***
Senin, adalah hari dimana biasanya dibenci oleh para murid. Dikarenakan ada upacara, selain itu biasanya hari Senin diadakan razia secara mendadak.
Esteve dan jas osis kebanggannya memantau upacara berlangsung, pandangannya menyapu hampir seluruh lapangan. Hingga pandangannya bertemu dengan tubuh yang ia kenali, Vasilla Elina.
Tubuh gadis itu agak sempoyongan, dilihat - lihat juga dia seperti memegang perutnya. Feeling pria itu mengatakan Vasilla akan pingsan, karena itu Esteve menghampirinya dan menerobos barisan rapi itu.
Dan benar saja, saat Esteve berada di belakang gadis itu. Vasilla langsung menjatuhkan dirinya, untung saja ada Esteve.
Dengan segera pria itu membopong tubuh Vasilla dan membawanya ke Uks, anggota PMR juga terlibat. Mereka memeriksa keadaan tubuh Vasilla.
Saat sampai di Uks, Vasilla mencoba untuk membuka matanya. Mulut gadis itu meringis, dia meremas perutnya sendiri. Sakit sekali.
Esteve datang dan dia langsung memegang perut Vasilla.
"Kenapa? Perut lo sakit?" Tanya Esteve khawatir.
Vasilla menangis dan mengangguk, "Sakit banget, gw gak kuat." Ujarnya lalu menutupi matanya dengan lengannya.
Esteve menghela nafas dan berpikir, dia mengambil ponselnya dan memberitahu lewat grup osis ; bahwa dirinya akan membawa Vasilla ke rumah sakit karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pelajaran.
"Sini, pegangan sama gw. Gw gendong lo, kita ke rs ya." Ajak Esteve.
Vasilla tidak merespon, dia hanya mengikuti instruktur Esteve.
"Kita ke atm dulu, gw mau narik uang pake bayar periksa ke rs." Kata Vasilla dengan nada kecil.
Esteve menatap Vasilla yang berada di gendongannya, "Gw ada uang cash, pake uang gw aja dulu."
***
"Perut adik ini kosong, tidak terisi makanan sama sekali. Karena itu asam lambungnya naik, ini sudah ada resep yang saya tuliskan. Anda bisa menebusnya di depan, disana ada apotik."
Dokter itu menjelaskan dengan rinci dan Esteve mengerti.
Setelah selesai, Esteve mengantarkan Vasilla untuk pulang. Jujur saja dia tidak pernah sampai seperti ini untuk melayani seorang murid.
Esteve melepas jas osisnya, dia juga membuka seragamnya. Rasanya gerah, saat ini pria itu sedang membuat sup sayur dan telor sosis. Ahh dia juga memasak nasi, pantas saja gadis itu tidak makan. Tidak ada bahan makanan sama sekali disini, kecuali mie instan dan pop mie.
Sungguh pola makanan yang tidak sehat.
Selesai memasak, Esteve langsung menyajikannya lalu pergi ke kamar Vasilla. Dia membangunkan Vasilla dan menyuruhkan untuk makan.
"Orang tua lo kemana?" Tanya Esteve.
"Kerja." Jawab singkat Vasilla.
Esteve mengangguk, melihat gadis itu makan dengan lahap membuat Esteve tersenyum. Itu berarti makanannya enak kan?
"Jangan makan mie terus lo, gini kan jadinya." Sarkas Esteve.
Vasilla cemberut mendengarnya, "Ya, mau gimana lagi. Gw gak bisa masak dan bangun selalu kesiangan." Vasilla menyeruput sup sayur itu.
"Ya jadinya gak bisa masak mie." Lanjutnya setelah isi mangkuk sup itu tandas.
Esteve merasa Vasilla ini seperti tidak ingin ribet, tipe manusia yang ingin mudah saja.
"Yaudah, besok lo gw jemput. Gw bakalan dateng kesini jam setengah enam pagi, siapin diri lo."
"Gw cabut dulu, bye."
Vasilla melihat Esteve yang sudah menjauh, gadis itu langsung memegang dadanya. Ya Tuhan, deg deg-an asli. Arhh parah parah.
***
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Pak Ketos [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Dia menatap Vasilla yang terlihat berantakan, Esteve memberikan senyuman miring. "Baru segitu lo udah panas, apalagi gw genjot." Ujarnya tanpa filter dan pergi. Hallo, maaf sebelumnya. Cerita ini adalah revisi dari Beda Ba...