***
Esteve menunggu Vasilla yang sedang berbicara kepada Jean dan Xabiru, entah apa yang mereka bertiga bicarakan. Pria itu hanya menurut ketika kekasihnya meminta menunggu sebentar, karena bosan menunggu. Esteve mengambil ponselnya dan menscroll beranda youtube, isi berandanya tak jauh dari teori fisika, matematika, biologi.
Matanya terus menatap fokus pada benda persegi panjang itu, hingga dia menemukan video yang menarik. Seorang youtuber wanita yang berkemah di tengah malam dengan rintik hujan, itu pasti menenangkan.
Pria itu keluar dari aplikasi youtube dan memeriksa list jadwal bulan ini, sepertinya dia ada kesempatan untuk berkemah.
Tepat saat ia membayangkan sesuatu, Vasilla datang dan langsung meminta helmnya pada Esteve.
Esteve memasangkan helm itu kepada kekasihnya, "Mau kemah gak, sayang?."
Vasilla tampak berpikir sebentar, "Boleh aja, tapi emang gak bentrok ama jadwal lo?" Tanya gadis itu.
Dia khwatir jika Esteve terlalu memaksan dirinya untuk selalu bersamanya.
Esteve menggeleng, "Udah gw liat tadi sama atur ulang beberapa, hari minggu kemah ya. Nanti gw siapin alat sama bahannya."
"Gw juga ikut buat nyiapin."
"Iya sayang."
***
"Stev"
Vasilla hanya memakai bra dan underwear, tadi mereka kehujanan saat pulang sekolah. Dan sialnya Esteve tidak menyediakan jas ujan, jadilah mereka berdua kehujanan.
Saat sampai di kontrakan Vasilla, mereka berdua melepaskan seragam dan berbaring di ranjang. Sepasang kekasih itu juga melakukan deeptalk, guna untuk mengetahui satu sama lain.
Dan sekarang, Vasilla merasa seluruh tubuhnya merinding. Posisi gadis itu tengah duduk di sisi ranjang, dan Esteve yang berada dibelakangnya dengan tangan pria itu berada di pinggang gadisnya.
Esteve mengelap sudut bibirnya menggunakan lidah pria itu, dia menarik tubuh Vasilla menggunakan tangannya.
"Mau buat sore yang panas?" Tanya Esteve.
Vasilla menahan napasnya, sial dia seperti kelinci kecil yang tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu sebenarnya sangat malu, mungkin karena dia telah jatuh cinta kepada Esteve. Jadi setiap perlakuan Esteve yang menurutnya dulu biasa saja, kini mendebarkan rasanya.
"Akh."
Desahan itu spontan keluar dari mulut gadis seksi itu ketika Esteve menjilat belakang lehernya, otot Vasilla melemas.
Dia jadi mengingat ucapan yang pernah pria itu lontarkan.
'Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot'
Nyatanya deretan kalimat itu benar.
Kedua tangan Esteve meremas dada Vasilla yang masih terbungkus bra, dia membalikkan posisi gadis itu hingga kini dia berada di pangkuan Esteve.
Tatapan sayu yang diberikan Vasilla, membuat benda lunak Esteve mengacung tegak. Pria itu memasukkan dua tangannya ke dalam Vasilla sehingga membuat gadis itu melenguh dan meremas bahunya sembari bersandar di dada bidang Esteve.
Esteve semakin mempercepat gerakan tangannya hingga Vasilla berhasil mengeluarkan cairan bening itu.
"Lo keluar ya, kalo gitu ayo ngentot."
Kalimat frontal yang keluar dari mulut nakal mantan ketua osis itu semakin memperpanas nafsu mereka berdua, Vasilla mengangkat pantat semoknya dan perlahan kedua tangannya menurunkan boxer hitam itu. Dan munculah, Esteve Dick.
Dia menelan ludahnya kasar, jujur saja dia masih takut.
"Kenapa?" Tanya Esteve ketika Vasilla enggan menurunkan pantatnya.
Vasilla menggeleng, ahh. Pria itu menyeringai, dia mendorong turun bokong Vasilla dengan kasar hingga gadis itu mendongak dengan mulut yang mengap.
Dia suka ekspresi itu, harus dipaksa dulu ternyata.
Kedua benda yang saling melengkapi itu berlomba untuk menjadi penuh dan menjepit, mereka berdua hampir gila ketika mencapai puncaknya.
"Stev, ouch"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...