukkin." Perintah Esteve.
Vasilla meneguk ludahnya kasar, perlahan dia menurunkan pantatnya dan baru masuk setengah tapi gadis itu sudah berhenti. Dia menyenderkan kepalanya di dada bidang Esteve sambil meremas bahu pacarnya itu.
"Gak mau dimasukkin ya?" Tanya Esteve sambil menyisir rambut panjang Vasilla.
Vasilla menggeleng, "Kenapa ukurannya lebih gede dari waktu itu, gw takut." Ungkapnya.
Esteve terkekeh kecil, "Ya gimana, lo agresif. Kontol gw semangat, gede jadinya."
Vasilla memukul dada Esteve, sialan.
"Santai sayang, ada gw."
Esteve menurunkan paksa pantat Vasilla untuk memasuki dirinya dengan sekali hentakan, membuat Vasilla berteriak dan mendongak ke atas.
Sementara itu, pria yang menjadi tersangka hanya tersenyum senang. Dia menggenjot Vasilla dari bawah dengan cepat, rasanya enak sekali.
Dada Vasilla yang naik turun dengan brutal membuat Esteve geram, jadinya dia meremas dada itu dengan keras membuat Vasilla mendesah.
"Stev.."
"Hm?" Dehem Esteve.
Vasilla menggelengkan kepalanya tak kuat, pria itu seolah buta dengan kode itu. Dia malah mendorong Vasilla ke kasur dan melepas tautan mereka, mengarahkan wajah Vasilla ke arah cermin.
Membuat gadis itu menungging dan memasukkannya dari belakang, tangannya menaikkan kemeja Vasilla hingga di dadanya dan menarik ke atas bra hitam itu.
Kedua buah kesukaannya menggantung indah dengan posisi yang sama seperti pemiliknya.
Esteve menampar pantat Vasilla lalu mengelusnya, dia juga memainkan puting Vasilla. Kepala Esteve mendongak, dia bahkan sampai menggigit bibirnya.
Vasilla melihat semua itu, bagaimana Esteve menunggangginya bak kuda liar. Ekspresi pria itu yang menggoda dan menyugar rambutnya disaat menghentakkan miliknya.
Semua itu terekam jelas menggunakan matanya, Vasilla tidak bisa berpikir jernih. Dia hanya bisa mendesah, sekedar memberikan hentakkan balik saja tidak bisa.
Dia kalah telak.
Esteve adalah pemegang kendali, tidak disekolah atau diranjang. Esteve selalu menjadi pemenang, sialan. Dia benci fakta itu, tapi dia juga menikmatinya.
Mereka berdua bergulat hingga ranjang pun turut mengeluarkan decitannya, hingga Esteve merasakan puncaknya. Dia mengeluarkan batangnya dan membiarkan cairan itu menyembur di punggung polos Vasilla.
Nafas mereka memburu, dan Esteve menatap Vasilla dengan senyuman nakal.
"Jangan kaya gitu lagi, atau gw genjot lo dua jam lebih."
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...